disatukan oleh tujuan

29 2 0
                                    

Vonzy yang melihat tingkah sahabatnya yang seakan-akan ada yang dirahasiakan lalu bertanya.

"Lo kenapa? Kok kayaknya nggak seneng gitu pelakunya udah ketauan?," tanyanya pada widya.

Widya pun menoleh tak menjawab pertanyaan vonzy lalu ia malah pergi dari perkumpulan itu.

"Eh, wid, wid, lu mau kemana kita belum selesai diskusi woyy," teriak vonzy herann.

Saka pun ternyata sebenarnya sudah menyadari kalo widya menyukai sahabat dia hanya berdiam diri tak berbicara satu katapun.

Lalu vonzy menyuruh abangnya itu segera menyusul widya tunangannya itu, "bang samperin gih, gw bingung dia kenapa, coba abang samperin. Gw takut dia marah ama gw,"

"Dia marah sama lu karena apa?," timpa langit bertanya.

"Ndak tau," vonzy pun menggelengkan kepalanya pelan.

Sakapun menurutin perkataan adiknya itu lalu beranjak pergi menyusul sang tunangannya itu.

Saat dia turun dari lantai atas ia melihat gadis itu tengah termenung menghadap kearah pagar garasi dengan tatapan yang kosong.

Kemudian ia pun melangkah dan mendekati tunangannya itu.

Sebelum ia sampai kearah sana ia mendengar omongan widya, entah kenapa perkataan widya seketika terasa sakit hati dia mendengarnya.

"Kenapa yah, andre penyebab dalang dari semua ini kenapa?"

"Gw nggak nyangka cwok yang selama ini gw kagumi ternyata hatinya busuk"

"Lo tau ga kalo gue tuh suka sama lo"

Itu yang Saka dengar.

Sakapun mau tak mau mendekati widya walaupun ada rasa sakit hati dia mendengarnya.

"Udah, jangan berlarut dengan patah hati," ucap Saka lalu duduk disebelah kanan widya.

Widyapun agak terkejut. Sejak kapan Saka ada dibelakang dia pikirnya.

"Lo bisa Moveon dari dia, sama gw" ujar Saka menenangkan hati tunangannya itu.

"Gimana gw moveon dari dia sedangkan dia cinta pertama gw" balasnya membuang wajahnya kearah garasi.

"Bisa"

"Bagaimana? Sedangkan gw tidak mencintai lo sak"

"Lo bisa mencintai gw secara perlahan,"

"Karena sebentar lagi lo akan  menjadi milik gw," celetuknya sambil tersenyum tipis.

Alangkah kagetnya widya lalu ia melirik kearah Saka.

"Apa lo yakin? Gw bakal bisa cinta sama lo?"

Sakapun tersenyum tipis dan berbisik ke telinga sang tunangannya itu.

"Apa sih yang ga mungkin didunia ini? Lo itu milik gw tetap akan menjadi milik gw" bisiknya lalu memeluk widya.

Widya seketika terdiam, lalu tersadar ia sedang dipeluk oleh Saka.

"Lo ngapain peluk gw?" tanya widya emosi.

"Emang salah yah peluk calon istri!" ujar Saka lalu mendunsel dileher widya.

"Ehh, lepas ga? Geli gw ihh!!" ucap widya yang kegelian dengan tingkah Saka yang tiba-tiba jadi gini.

"Nggak mau" kata Saka semakin mempererat pelukannya.

Ternyata vonzy dan langit dari tadi melihat interaksi mereka berdua dan mendengar percakapan mereka dari belakang.

"Gw jadi pengen meluk deh" ucap langit melirik kearah vonzy.

Vonzy yang mendengar dan peka langit sedang menyindirnya,lalu, "apa lo liat-liat lo gw colok mata lo yahh" ancam vonzy yang merasa diliatin oleh langit.

"Pengen pelukk, kayak gitu" seketika jiwa manjanya keluar.

"Nggak, nggak, bukan muhrim woyy. Enak aje lu" tolak vonzy.

"Itu mereka bisa kok kita ga bisa sih?" tanya langit seketika jadi kucing besarnya vonzy.

"Mereka dah tunangan, kita belum jadi jangan coba-coba yah, atau gw ga mau ketemu lu!lagi," ucap vonzy sinis.

Langit pun memanyunkan bibirnya, "ihh, ayang mah gitu, ngambek aku ahh"

"Bodo amatt, ngambek ajalah sampe taun depan oke. Gw mau kedapur dulu mau ambil cemilan bye bye" ucap vonzy meninggal langit yang tengah ngambek.

"Ah, ayang mah gitu. Tungguinn!!" teriak langit menyusul vonzy kedapur.

Ternyata saka dan widya pun melihat tingkah adik/adik iparnya yang sedang bertingkah seperti dirinya.

Mereka berduapun menertawakan itu dan terlelap dengan kebersamaan.

Transmigrasi Radewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang