Ac 25

7 3 0
                                    

"Hallo, asalamualaikum"salam seseorang di seberang sana.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab Bu Dwi.

"Gimana kabar semua, sehat? Sudah lama saya tidak kesana ya"basa basi orang tersebut.

"Alhamdulilah sehat, bye the way ada apa nih bu telpon?"Tanya Bu Dwi.

"Tidak ada apa-apa bu, hanya ingin sekedar berbincang bincang. Hehe"katanya sambil terkekeh pelan.

"Owalah kirain saya ada apa bu."

"Oh iya, besok anak anak ada di rumah?"Tanya orang itu di seberang sana.

"Besok hanya ada saya dan Meera bu. Azam sedang ada urusan di luar kota, jadi tidak pulang selama tiga hari"jelasnya.

"Besok saya bersama yang lain mau ke rumah. Apa bisa?"Tanyanya lagi.

"Insyallah bisa bu, kebetulan resto saya tutup sementara waktu"ujar Bu Dwi.

"Alhamdulilah jadi bisa ya, yasudah itu saja yang ingin saya sampaikan bu. Besok saya kesana, dan ada hal penting yang ingin saya bicarakan."

"Kalau gitu saya tutup dulu ya bu, mari. Wassalamualaikum"ujarnya yang langsung mematikan telpon.

"Waalaikumsalam"jawab Bu Dwi yang langsung menaruh ponselnya ke tempat semula.

Resto tutup sementara waktu, karrna memang ada beberapa pembangunan yang sedang di renovasi. Mungkin sekitar seminggu lagi, mereka akan memulai kembali membuka resto. Ibu dwi sekarang sedang berada di resto melihat progres pembangunannya, sedangkan meera berada di rumah seorang diri.

Di lain tempat, Meera baru saja selesai merapihkan halaman rumah. Dan ia duduk sebentar untuk menghirup udara segar di temani secangkir air mineral.

Ketika sedang duduk santai menikmati pemandangan, Meera mendengar ponsel bergetar dan panggilan telpon masuk dari Salsa. Ia membuka ponsel dan menjawab panggilan dari sahabatnya.

"Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam, tumben telpon. Biasanya chat di mesengger"jawab Meera.

"Lagi pengen telpon aja sih, eh btw lagi ngapain?"Tanya Salsa di seberang sana dengan di selingi suara anak kecil. "Pasti Hilwa"gumam Meera.

"Lagi duduk, baru selesai beresin halaman rumah"ungkapnya.

"Rajin bener temen gue ini"puji Salsa.

"Oh iya gimana soal kemarin? Hilwa sempat bilang, katanya trauma kamu kambuh lagi"kata Meera.

Meera menekankan kata Hilwa, dan menjelaskan bagaimana ia bisa tahu keadaan Salsa waktu itu. Ya karena Hilwa yang memberitahunya lewat pesan.

"Alhamdulilah selagi ada Zaki, trauma masih bisa di kendalikan. Oh iya ngomongin Zaki, gue minta doanya sama lo. Semoga perempuan yang mau di jodohin sama Zaki. Nerima lamarannya ya"ujar Salsa.

"Aamiin semoga di permudah, emang Zaki udah fiks mau di jodohin?"Tanya Meera.

"Ya dia gimana keluarga, udah capek nyari jodoh kali, jadi pasrah. Haha"tawa Salsa di seberang sana.

"Penasaran nih, perempuannya siapa sih. Kasih tau dong."

"Rahasia, nanti lo juga bakal tau"kata Salsa di selingi dengan nada bercanda.

Mereka berdua banyak mengobrolkan banyak hal. Kadang mereka membahas tentang kuliah, tentang Hilwa, sampai hal random lain mereka obrolkan. Meera memang sudah tau silsilah keluarga Salsa, di mulai ia tau Salsa mempunyai trauma dan tidak dekat dengan ibunya, Meera tau semua itu, dari cerita Hilwa.

Hubungan Meera dan Hilwa semakin membaik. Dimana terkadang Hilwa setiap harinya suka mengirim pesan, walaupun singkat. Dan hubungan Meera dengan Zaki masih hanya sebatas seperti biasa. Ponsel yang Hilwa pakai sehari hari mengirim pesan ke Meera pun masih ponsel Zaki. Tapi, mereka tidak pernah mengobrol berdua walaupun mempunyai nomor satu sama lain.

Zaki hanya melihat obrolan sang adik bersama sahabat dari saudaranya itu, setelah itu ia langsung mematikan data dan menaruh ponselnya. Zaki tidak terlalu peduli dengan ponsel, karena ponsel yang ia pakai hanya untuk sekedar sang adik bermain game sesekali.

Almeera ChairunnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang