bab 26 rencana pertama

56 3 0
                                    

"Bang, bisa lebih cepet nggak? Gue takut langit kenapa-kenapa," pinta vonzy dengan suara parau, khawatir akan kondisi langit.

Saka menambah kecepatan sedikit, namun wajahnya masih menyimpan amarah yang tak terlampiaskan. "Gue nggak bisa percaya sama lo, von. Lo harus jelasin semua ini dengan detail nanti, biar gue tahu siapa yang main-main sama adik gue."

Vonzy mengangguk lemah. Dalam hatinya, dia bingung dan takut, tapi juga marah. Dia tahu betul ini bukan kesalahannya, tapi seseorang disekolah sengaja merancang semua ini untuk menghancurkannya.

Sesampainya dirumah sakit, langit segera dilarikan keUGD. Vonzy hampir tidak bisa melepaskan tangannya dari genggaman langit, tapi saka menariknya perlahan dan memaksa vonzy untuk duduk di ruang tunggu.

"Vonzy, lo harus jelasin sekarang. Apa yang terjadi? Siapa yang berani mitnah lo hamil? Lo benaran nggak hamil kan?" tanya saka, matanya menatap tajam.

Vonzy menggeleng dengan air mata yang masih mengalir di pipinya. "Gue nggak hamil, bang. Gue sendiri nggak ngerti kenapa ada yang naruh test pack positif ditas gue. Gue cuma tau, ada yang mau menghancurkan hidup gue, tapi gue belum tau siapa."

Widya yang duduk disebelahnya juga menambahkan, "vonzy nggak bohong, sak. Gue juga ada disana waktu semua terjadi. Kita harus cari tahu siapa yang berani melakukan ini."

Saka menghela nafas panjang, menenangkan amarahnya yang masih tersisa. "Oke, kalau memang ada yang mau ngejebak lo, kita sama-sama cari siapa pelakunya. Tapi, lo juga harus Hati-hati, von. Gue nggak mau kejadian kayak gini lagi sama ade gue satu-satunya."

Vonzy hanya bisa mengangguk, merasa sedikit lega karena setidaknya saka mau mendengarkan dan percaya padanya. Namun, pikiran vonzy masih sibuk dengan satu hal:siapa yang cukup kejam untuk melakukan ini? Apakah Clara?

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang UGD dan mendekati mereka."langit sudah stabil sekarang. Dia mengalami beberapa memar dan luka ringan, tapi tidak ada cedera serius. Kami akan memindahkannya kekamar perawatan, dan kalian bisa menunggu nya disana."

Vonzy merasa sedikit lega mendengar kabar itu. "Terimakasih, dok," ucapnya dengan suara lirih.

Setelah langit dipindahkan kekamar perawatan, vonzy langsung duduk disebelah ranjangnya, memegang tangan langit yang masih dingin. Widya dan saka berdiri didekat pintu, memberikan ruang bagi vonzy untuk bersama langit.

"Langit, maafin gue. Ini semua salah gue," bisik vonzy, merasa bersalah atas apa yang terjadi.

Saka mendekat dan menepuk bahu vonzy dengan lembut. "Dek, ini bukan salah lo. Ini salah gue tadi gue khilaf kebawa emosi nggak tau dia itu nggak bersalah. Maafin gue dek" celetuk saka, merasa bersalah.

"Udah bang, ini salah gue juga gapapa" balasnya.

Sakapun tersenyum kepada adiknya, lalu memeluknya dengan kasih sayang. "Kita akan cari tau siapa pelaku dibalik semua ini. Gue akan bantu lo dek, tenang aja"

Vonzy membalas pelukan itu, lalu mengangguk, merasakan sedikit kekuatan dari saka yang telah mau membantunya. Dia tau, bahwa permainan belum selesai, dan dia harus tetap kuat untuk menghadapi semuanya.

Sementara itu, disuatu tempat , Clara tersenyum puas. Tapi senyum itu mungkin tidak akan bertahan lama karena dia tidak tahu bahwa vonzy, saka, widya, dan langit akan segera menyusun rencana untuk mengungkap kebenaran dan menghentikan semua ini. Dan ketika waktunya tiba, Clara mungkin akan mendapatkan lebih dari yang pernah dia bayangkan.

𝑃𝑟𝑜𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑘

Suara tepuk tangan dan langkah kaki menuju kearah Clara dengan pakaian hoodie lekat dengan tubuhnya.

"Gimana? Kau puas dengan semua ini hah?" tanya pria itu dengan senyuman miring nya.

"Puas, sekali. Gue akan bikin lagi dia tersiksa lebih dari ini" jawabnya.

"Jangan berlebihan pada gadisku, gue akan bantu Lo apa saja yang kau ingin lakukan, tapi jangan sentuh dia lagi" ancamnya,sambil menyalakan korek api dengan rokok dibibirnya.

"Lo, sungguh mencintainya kan?"

"Iya,gue sungguh mencintainya, emang kenapa Lo tanya begitu?"

"Gue nggak habis pikir sama lo,dulu aja Lo benci sama dia karena dia adalah adik dari orang yang paling Lo benci tapi sekarang malah sebaliknya" Clara heran.

"Itu dulu sekarang,beda lagi"

"Terus Lo mau buat apa dengan cewe sialan itu?" Tanya Clara sedikit kesal sama pria itu.

"Gue akan bikin dia jadi milik gue seutuhnya" ucapnya dengan tersenyum smirk menatap foto Vonzy dihanphone milikinya.

Disisi lain Langit udah tersadar dan dia tengah disuapi bubur sama vonzy.

"Buru Lo makan nih bubur" ucapnya.

"Nggak" jawabnya dengan lirih ngambek.

"Cepetlah Lo jangan banyak tingkah deh,buruin makan" Vonzy yang jengah kepada langit.

"Tiupin" ujar langit dengan tingkah manjanya.

Mau tidak mau pun Vonzy melakukan yang langit minta walaupun dia sedikit geli melihat tingkah langit yang seperti ini.

"Iya,iya deh, nih" ucapnya seraya mengulurkan bubur itu kepada langit.

Langit dengan senang hati melahap bubur itu dengan lahap. Saka pun masuk kedalam kamar rawat itu dan menyimpan beberapa kantong keresek disofa kamar itu.

"Bang, gimana kita mulai membahas rencananya mumpung langit udah mendingan" tanyanya beralih menatap saka.

Saka pun mengangguk dan mendekati mereka berdua.

"Sekarang rencananya mulai dari mana?" Tanya Vonzy menatap kedua pria itu,dan menyimpan bubur itu diatas nakas.

"Gini yah,kan Lo ngit pemilik sekolah itu, gimana kalo Lo suruh orang buat cek cctv yang ada dikelas Ade gue.dan Lo dek mulai dari esok Lo dan Widya harus nyelediki Clara, gue curiga, karena Lo dan Clara tidak saling menyukai" jelasnya rencana mereka.

Vonzy dan langit memahami rencana itu.

"Kalau Lo bang?" Tanya Vonzy.

"Gue akan keruang guru untuk memberi keringanan agar tidak mereka tidak memanggil mommy sama ayah, karena kalau mereka sudah tau gue takut Lo malah dipindahin kelandon" jawabnya khawatir.

Vonzy pun mengangguk dan memeluk abangnya itu.langit yang melihat deka itu merasa cemburu sedikit.walaupun dia tahu mereka itu adik kakak.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang