bab 15 godaan erlangga

67 4 0
                                    

Vonzy sampai kedepan kelasnya diantarkan oleh langit dan erlangga, lalu widya nyamperin vonzy yang tengah mengobrol bersama mereka.

"Ehh, soryy yah tadi abang gue marah-marah ga jelas sama lo, jangan dimasukin ke hati masukin aja keATM bank," ucapnya vonzy dengan nada bercanda.

"Ya, santai aja." dengan ekpresi datar.

"Kalian lagi ngomongin apa sih?" kata widya muncul tiba-tiba udah kayak tuluy.

"Astagfirullah, lo ngagetin aja gue lagi ngobrol!" ujar  vonzy.

"Yah lagian lo, nggak nyadar dari tadi gue ada dibelakang lo tau," ungkap widya dengan nada kesal.

"Hehe, sorry gue nggak ngeh dari tadi" ujar vonzy sambil cengengesan.

Widya yang mendengar itu pun membebelakan matanya dengan malas.
Dan dia baru tersadar kalo pria yang tadi ngobrol dengan vonzy ia lah langit. Tapi widya ternyata tidak takut dengan pria itu.dia toh kan jago silat jadi kalo langit mau macam-macam dia tinju duluan biar gepeng.

"Lo pada ngapain didepan kelas gue?" tanya widya dengan wajah sinis.

"Nganterin pacar gue" jawab langit dengan datar.

Widya shok atas pernyataan langit dan beralih menatap vonzy. Vonzy yang ditatap maut oleh sahabatnya itu hanya cengengesan ga jelas udah kaya mau cosplay mbak kunti.

"Lo pacaran sama dia?" tanya widya dengan penasaran.

Vonzy yang grogi pun memasang wajah kalem dan berkata. "Hmm,,, iya" balasnya.

Seketika widya tak menyakang kalo sahabat nya ini berpacaran dengan seorang murid yang dijuluki moster schooll SMA Negeri antarestu. Dia berbalik dan menatap langit, "kalo lo berani sedikit saja nyakitin dia, gue hantam lo jadi karedok lenca" ungkapnya dengan wajah serius tapi kayak bercanda.

Langit menatap widya tajam. "Gue nggak akan nyakitin dia. lo bisa pegang omongan gue kalo gue berani nyakitin dia, lo bisa pukul gue sepuas lo,paham!!" jelas langit dengan wajah datar namun terkesan serius.

Dalam hati vonzy, "kok jadi gini ya anjjing, kan gue tadi cuman ekting kenapa dia malah nyebarin itu jancok-jancok tunggu nanti lo gue jambak lo,,, langit" gumamnya mau teriak dengan cemas dan kesal.

cemas karna rumor ini akan tersebar luas dan kesal karna langit malah keteterusan.

"Ehh neng bisa kenalan ga ya? hhe" tanya erlangga melerai kegaduhan itu.

"Apa lo liat-liat gue tojos tuh mata lo" jawab widya dengan wajah judes.

"Ehh, ampun neng kan kakang cuman mau kenalan aja neng kok jutek banget sih sama kakang." goda erlangga.

"Lo ngomong sekali lagi gue tendang noh burung lo, cepat pergi ke kelas kalian!!!" teriakk widya tengah kesal sama siluman kalkum itu.

Erlangga yang me dengar itupun buru-buru menutup burungnya dengan kedua tangannya, "ehh neng jangan atuhh,, nanti masa depan neng sama akang gimana?" tanya erlangga dengan cengengesan.

"Yah makanya lo balik ke kelas sana dan bawa ni tembok pramida sekalian" jawab widya dengan memegang pinggangnya dengan kedua tangannya disamping.

Sebelum erlangga disamuk masal sama widya dia buru buru menarik lengan langit. "Ayo pergi,keburu diamuk masal nanti sama mak Lampir" menatap widya sekilas

Widya yang mendengar itu menaikan suara volumenya, "apa,,, lo bilang?hah!!" tanya widya melotot kearah erlangga.

"Ehh tadi gue bilang mau jajan cilok sama langit gue pergi dulu yahh,, byee, byee, calon istri,,,, " jawabnya panik kemudian erlangga  melambaikan tangannya.

Widya yang sudah jengah dengan kedua makhluk itu menghembuskan nafas panjang dan berjalan kedalam kelas karna bel masuk sudah berbunyi. "Ayo masuk," ucap Widya menatap kearah vonzy.

Vonzy yang tersadar pun mengangguk dan mengikuti Widya dari belakang.

"Kok jadi gini yah, perasaan dalam novel nggak ada konflik begini, yaelah,,!! Gue mau pulang erenn, bibi, ahhhh,,,gue cape disini mending gue nyolong mangga aja dari pada disini," teriak vonzy dalam hati ngalantur,mana bisa dia teriak begitu didalam kelas bisa-bisa dia dinggap sengklek lagi.

Dan guru pun datang dan tersenyum lebar. "Baiklah anak-anak. Buka buku fisika halaman 67 dan kerjakan soal-soal berikut" peringatan guru itu.

Semua murid menjawab. "Baik, bu"

Sedangkan vonzy masih memikirkan kejadian itu rasa-rasanya pengen meledak kepala vonzy memikirkan semua ini. Dan kayaknya vonzy gideg dengan semua ini.

Waktu berlalu, dan akhirnya bel pun berbunyi Vonzy segera berkemas, bersiap  untuk pulang.

Namun, saat dia hampir mencapai gerbang sekolah, dia dihentikan oleh pak iqbal, guru baru itu yang dikenal galak. "Vonzy, bisa bicara sebentar?" tanyanya dengan nada yang sama sekali tidak menunjukkan maksud tertentu.

Vonzy terkejut, merasa sedikit gugup. "Iya, pak. Ada apa ya?"

Pak iqbal tidak langsung menjawab, melainkan meminta vonzy mengikutinya. "Bisakah kamu temenin saya sebentar?"

Vonzy mengerutkan kening, bingung dengan permintaan tersebut. "Kemana, pak?"

Pak iqbal hanya menjadi singkat, "ikut saja."

Vonzy mengikuti pak iqbal kedalam mobilnya, karna dia tidak tau apa yang mau pak iqbal ditanyakan pak iqbal.

"Kita mau kemana sih pak?" tanyanya penasaran.

"Nanti juga kamu tau" jawabnya santai.

"Lalu motor saya gimana pak?" tanya lagi karna motornya nggak ada yang bawa.

"Nanti asisten saya akan membawakan motor kamu kerumah kamu" Jawab guru tersebut.

"Kenapa nggak kerumah bapak aja biar nanti saya pulangnya naik motor aja" ujar vonzy heran apa yang sebenarnya guru ini mau.

"Nanti kamu pulangnya saya anterin diam aja disini" balas pak iqbal.

"Baik kalau gitu" ujar vonzy pasrah.

Dalam hati dia bergumam. "Mau dibawa kemana sih gue?".

𝐒𝐢 𝐰𝐢𝐝𝐲𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐮𝐥𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐡 𝐠𝐮𝐲𝐬 𝐝𝐢𝐣𝐞𝐦𝐩𝐮𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐮𝐩𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐝𝐢.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang