bab 27 strategi

55 4 0
                                    

Rencana pun dimulai langit sudah menyuruh orang untuk memeriksa cctv. Selanjutnya Vonzy dan widya Tengah mengawasi Clara yang sedang sendirian di koridor sekolah.

"Von,kira-kira dia lagi ngapain disini sendirian? biasanya juga dia sama siarse?" Tanya wadya kepada Vonzy.

"Yok nda tau, tanya kok tanya saya" balas Vonzy dengan logat jawanya.

"Iss,Lo nih gue tanya juga" ujar Widya kesal sama vonzy.

"Lo lagi nanya yang nyambung donk,kan kita lagi mata-matain tuh anak" debat mereka dan Vonzy kesal.

"Hhe" tawa Widya menyengir.

Vonzypun tak membalasnya lagi dia lanjut mengintip Clara yang sedang mengobrol dengan tlpnnya.

"Sekarang rencana kita apa?" Tanya Clara pada orang yang ada diteleponnya.

................................

"Ouh yah terserah Lo gue ikut rencana Lo aja"

..................

"Udah kalo gitu" ucap Clara menutup telepon itu dan memasukannya kedalam saku bajunya.

Lalu dia pergi dari sana dan sesekali melirik kekanan dan ke kiri.

"Dia ngobrolin apa sih?kayaknya serius amat dari tadi gue liat" celetuk Widya.

"Gue juga nggak tau" geleng Vonzy dan melihat kepergian Clara.

'kok dia mencurigakan ya?' pikirnya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara saka sedang dalam ruang guru untuk memberi keringanan pada adiknya.

"Bu,saya mohon jangan dulu dilaporin keortu saya yah soal ini,saya akan cari bukti bahwa adek saya nggak salah!" Pinta saka.

"Tapi, kami minta Vonzy segera memeriksanya pada dokter,kami belum bisa percaya tanpa ada bukti yang jelas" balas Bu Agni guru BK.

"Silakan Bu, saya nggak bohong kalo ibu nggak percaya bisa periksa adek saya"

"Ya sudah,saya akan periksa adek kamu nanti Minggu depan,kalo terbukti adek kamu hamil,,maaf saya terpaksa akan panggil ortu kamu dan ngeluarin adek kamu dari sekolah ini" keputusan Bu Agni.

"Iya,Bu, terimakasih atas kerja samanya, kalo gitu saya permisi dulu" ucap saka lalu keluar dari ruang guru itu.

Saka pergi dari sana menuju kawan-kawannya dulu karena kalau ngebahas itu nanti dirumah dia.

"Dari mana aja Lo sak? Dari tadi ga nampakan batang idungnya," tanya arka yang tengah makan Sukro.

"ruang guru." Ucap saka sambil duduk didekat mondi.

"Ngapain Lo,dari sana?" Tanya mondi.

"Lo,nggak tau? Atau pura-pura nggak tau? Adek diakan ada yang mitnah anjayy" bukan saka yang menjawab melainkan arka pria yang bergigi gingsul itu.

"Ouh iya,gue lupa. Gimana sekarang?" Ujar mondi dan menatap saka yang tengah memainkan hpnya.

"Yah,gitu lah gimana lagi. Gue juga bingung siapa orang yang ngejebak adek gue." Jawab saka bingung.

"Siapa ya?" Mondi dan xaliza bersamaan dan arka dalam pikiran.

"Jangan terlalu percaya, sama orang yang terdekat siapa tau dia yang ada dibalik semua ini" kata Wiliam tiba-tiba dan menyerut coficinonya.

Mereka yang mendengar itupun hanya melongo karena mendengar ucapan ketua mereka.

"Hah!apa bos?gue baru denger sibos ngomong panjang dua kalimat" ejek arka dengan terkekeh pelan.

Wiliam yang diejek pun tak menghiraukan perkataan arka karena dia tau arka orang humoris.

Ada seseorang yang tersindir dan mengepalkan tangannya dibawah meja ntah itu siapa.

Mereka berempat pun berkumpul dikediaman grala/gralia. Sedang mendiskusikan rencana mereka selanjutnya,dan saka bertanya pada langit tentang cctv itu, "langit,mana CCTV itu gue mau liat"

"Nih"Jawab langit dengan tampang dinginnya.

Mereka pun memasangkan Flashdisk pada laptop milik Vonzy,dan mereka pun melihat seorang pria yang memakai Hoodie sedang menyelusup kedalam Kelas Vonzy dan Widya dan menaro sesuatu kedalamnya.

Setelah itu pria berpakaian Hoodie itu keluar, dari kelas itu ,dengan melirik kekanan dan kekiri. seakan-akan ingin mencuri ayam milik tetangga.

"Kan kata gue juga , gue itu dijebak anjay" ujar Vonzy semberingah.

"Ya,gue juga tau Lo itu dijebak oven" jawab Widya dengan nada mengejek.

"Apa Lo bilang?" Tanya Vonzy dengan nada kesal.

"Oven,haha" ucap Widya dengan tawa pelan.

Vonzy pun mencubit paha Widya karena terlanjur kesal masa dia disamakan dengan oven.

"Awww,sakit bego" miringis Widya menepis tangan Vonzy.

"Ya,lagian Lo siapa suruh nyebut gue oven,itu mangkanya rasain"

Kedua pria itu hanya menatap kedua gadis itu dengan malas. Tiba-tiba Vonzy pun bertanya kepada mereka bertiga, "ehh,, cowo itu siapa dah?punya dendam apa coba sama gue? Kok jahat bener main mitnah aja" tanya Vonzy mengernyit bingung.

Mereka semuapun menggeleng kepala nya pelan karena mereka juga tidak tau siapa cowo itu. Mereka memfokuskan mata mereka seorang itu dengan Intel,"ehh,itu liat kok bawa jaket, yang sama kayak Lo sak?" Tanya Widya pada saka dan mata masih menatap laptop itu.

Saka pun melirik Jaket yang dimaksud oleh tunangannya itu, lalu saka pun bertanya pada dirinya sendiri 'kok jaket itu sama kayak milik geng leodras.siapa tuh orang?'

"pasti ada penghianat digeng Lo" ucap langit santai lalu mengemil kripik.

Saka yang mendengar itupun merasa bingung. "Tapi siapa?" Tanya saka menatap langit.

Langit hanya menggeleng kepalanya.

"Bang, emang Abang pernah ada masalah apa gimana sama salah satu temen Abang?" Tanya Vonzy menatap saka.

"Tapi,von,gue curiga nih orang kerja sama, sama siclara anjing itu" timpa Widya curiga.

"Gue,juga mikir gitu.secara kan tuh orang benci banget sama gue"

"Kita harus nyelediki ini lagi, karena gue juga mau tau siapa orang itu? Dan motif apa yang dia mau" Ucap saka dengan mengernyitkan dahinya.

"Gue,setuju." Jawab langit.

"Eh,bang gue belum ngasih tau Lo"ucap Vonzy.

"Apa?"

"Jadi gini, orang yang sudah mengadu dombakan geng leodras sama Gaurav itu musuhan,ialah Clara dengan pria misterius dengan Hoodie kayak gitu bang, dia biang keladinya." Ungkap Vonzy dengan detail.

Saka sontak kaget mendengar perkataan Vonzy yang menyebut nama Clara, "Lo nggak bohong kan dek?" Tanya saka tak percaya.

"Ngapain juga gue bohong,kalo Lo bang nggak percaya.tanya aja nih sama Silangit gue dan dia yang mendengar itu dicafe sanitary." Balas Vonzy menyakinkan saka.

Widya tak menyangka dan mengapa dia tak diberi tahu soal ini. "Kok, gue nggak tau sih? Kenapa Lo nggak beri tahu gue sih?" Ujar Widya cemberut kesal pada Vonzy karena tak memberi tahunya soal ini.

"Yah,sorry,,gue lupa Ngasih tahu Lo soal ini hehe,,," cengengesannya.

Widya yang terlanjur bete pun kekamar mandi, karena mau buang air kecil dulu dan melampiaskan kebeteannya kekamar mandi.

"Ehh,Wid Lo kemana?" Teriak Vonzy pada Widya.

Widya tak menjawabnya dia terus melangkah kekamar mandi. "Yaelah,pake ngambek segala nih kakak ipar" ujar Vonzy pasrah.

"Jadi gimana nih bang?"

"Kita buat strategi buat mengungkapkan misterius itu"

Vonzy pun mengangguk dan mendengarkan rencana dari Abangnya. Dalam hati ingin dia pulang kedunianya. Tapi,dia juga nggak tau caranya.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang