Setelah pulang dari acara pernikahan ustadz zaki, mereka tengah berkumpul di ruang tamu dengan di temani segelas air putih dan kue dari peemberian umi nyai.
"Kamu wisuda kapan?"Tanya abang meera.
"Lusa bang"jawab meera.
"Setelah wisuda, rencananya ingin kemana?"Tanya ibu dwi.
"Belum tau bu, masih di pikirkan antara bekerja atau yang lain"jawabnya.
"Nikah aja gimana"celetuk azam sang abang.
"Gimana jodohnya aja bang, nikah juga harus ada calonnya."
"Abang sudah ada calonnya, kebetulan dia ingin kenal sama kamu. Gimana apa kamu mau?"Tanyanya.
"Siapa, apa meera kenal? Kalau memang niat serius ya datang aja dulu. Soal jawaban kan meera bisa jawab nanti ketika bertemu"ujar meera.
"Malam setelah kamu wisuda, dia akan datang ke rumah bersama keluarganya"kata abang azam dan mereka mengiyakan.
Percakapan mereka tidak berhenti di situ saja, mereka kembali mengobrol di ruang tamu dengan obrolan yang lain. Terutama membahas resto yang semakin hari semakin pesat dan sedang membuka lowongan banyak di bagian yang memang di butuhkan.
Di kota lain, terdapat satu keluarga yang terdiri dari lima orang. Keluarga mereka terkenal dengan kesederhanaan dan ramah terhadap sekitar. Mereka keluarga alexander keturunan dari negara luar yang menikah dengan wanita lokal. Kedua orang tua mereka tengah berada di halaman rumah sambil berbincang bincang.
"Oh iya mah, denger denger si adek setelah ini mau kuliah ke korea?"Tanya pak alex dengan ciri khas wajah bulenya.
"Katanya iya sih pah, belum tau juga dia mau kuliah kemana. Dia kan masih labil, masih pilih pilih gitu orangnya"ujar mamah anya.
"Kalau kakak fahri gimana bund, masih di kantor?"
"Harusnya sih udah pulang ya, coba ntar mamah telpon pah."
Mamah anya membuka ponselnya dan mencari nomor yang akan ia telpon. Setelah mencari dan ketemu, mamah anya menekan tanda telepon dan tak berlangsung lama telpon pun di angkat.
"Hallo asalamualaikum, kenapa mah?"Tanya pria itu sambil mengendarai mobil.
"Waalaikumsalam, kamu dimana?"Tanya balik mamah anya.
"Perjalanan pulang ini, ada yang mau di titip"ujar pria itu.
"Tidak ada kok, mamah telpon karena tumben belum pulang. Padahal sudah jam waktunya kamu pulang kantor"jawabnya.
"Ada sedikit masalah tadi di kantor. Karyawan sudah pada pulang, jadi kakak yang harus selesaikan sendiri."
"Yasudah kamu hati hati di jalan, mamah tutup telponnya. Wassalamualaikum"
"Waalaikumsalam"jawabnya di seberang sana.
Setelah telpon ditutup, mamah anya menyimpan ponselnya kembali ke saku baju.
"Di jalan katanya pah, ada sedikit masalah di kantor jadi pulangnya telat"jelasnya..
"Syukurlah kalau baik baik saja, takutnya terjadi apa apa jam segini belum pulang"ujar pak alex dan mamah anya menganggukan kepala.
Alexander atau sering di sebut pak alex tinggal di kota surabaya setelah menikah dengan wanita asal sana. Pria ini merupakan keturunan dari luar negeri yang mana ayahnya berasal dari sana, sedangkan mamahnya keturunan dari kota bandung. Agama keluarga pak alex islam, begitupun dengan kakak maupun adik dari pak alex semua beragama islam.
Pak alex menikah dengan mamah anya dan di karunia dua putra dan satu putri. Putra pertama mereka di beri nama Fahri Alexander, putra kedua mereka di beri nama Fenri Alexander, dan putrinya di beri nama Fenya Alexander. Jarak usia antara mereka sekitar 2 tahun, yang mana usia fahri sekarang 28, fenri 26, dan fenya berusia 24 tahun.
Setiap anak mempunyai sifat dan karakter masing masing begitupun dengan fahri, fenri, dan fenya.
-Fahri merupakan anak pertama yang cenderung dingin dan tak banyak berkata kata kecuali terhadap keluarganya. Memiliki wajah yang orang bilang tidak sesuai dengan sifatnya, memiliki wajah positive vibes tapi sifat dingin. Begitulah fahri.
-Fenri merupakan anak kedua yang bertolak belakang dengan kakaknya, Fenri memiliki wajah yang seram dan mata yang tajam. Tapi sifatnya sangat ramah dan hangat terhadap sekitar dan ia merupakan seorang badboy di kampusnya.
-Fenya merupakan anak terakhir atau putri satu satunya, yang memiliki wajah imut dan kiyut. Orang bilang wajah fenya tidak sesuai dengan usianya yang sudah menginjak 24 tahun. Ramah, hangat, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Tak jarang fenya selalu ikut acara kesosialan di kotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...