bab 10 keanehan yang terjadi

105 6 1
                                    

Malam ini, setelah merasa bosen dengan novel yang sedang ia baca, Vonzy Merasakan perutnya mulai pada konser. "Aduh, perut gue kenapa pada demo nih? Untung masih jam segini jadi gue gaperlu takut ada Wewe gombel," gumannya sambil menutup novel yang sedang ia baca.

Tak tahan dengan rasa lapar yang tiba-tiba menyerang, ia pun memutuskan untuk turun kedapur mencari sesuatu yang bisa dimakan.

Setibanya didapur, Vonzy membuka lemari kulkas, berharap menemukan sesuatu yang siap santap. Namun, hanya ada cumi cumi mentah dan beberapa bahan makanan lain.

"Ya ampun, nggak yang matang, mentah semua njir,sialan," keluhnya.

"Mau nggak mau harus masak sendiri deh." Meski agak malas, Vonzy akhirnya memutuskan untuk memasak. Ia mengumpulkan bahan-bahan yang ada dan mulai bergulat dengan alat-alat masak.

Vonzy memutuskan untuk membuat nasgor dengan cumi dan tumis kangkung. "Oke, kita mulai dari cuminya dulu."

Lalu dia sesekali ber nyanyi. " Goreng, goreng, masak, masak, tumis,tumis,,, Bimoli. Ayo kita masak-masak menggunakan Bimoli, bibir monyong lima senti." Gumannya sambil terus memasak.

*Emng rada rada ya guys*

Setelah beberapa saat, aroma lezat mulai memenuhi dapur. "Wahh, seperti udah matang nih," katanya bangga pada dirinya sendiri.

Tak lama setelah selesai memasak, tanpa disadarinya, ada makhluk-makhluk yang sedang memperhatikannya dari belakang. Ketika Vonzy berbalik, ia mendapati ibu, ayah, dan Abangnya sedang berdiri disana, memperhatikannya dengan mata terbelalak.

Degg

***

"Astagfirullah!" Serunya kaget. "Sejak kapan kalian disitu?"

Mereka bertiga hanya tersenyum, lalu ayahnya bertanya. "Sejak kapan kamu bisa masakk,Nak?"

Vonzy tergagap, tak tahu harus menjawab apa. "Ehh...anu... Sejak tadi aja,kok,"jawabnya terbata-bata.

Abangnya langsung maju dan tanpa ragu izin mencicipi makanan yang dibuat adiknya ini. "Wah,, enak nih," katanya sambil melahap satu suapan. "Gue nggak nyangka, Lo bisa masak de, de.minta donk." Ucapnya.

Vonzy menatap abangnya dengan tak percaya makanan main nyolong aja. "Enak aja, main nyolong aja makanan gue tuh!"batinya kesal.

*Kalo ngomong langsung takut yah guys*

Tak lama kemudian, ibu dan Ayahnya juga mencicipi masakannya.

"Enak banget, sayang. Ayah nggak nyangka putri ayah ini pinter masak juga," ujar ayahnya dengan bangga.

Seketika, suasana dapur berubah menjadi perjamuan makan keluarga. Mereka berbondong-bondong  memakan masakan yang tadi telah dimasak oleh Vonzy dengan sangat lahap.

Vonzy yang melihatnya hanya bisa bernganga, tak percaya dengan apa yang terjadi. "Makanan gue..."gumannya dalam hati."

"Jangan dihabisin donk! Aku juga pengen makan!"

Mereka mendongak melihat Vonzy yang masih berdiri.

"Kesini sayang kita makan" ucap ibunya.

Melihat keluarganya yang begitu antusias menyantap masakannya, Vonzy meresa kesal. "Yaelahh,, mending didunia gue dulu, walaupun gue dulu, hidup sederhana dia bisa makan sealas tukang macul," gerutunya pelan sambil memandang piring yang hampir kosong.

Akhirnya, dengan perasaan kesal, Vonzy memutuskan untuk kembali kekamarnya.

"Mom, aku keatas ya"katanya berbicara kepada ibunya.

"Yasudah, mending langsung tidur ya biar nggak kesiangan besok," balasnya.

"Hm,,iya"ucapnya langsung ninggalkan mereka.

Setelah kembali kekamarnya, ni anak langsung menghidupkan musik dan memasang earphone ditelinganya. Ia memutar  lagu favoritnya.

𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑐𝑒𝑚𝑝𝑙𝑢𝑛𝑔
𝑑𝑖𝑏𝑎𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑦𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑢𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑚𝑏𝑢 𝑒𝑎𝑎" 𝑠𝑜𝑛𝑡𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎
𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑔𝑒𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑎𝑠𝑒𝑝
ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑟, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑡𝑜ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛 𝑗𝑎𝑚𝑏𝑢

*saya tak tau dia nyanyi apa*

Dia bernyanyi sambil loncat loncat menjulangkan tangannya diatas dengan joget joget. Udah kayak caci kepanasan.

Dan ia sembari menghidupkan TV untuk melihat film dracin yang berjudul, Hidden love. "Wihh, ini gue bangett dah sama suami gue, mas duan cayangg! " katanya sambil mengkhayal, seolah-olah dirinya adalah sangat zhi, karakter utama drama tersebut.

Dengan semangat, vonzy mulai melompat lompat lagi diatas kasurnya, membayangkan adegan-adegan romantis di drama itu. "Wihh, sosweet banget deh sih suami gue! " serunya sambil tertawa kecil.

Sementara itu, dilantai bawah, ibu, ayah, dan abang vonzy sedang mengobrol di ruang keluarga setelah menikmati makanan tadi.

"Aku nggak nyangka, mom, vonzy bisa masak makanan enak banget, " kata abangnya. "Lain kali abang suruh dia buat masak lagi ah."

Ayahnya pun menimpali, "jangan kamu doang donk. Ayah juga mau. Enak aja kamu sendiri yang nikmatin."

Ibu vonzy mengangguk setuju, tapi raut wajahnya terlihat sedikit bingung. "Tapi ada yang aneh yahh... Setau mommy, vonzy nggak pernah bisa masak, apalagi cumi. Dia jarang benget masuk dapur," kata ibu vonzy, mengekspresikan kegelisahannya.

"Ayah juga mikir begitu. Vonzy sekarang beda banget ya. Bukan bisa masak, tapi juga bisa naik motor sport, suka bercanda, dan selalu ceria. Padahal, dulu dia orangnya pendiem, tertutup lagi dan nggak mau berbaur sama orang lain biasanya kalo berangkat juga suka dianterin sama mang andi atau kamu bang," tambah ayahnya.

Mereka bertiga pun terdiam, merenung, mencoba memahami perubahan besar pada vonzy. Sementara itu, dikamar nya, vonzy sedang menikmati waktu sendiri dengan musik yang mengema di telinga nya. Dengan imajinasi yang liar, ia terus membayangkan dirinya sebagai sang zhi, yang sedang bercinta dengan duan, pria idamannya dari dunia sinetron. "Ini suami gue banget, duh, andai ada beneran ahhh!" katanya sambil tertawa kecil, tak sadar bahwa keluarganya dibawah sedang memikirkan perubahan anehh yang terjadi padanya.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang