"Asalamualaikum ini kakak"tulis pesan ikhsan di aplikasi berwarna hijau kepada seseorang.
Ikhsan menunggu sekitar beberapa menit tapi sayang belum ada balasan yang ia terima. Ia menghela nafasnya dan menaruh ponselnya di meja, ia bangun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi.
Di sisi lain, meera sedang berbelanja di supermaket untuk membeli kebutuhan rumah. Ia tidak membawa ponsel yang ia simpan di dalam laci.
Setelah keperluan rumah sudah ia beli, meera lantas bergegas pulang di jemput sang abang. Perjalanan hanya 15 menit untuk sampai ke rumah, ia turun dari motor dan berjalan masuk ke dapur menaruh barang-barangnya di sana. Setelah itu masuk ke dalam kamar dan duduk di samping tempat tidur.
Ketika sedang mengistirahatkan badan, terdengar bunyi suara ponsel meera, meera lantas membuka laci dan mengambil ponselnya. Setelah itu ia buka, ternyata ada beberapa pesan yang seseorang kirim ke nomornya.
"Jangan lupa simpan nomor kakak ya"kata seseorang itu.
"Waalaikumsalam iya kak"jawab meera seadanya.
Tak berselang lama bunyi suara itu terdengar lagi. Meera membuka dan merasa risih dengan pesan yang seseorang kirim untuknya.
"ica udah makan? Kakak kirimkan makanan ya?"Tanyanya.
"Tidak usah ka"jawabnya yang langsung menaruh ponselnya ke dalam laci setelah mematikan data.
Di seberang sana seorang pria tengah menjambak rambutnya frustasi, karena pesan yang ia kirim hanya centang satu. Ia beberapa kali mengirim pesan tapi tidak ada balasan lagi.
"Apa ica merasa risih sama gue ya? Gue kan nanya yang wajar, terus salah gue di mana doang ahh"ujarnya yang berteriak tidak jelas.
Ia yang merasa kesal pun membanting ponselnya ke kasur dan keluar dari kamarnya. Berjalan dengan langkah kaki yang tegap dan wajah kesal, ilham yang melihat raut wajah sang kakak menatap heran, karena tidak biasanya sang kakak bersikap seperti itu.
"Kenapa loh?"Tanya ilham.
"Lagi kesel ham, masa iya gue chat ica nanya udah makan belum, mau gue kirim makanan gak, malah gak di bales-bales. Dan parahnya lagi langsung centang satu pas gue nanya gitu"kesalnya.
"Yeuh dasar gak ada akhlak. Loh pikir cewe kaya si ica bisa di tanya-tanya kaya gitu, cewe yang paham agama mana mau chatan sama cowo bukan muhrimnya"sewot ilham.
"Terus gue salah? Kan cuma nanya kaya gitu doang"kilah ikhsam yang tidak mau di salahkan.
"Masih nanya lagi, ya jelas salah lah"ketus ilham.
"Biasa aja dong, kan gue gatau masalah hal kaya gitu"cengirnya yang menampakkan gigi bersihnya.
Ilham menggelengkan-gelengkan kepalanya karena melihat tingkah sang kakak. Ilham dan ikhsan memiliki perbedaan yang berbeda, ikhsan yang memang orangnya tidak menahu tentang agama, sedangkan sang adik adalah lulusan pesantren yang sedikit taunya paham tentang agama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...