Ac 2

11 5 0
                                    

Setelah dosen selesai dan keluar, mereka yang ada di kelas segera merapihkan bukunya ke tas dan bersiap siap untuk pulang. Begitupun dengan meera. Meera berjalan keluar kelas berbarengan dengan teman kelasnya yaitu salsa.

Salsabila Putri merupakan seorang gadis cantik yang memiliki kesamaan dengan meera yakni berhijab. Bedanya hanya sedikit, salsa hanya berhijab sedangkan Meera berhijab dan mengunakan penutup wajah atau sering di sebut niqob. Mereka memiliki kesamaan dalam hal hobi yaitu sama sama hobi membaca.

Latar belakang Salsa memang berbeda jauh dengan meera. Salsa lahir di keluarga yang agamis dan ayahnya adalah seorang kiyai pemilik pondok pesantren di desanya. Walaupun Meera tidak lahir dari keluarga golongan kiyai, tapi keluarganya termasuk kedalam keluarga yang sedikit mungkin paham akan agama. Dan walaupun Salsa terlahir dari seorang anak kiyai, dia di kenal ramah terhadap semua orang. Sikapnya yang sedikit bar bar bisa di satukan dengan Meera yang memiliki sikap yang cuek.

"Pulang sama siapa Meer?"Tanya Salsa ketika sudah di depan gerbang.

"Sama abang, ini udah di chat sebentar lagi sampai"jawab Meera yang sudah selesai dengan handphone nya.

"Kalau gitu aku duluan ya, sepupu udah jemput tuh"ujarnya yang sambil menunjuk ke arah mobil yang ada di pinggir jalan.

"Iya sana hati hati di jalan."

"Kamu juga hati hati, dadah asalamualaikum"salamnya yang sambil berjalan masuk kedalam mobil.

"Wa'aikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab meera yang sudah melihat temannya pergi meninggalkan kampus.

Menunggu sekitar beberapa menit, akhirnya sang abang datang menjemput. Sebelum sang abang sampai, ada beberapa orang yang menawarinnya untuk pulang bersama. Mau dia pria atau wanita akan Meera tolak karena ada sang abang yang akan menjemputnya, Meera pun hati hati dan dengan sopan menolaknya. Setelah sudah siap untuk pulang, Meera pun meninggalkan kampusnya dengan mengendarai sepeda motor bersama sang abang.

Perjalanan antara kampus ke rumah hanya butuh 45 menit. Sedangkan dari rumah ke kantornya sang abang membutuhkan waktu 1 jam. Apakah abang Meera tidak keberatan dengan antar jemput Meera? Jawabannya adalah tidak, sang abang merasa Meera adalah tanggung jawabnya setelah sang ayah tiada, sebagai seorang kakak ia juga mempunyai tanggung jawab untuk hal ini. Jadi sudah seharusnya harus saling membantu.

Sang abang memparkirkan motornya di halaman rumah setelah Meera turun. Setelah itu mereka masuk kedalam rumah setelah mengucapkan salam, keadaan rumah sangat sepi karena sang ibu masih di resto dan mereka berdua akan menyusul nanti.

"Bersih bersih dulu sana, nanti setelah itu kita ke resto"titah sang abang yang melihat adiknya malah duduk di sofa.

"Tunguin ya jangan di tinggalin. Adek gak akan lama rapih rapihnya"ujarnya yang bangkit dari duduknya.

"Iya sana"jawabnya yang sedang duduk sambil menyeruput segelas kopi.

Meera masuk kedalam kamar, ia bersih bersih lebih dulu setelah itu ganti pakaian dengan yang lain. 10 menit berlalu Meera selesai dan menghampiri sang abang yang sedang pokus dengan handphone nya.

"Udah ayo kita berangkat takut kesorean"ujarnya yang menarik tangan sang abang.

"Iya sebentar. Abang lagi ini dulu"jawab sang abang yang masih pokus ke handphone.

"Ayo ah lama"ketus Meera yang menarik tangan sang abang kembali, dan mau tak mau sang abang pun bangun dari duduknya dan menyimpan handphonenya di saku celana.

"Ck kamu nih, yaudah awasin tangannya abang mau ambil kunci rumah dulu."

Setelah ada perdebatan kecil, mereka pun meninggalkan rumah. Perjalanan dari rumah ke resto hanya 30 menitan dan berbeda arah jalan dari kampus Meera maupun kantor sang abang. Jalanan tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang.

Almeera ChairunnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang