"Asalamualaikum"salam seorang pria ketika membuka pintu.
"Waalaikumsalam, akhirnya kamu pulang"jawab seorang wanita yang menyambut kedatangan pria tersebut.
"ilham ke kamar dulu ya bund"ujarnya yang menyalami tangan wanita itu.
"Kamu istirahat, setelah itu tolong panggilkan kakak suruh ke bawah ya"titahnya dan ilham mengiyakan.
ilham melangkahkan kakinya menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar yang ada di sebelah kiri. Menaruh koper di bawah, setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi.
45 menit kemudian ilham pun selesai. Ia sudah memakai baju sehari hari ketika di rumah, dan setelah itu ia keluar kamar menuju kamar sang kakak yang berada di sebelah kanan.
Tok
Tok
Tok
"Kak"panggil ilham yang belum ada jawaban.
"Kak, ini ilham"panggilnya yang kedua kali, tak lama setelah itu pintu pun di buka.
"Hmm kenapa?"Tanya ikhsan dengan lemas.
"Di suruh bunda ke bawah"ujar ilham.
"Kamu duluan, nanti kakak nyusul"jawab ikhsan yang langsung menutup pintu begitu saja.
ilham yang melihat tingkah sang kakak di buat heran, pasalnya ikhsan tidak pernah seperti itu. Karena tidak mau terlalu pusing dengan keanehan sang kakak, ilham berjalan menuruni tangga untuk menghampiri sang bunda yang berada di ruang tamu.
"Bund"panggil ilham yang berdiri di samping sang bunda.
"Kenapa nak, duduk sini"titah bunda syifa.
"Ayah kemana bund?"Tanya ilham yang sudah duduk di depan sang bunda.
"Ayah di kamar. Oh iya, kamu tumben pulangnya cepat?"
"Tadi pagi salah info bund, yang bertugas ke bengkulu bukan ilham, tapi yang lain. ilham tugasnya besok. Karena dari bandara ke rumah cukup jauh, ilham singgah sebentar ke hotel baru setelah itu pulang"jelasnya.
"Besok terbang kemana?"Tanyanya.
"Besok terbang ke Denpasar bund"
"Hati-hati ya, kamu bawa penumpang banyak. Perbanyak doa sama dzikir"nasihatnya.
"Oh iya, lamaran kakak gimana bund. Lancar?"Tanya ilham yang baru ingat dengan lamaran sang kakak.
Huffttth
Bunda syifa menghela nafas kasar, dan sebab inilah yang menjadi pikirannya sedari tadi. Bunda syifa mengkhawatirkan sang putra sulung yang sedari siang belum keliatan batang hidungnya.
"Lamaran kakakmu di tolak, sebenarnya tadi-----"ujar bunda syifa yang mengantung ucapannya.
"Sebenarnya apa bund?"Tanya ilham yang penasaran.
"Jadi gini---------"ujar sang bunda yang menjelaskan kejadian yang terjadi di rumah meera.
Bunda syifa menjelaskan yang mana ketika ikhsan hendak melamar, ternyata ada pihak lain juga yang ingin melakukan hal yang sama. Mereka adalah keluarga Zaki beserta keluarga. Sempat ada keributan yang di lakukan ikhsan tapi untungnya tidak sampai terjadi apa apa. Setelah semua tenang, keluarga mereka mulai membicarakan kedatangannya masing-masing, begitupun dengan keluarga ikhsan. Tapi jawaban meera, meera menolak lamaran keluarga mereka dengan alasan ia ingin pokus ke pendidikan lebih dulu. Dan tidak mau karena lamaran ini, suatu saat bisa menjadi bebannya kedepan.
ilham yang mendengarkan penjelasan sang bunda, menganggukan anggukan kepala. Karena hal ini, tingkah sang kakak menjadi aneh dan cenderung lebih banyak diam. ilham paham, mungkin ikhsan butuh waktu untuk menerimanya.
"Tapi ilham rasa, ini bukan kesalahan meera bund. Karena kan dia tidak mau karena lamaran kalian, nantinya meera merasa di bebankan"ujar ilham.
"Iya nak, bunda juga tidak menyalahkan meera atas hal ini. Salah kakakmu juga yang sudah menaruh harapan terlalu besar, jadi ketika hal ini terjadi. Ia syok"jawab lirih bunda syifa.
"Bunda jangan terlalu memikirkan hal ini, kakak cuma butuh waktu untuk menerimanya. Seiring berjalannya waktu, kakak pasti paham"ujar ilham yang menenangkan sang bunda.
"Semoga ya nak"jawabnya dan ilham menganggukan kepala sambil tersenyum hangat.
ilham tidak sekaku itu jika bersama dengan keluarganya. Berbeda ketika di luar, ia dingin dan cuek. ilham memang sehangat itu, apalagi kepada sang bunda.
Setelah mereka banyak mengobrolkan tentang hal lain, tak lama ikhsan turun ke bawah dengan wajah yang cukup berbeda. Mata yang sembab, hidung yang memerah, dan badan yang sedikit lemas. Bunda syifa dan ilham menggelengkan kepala melihat tingkah ikhsan yang patah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...