"Jangan pernah takut memulai semuanya dari awal, jatuh bangun sudah hal biasa. Kegagalan yang membuat kita kecewa adalah bentuk pencapain kita di masa depan."
-Puputmput159
Pulang dari pesantren meera dan yang lain sudah masuk ke kamar masing masing untuk bersih bersih dan lanjut sholat isya. 25 menit berlalu sholat isya sudah meera kerjakan, sekarang ia terduduk di samping kasur tengah mengamati poto-poto bersama dirinya dengan sang ayah. Tak terasa sang ayah sudah meninggalkan dirinya cukup lama di usia nya yang masih terbilang masih kecil.
"Ayah, biasanya di jam segini waktunya kita mengobrol banyak hal. Tapi semenjak kepergian ayah mengapa rumah ini tidak sebahagia dulu. Ayah selalu menanyakan kabar meera setiap hari walaupun ayah tau meera baik baik saja. Bagaimana perasaan meera hari ini? Ayah selalu tanyakan hal itu setiap kali meera akan tidur tapi sekarang, tidak ada satu pun orang yang tau tentang perasaan meera yah"curhatnya yang mengusap poto ia kecil bersama sang ayah dalam gendongan.
"Meera merasa gagal sekarang, ayah pasti di atas sana tau apa yang meera rasakan kan? Boleh tidak meera menyerah? Meera cape, meera ingin seseorang mengerti perasaan meera sekarang kenapa sesulit itu yah"jeritanya dalam hati sambil menahan air matanya supaya tidak jatuh.
Meera ingin di keadaan sekarang seseorang mengerti perasaannya, ingin mengutarakan apa yang ia rasakan tapi tidak ada yang mengerti dirinya selain harus memendam semuanya sendirian.
Setelah melihat lihat poto dirinya bersama sang ayah, meera keluar kamar untuk mengambil makan malam. Meera berjalan ke ruang makan dengan raut wajah yang datar seperti biasa, tidak ada ekpresi senang atau sedih. Memang kegagalan apa yang meera rasakan? Itu adalah privasi meera yang tidak ingin membocorkan hal ini kepada siapapun. Biarkan ia yang merasakan seorang diri, toh tidak akan ada yang peduli kan? Walaupun ada, mereka hanya penasaran selebihnya sudahlah....
Tap
Tap
TapSuara langkah kaki itu berhenti di sebuah meja makan yang disana ada sang ibu dan sang abang, meera duduk setelah itu menyendokkan nasi ke piring beserta lauk pauknya dan berdiri kembali. Ketika hendak berjalan sang ibu bertanya dan meera pun menghentikan langkah kakinya.
"Mau makan dimana?"tanya ibu dwi.
"Kamar"jawab meera seadanya setelah itu langsung pergi.
"Meera kenapa makan di kamar bu?"tanya sang abang.
"Tidak tau ibu juga sudahlah biarkan saja, kita lanjut makan aja"ujarnya dan sang abang mengiyakan kemudian lanjut makan.
Meera yang mendengar percakapan sang ibu dan abangnya hanya terkekeh pelan, meera tidak langsung pergi begitu saja dan dia bersembunyi di balik dinding. Ia yang mendengar percakapan itu hanya tersenyum dan kembali ke kamar. Tadinya ia akan mengambil air minum yang ketinggalan, tapi tidak jadi setelah mendengar ucapan sang ibu.
Ayah selalu menjadi sosok cinta pertama bagi anak perempuannya. Tidak ada sosok laki laki yang seperti dirinya, walaupun terkadang sosok seorang ayah bisa menjadi trauma bagi seorang perempuan. Banyak di luaran sana yang tidak bisa merasakan kasih sayang dari sang cinta pertama. Bahkan sering kita dengar seorang ayah tega menghabisi anak perempuannya bahkan lebih kejinya dia tega melakukan hal yang di larang kepada anaknya perempuan nya tersebut, bukankah itu menjadi trauma berat untuk anaknya? Bersyukurlah dan berbahagialah kalian yang masih bisa mendapatkan kasih sayang dari keduanya, di luar sana yang tidak bisa merasakan kasih sayangnya janganlah bersedih, ingat Allah tidak akan menguji kita di luar batas kemampuannya dan Allah tau yang terbaik untuk kita. Ambil hikmah dari setiap kejadian kejadian yang telah kita lewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...