Bab 11 guru baru

94 5 0
                                    

Di Koridor sekolah ada seorang gadis yang sedang berjalan santai, menikmati musik dari earphone yang menempel ditelinganya. Ia vonzy, tiba-tiba, tanpa sengaja dia bertabrakan lagi dengan gadis Menye-menye itu, siapa lagi kalo bukan Clara. Gadis yang suka cari masalah dengan nya. Seperti biasa, Clara langsung menampilkan ekspresi kesedihan, pura-pura menangis seperti korban yang tak berdaya. Vonzy merasakan amarahnya bangkit lagi.

"Kenapa sih ni cewe caper mulu gue enek ketemunya. Pura pura jadi korban lagi, padahal dia yang nyenggol gue duluan, sialan" pikir vonzy dalam hati, berusaha menahan emosinya.

Clara langsung memasang wajah raut menangis dan memohon maaf dengan suara lembut dan agak sesegukan, "maafin aku yah vonzy. Aku nggak sengaja hiks."

Vonzy yang sudah sangat muak dengan akting Clara hanya mendengus kesal melangkah pergi tanpa memedulikan tangisan palsu itu. Namun, sebelum dia bisa pergi lebih jauh, tiba-tiba seseorang menarik tangannya.

"Eh, lo apa-apaan sih?" gumam vonzy sambil menoleh. Ternyata, itu arsenal yang sedang menarik tangannya.

"Kenapa lo buly Clara lagi?" tanya arsenal dengan nada serius.

Vonzy melepaskan earphone dari telinganya, menatap arsenal dengan tatapan tajam. "Apaan sih lo? Gue nggak buly dia yah bangsat. Jelas-jelas dia tadi nyenggol gue duluan. Jangan asal nuduh gue anjj."

Arsenal terlihat bingung, memandang Clara masih menangis tersedu-sedu. "Clara, bener kamu nggak sengaja?"

Clara mengangguk lemah, "aku gapapa kok, ar. Aku beneran tadi nggak sengaja... "

Disaat suasana makin tegang, tiba-tiba abang vonzy, saka, muncul dan mendekat. "Ada apa ini?" tanyanya sambil menatap mereka satu persatu.

Vonzy segera menjelaskan dengan nada penuh ke jengkelan, "gue dituduh lagi bully sicaper ini, padahal dia duluan yang nyenggol gue!"

Semua hening sejenak, tidak ada yang berbicara. Arsenal tampak bingung, tidak tahu harus percaya kepada siapa. Clara masih menangis, sementara vonzy terlihat semakin jengkel dengan situasi tersebut.

"Udahlah, gue pergi aja. Bosen sama drama murahan kayak gini," kata vonzy akhirnya, memutuskan untuk meninggalkan mereka semua. Sebelum pernah, dia melirik Clara dengan tatapan penuh kebencian. "Dasar anak babi" gumamnya pelan, namun cukup jas untuk didengar oleh Clara.

Dan ternyata Clara tersenyum tipis karena usahanya berhasil.

Vonzy melangkah pergi menuju kelasnya, dan ditengah jalan, dia berpapasan dengan widya, sahabatnya, yang menyambutnya dengan senyum lebar.

"Loh, lo kenapa? Muka lo kusut banget udah kayak cucian belum dijemur," tanya widya dengan nada heran.

"Biasa, anak babi bikin masalah lagi sama gue," Jawab vonzy dengan kesal."

Widya mengerutkan keningnya, "anak babi? Si Clara?"

"Iya siapa lagi kalo bukan simenye menye itu. Gue jijik banget kalo inget mukanya," Jawab vonzy sambil mendengus.

Bel tiba-tiba berbunyi, menandakan pelajaran akan segera dimulai. Mereka berdua masuk ke kelas dan menemukan bahwa suasana kelas dan menemukan bahwa suasana kelas sudah sedikit berbeda.

Tapi si vonzy tak menghiraukan nya dia kalah molor dikelasnya menanggupkan kepalanya diatas meja.

Bu Ratna wali kelas mereka, datang dan membuat sebuah pengumuman.

"Selamat pagi, Anak-anak," sapa bu Ratna dengan senyum ramah.

"Pagi, bu," jawab murid-murid serempak.

"Hari ini, saya ingin memperkenalkan guru baru kalian. Silakan, pak,"
Kata bu Ratna sambil melihat kearah pintu kelas itu.

Guru itu melangkah maju ke kelas mereka. Mereka semua keliatan sangat pangling kepada guru itu gimana tidak. Ganteng dengan kumis tipis, badan gagah, dan rambut rapi.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang