bab 23 perjodohan

65 4 0
                                    

Dikediaman keluarga grala, ayah vonzy memanggil anak-anaknya untuk berkumpul.

"Ayah mau ngobrolin apa sih? Kok kayaknya serius banget?" tanya vonzy penasaran sehingga satu keluarga harus ngumpul.

"Jadi gini nih,,, ayah tuh mau jodohin abang kamu sama anak temen ayah." celetuknya menatap kearah saka.

Seketika saka menatap ayah nya tajam dengan tak percaya. "Apa?" tanyanya.

"Ayah mau jodohin kamu dengan temennya pak Andika, kamu harus Terima perjodohan ini" balasnya supaya anaknya bisa menerimanya.

"Nggak bisa gitu donk yah, saka kan belum tamat sekolah" ujarnya emosi.

"Ayahh juga nggak akan buru-buru paling tunangan aja dulu" ucapnya.

"Jadi kamu Terima ya"

"Nggak, saka nggak mau yah, saka nggak cinta sama dia" katanya kesal pada ayahnya.

"Terima ini atau pasilitas kamu disita sama ayah" ancam nya kepada saka.

"Tapi, yah,,," belum sempat saka ngomong udah dipotong sama ayahnya.

"Nggak ada tapi, tapi kamu harus Terima ini, kita akan dinner sama keluarga pak Andika minggu depan" ucapnya dengan nada tinggi dan amarah.

"Udah yah, udah" ucap ibunya meredakan amarah ayah anak-anaknya.

Ayahnya meninggalkan saka yang tengah melamun memikirkan semua ini. Ibunya menyusul ayahnya kekamar, dan vonzy angkat bicara. "Yang sabar bang ini cobaan buat abang, Terima aja" ucap vonzy mengusap punggung abangnya.

"Nggak bisa gitu dek, abang nggak cinta sama dia, dan abang juga nggak tau dia itu siapa?" ujarnya prustasi.

"Nanti juga, kan nikahnya juga nggak sekarang, bisa dipertimbangin kan?! Ayo ahh keatas udah malam nih mending bobo yuk?" ajak vonzy menarik lengan abangnya.

Abangnya pun hanya bisa pasrah dan menurut ke adeknya ini dan naik keatas.

Di Koridor sekolah vonzy tengah jalan sendiri tiba-tiba widya pun datang, dan mengagetkannya dari belakang, "ehh,, pak yanto" pekiknya karna terkejut. "Ehh lo ngagetin aja" melepas aerpon ditelinga nya.

"Ya lagian lo asik bener dari tadi main HP" ujarnya.

"Hm"

"Eh, eh gue ada berita penting nih!" celetuk widya.

"Berita apa?" tanya vonzy  dengan nada rendah.

"Gue mau dijodohin" ucap widya.

"Sama siapa?" tanya vonzy.

"Nggak tau, kan belum ketemu, gimana sih lo?!" kesal widya.

"Ngapain atuh, lo ngomong kalo nggak tau mah"

"Punya temen gini amat dah" ujar widya, dan mereka berdua pun sampe didalam kelas.

Seminggu berlalu hari ini hari dimana diner antara keluarga pak ivan dan pak Andika keduanya pun sudah kumpul disana tinggal putri keluarga pak andika yang belum hadirr.

"Eh, jeng ayu apa kabar?" tanya bu aurel.

"Baik, jeng, jeng apa kabar juga?" balas sambil bercium-cium pipi ala-ala emak-emak ketemu.

Vonzy yang hanya bisa menghela napas melihat ibunya yang sudah kayak emak-emak kekondangan, sesampainya disitu pak ivan pun bertanya. "Putri pak andikanya dimana pak?" tanya pak ivan.

"Oh, anak saya sedang dijalan bentar lagi nyampe kok" jawabnya sembari tersenyum.

"Ini anak bapa yang laki-laki itu yah?" tanyanya.

"Iya, pak ,namanya assaka gidawa grala," ucap ayahnya.

Saka hanya bisa diam tak menjawab. Kemudian datang seorang wanita yang memakai dres warna biru, pas saka dan vonzy menengok. Alangkah terkejutnya mereka kalau itu widya.

"Lo?" tanyanya bersamaan.

Hening seketika dan ibu widya bertanya, "kalian udah saling kenal?" tanyanya melihat kearah putrinya dan kearah saka.

"Dia, kakak kelasku bun" ucapnya dan duduk di kursi yang berdekatan dengan saka.

"Oh, jadi sudah saling kenal rupanya, jadi mempermudah perjodohan kita ya kan pak?" tanya ayah vonzy ke ayah widya.

"Iya, pak,"

"Kalian mengobrol lah ayah sama mommy akan ngobrolin dulu pertunangan kalian" ucap ayah vonzy.

Vonzy pertanya pelan kearah widya, "jadi lo dijodohin sama abang gue?" tanyanya.

"Iya, gue kira bukan dia" balasnya menengok kearah saka.

Saka hanya memutar bola matanya malas.

"Gapapa wid, lo jadi kakak ipar gue, lo bisa habisin uang nya abang gue" candanya menatap abangnya itu.

Widya hanya cemberut karna dia sebenarnya tak menyukai saka melainkan dia menyukai andre dari dulu, tapi takdir berkehendak, dia harus menuruti orang tuanya karena dia tidak mau disebut anak durhaka.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang