awal mula

66 4 0
                                    

Setelah kemarin membuat rencana untuk mencari tau orang misterius itu sekarang giliran saka yang maju, dia berada diruang guru untuk memberi penjelasan dan bukti bahwa adiknya tidak bersalah.

Guru pun yang menerima bukti tersebut akhirnya percaya bahwa vonzy tak bersalah.

Saka keluar dari ruangan itu lalu berpapasan dengan widya dan Vonzy.

"Gimana bang?" tanya Vonzy.

"Udah gapapa, mereka percaya" jawabnya.

"Oke, kalo begitu" ujar Vonzy dengan sedikit anggukan.

"Jadi sekarang giliran kita donk" celetuk widya menatap deka itu.

"Iya, tapi kalian harus hati-hati, ambil ponselnya, dia jarang pegang ponsel kalo sedang bersama arsenal" ucapnya dengan tatapan serius.

Kedua wanita itupun mengangguk menandakan paham dengan ucapan itu.

"Ya udah bang vonzy, sama widya ke kelas siulat bulu itu" pamitnya melirik widya disamping.

"Iya, tapi inget kalian harus hati-hati jangan sampe ketahuan" mengingatkan.

"Aman bang, yok wid" balasnya sambil mengajak widya.

Vonzy yang melihat sahabatnya itu melamun langsung  saja memanggilnya, "eh, wid,wid, malah bengong lo" panggilnya mengipas-ngipas wajah gadis itu.

Widya yang tersadar akhirnya menjawab, "eh,, ya, ada apa von" terbata-bata langsung melirik vonzy.

"Eh, lo ngapain bengong ngeliatin abang gue? Lo terpesona ama abang gue ya! Cieeee" godanya sambil cengegesan.

"Eh, nggak, apaan sih lo" menyangkal nya dengan perasaan malu.

Saka yang mendengar dan merasakan tatapan itu langsung saja mengedarkan pandangan karena wajahnya udah kaya kepiting rebus.

"Kalo suka bilang" godanya lagi.

Widya yang merasa malu langsung saja mencubit lengan vonzy.

"Ssh,awh" rintihnya.

"Sakit bego" gerutunya kesal.

"Ya lagian lo duluan yang cari masalah"

Sebelum vonzy menjawab Saka langsung saja berkata. "Udah, sana keburu ada orang dikelas itu"

"Iya deh, iya" balas vonzy dengan perasaan kesal karena dicubit tadi oleh Widya.

Mereka berdua akhirnya masuk ke kelas itu dan memastikan tidak ada orang.

"Lo jaga didepan gue mau kebangku dia" titahnya pada Widya.

Widyapun mengangguk pelan dan berjalan menuju pintu kelas itu.

Sementara vonzy sedang mencari ponsel milik Clara didalam tas milik gadis itu.

"Anjirr mana yah? Kok nggak ada sih?" celetusnya.

'Apa ponselnya dibawa yah'pikirnya sambil terus mengotak atik tas tersebut.

Pas dia nemu pansel itu Widya segera memanggilnya.

"Woy, buruan udah ada yang mau ke kelas" panggil nya cemas.

"Iya, iya bentar" balasnya langsung mengambil ponsel itu.

"Yok, keluar gue takut ketauan" ajaknya cemas.

"Kemon" balasnya langsung berlari dari kelas itu dan tak lupa menutup pintu kelas itu.

Mereka berdua berlari menuju taman belakang sekolah karena disana ada langit yang tengah sendiri.

"Woy, berhenti gue capee!" hentinya menahan lengan vonzy sambil ngos-ngosan.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang