Ac 16

4 3 0
                                    

Di pondok pesantren, mereka sedang melakukan kegiatan seperti hari biasanya. Zaki yang merupakan seorang ustadz, sedang mengajar para santri kakeknya yang sekarang di ambil alih oleh sang paman.

Hari ini jadwalnya para santri belajar dengan bunda mutia, bundanya zaki.

"Baik assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah kita bisa berjumpa kembali setelah sekian lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabar semuanya?"Tanya bunda mutia dengan ramah.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulilah baik ustadzah"jawab mereka serempak.

"Alhamdulillah, sekarang kita sudah memasuki bulan rabi'ul awal yang mana sering di sebut dengan bulan Maulid. Yaitu bulan kelahirannya Nabi kita, Nabi Muhammad Sallahu'alaihi wassalam. Menyangkut hal ini ustadzah akan menceritakan kisah yang menyangkut bulan kelahirannya.

"Di kisahkan di kota L, ada salah satu pestival yang sering di sebut dengan"Pestival Senjata Api"yang mana dalam pestival itu, mereka memperingati kelahirannya sebagai rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad Sallahu'alahi wassalam dengan menggunakan senjata api.

Pada suatu hari, ketika sedang melaksanakan pestival senjata api. Suara tembakan mulai terdengar bersahut-sahutan, hingga tiba pada suatu kejadian yang mana senjata api yang hendak di tembakan salah sasaran dan mengenai seorang gadis kecil.

Mereka yang ada di sana segera bergegas membawa gadis tersebut ke rumah sakit, tetapi ketika sudah sampai dinrumah sakit di kota L, pihak rumah sakit tidak bisa menanganinya. Hingga mereka membawa gadis itu ke kota A untuk pengobatan.

Sesampainya di kota A, seseorang telah memberitahu si ibu dari gadis tersebut. Yang mana sang ibu kaget, ketika mendengar keadaan anaknya dan langsung pergi ke kota tersebut.

Di rumah sakit kota A,  pihak medis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolongnya. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan gadis itu meninggal dunia.

"Dokter dimana anak saya?"Tanya ibu gadis itu dengan nada teriak.

"Mohon maaf ibu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tuhan yang di atas telah mengambilnya dan gadis itu pun meninggal dunia"ujar sang dokter.

Hati ibu mana yang tidak sakit ketika mendengar sang anak telah meninggal dunia, hati ibu mana yang rela anaknya meninggal karena akibat salah sasaran. Ibu gadis itu marah dan merasa tidak terima karena sebab acara pestival tersebut, anaknya menjadi korban. Ia berteriak dan berbicara dengan perkataan seperti ini.

"Dimana kau Muhammad! Dimana kau Muhammad!  Lihatlah karena kelakuan umatmu, anak saya meninggal. Kamu harus tanggung jawab!"teriak sang ibu sambil mengadah ke atas seraya memanggil.

Setelah mengatakan hal itu, sang ibu pergi ke ruangan khusus mayat. Sebelum membuka pintunya, sang ibu mengintip terlebih dahulu ke jendela. Tetapi ketika sedang mengintip,  sang ibu heran karena sang anak seperti sedang bercanda dan tidak seperti apa yang dokter katakan. Sang ibu yang melihat hal itu pun masuk dan membukanya.

"Sayang kamu lagi apa? kata dokter kamu sudah meninggal nak"kata sang ibu yang berjalan menghampiri sang anak.

"Mamah tutup pintunya! Tutup pintunya mah!"teriak sang anak yang membuat sang ibu heran dan menutup pintu.

"Sayang kenapa?"Tanya sang ibu lagi.

"Mamah jangan biarkan nabi muhammad pergi mah. Tutup pintunya!"ujar gadis itu lagi yang berbicara seperti mengulang ucapannya.

"Sayang kita hanya berdua di sini, tidak ada yang lain. Sadarlah nak"kata sang ibu yang berusaha menyadarkan anaknya.

"Tidak mah! Nabi Muhammad telah mengambil ruh saya kembali dan di berikan lagi. Terakhir dia (Muhammad) mengusap kening saya, lalu dia titip pesan sama mamah. Beliau bilang"Katakan pada mamahmu, bahwa dia (Muhammad) sudah bertanggung jawab."

Deg

Sang ibu terkejut mendengar penuturan sang anak. Dirinya meminta tanggung jawab kepada Muhammad, dan beliau langsung melakukannya. Sang ibu memeluk sang anak, dan dari kejadian itu. Sang ibu bersama anaknya memeluk agama islam. Alhamdulillah"cerita bunda mutia kepada mereka, dan mereka yang ada di sana mendengarkannya dengan khusyu.

"Apa yang bisa kita petik dalam cerita ini?"Tanya bunda mutia.

"Intinya selagi kita berkorban untuk umat islam, tidak ada yang rugi. Dan akan Allah balas sedemikian rupa"jawab salah satu santriawati.

"Betul apa yang hani sebutkan tadi. Bahwa selagi kita berjuang untuk umat islam, tidak ada yang rugi untuk kita"ujarnya. "Kalau begitu silahkan di lanjut kelas keduanya bersama ustadzah yang lain, ustadzah pamit dulu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"pamitnya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab mereka serempak.

Bunda mutia pamit dari kelas, dan setelah beberapa menit mereka menunggu. Datanglah seorang ustadzah yang lain melanjutkan kelas kedua.

Almeera ChairunnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang