Bab 11 | masih Bara

954 85 5
                                        

Sepulang dari rumah sakit Lian dan Aro memutuskan untuk singgah sejenak di markas, mereka memarkirkan motor mereka di halaman depan kemudian beranjak masuk.

Lian merebahkan dirinya di sofa dia merasa lelah sekali sedangkan Aro memilih jalan ke dapur membuat kopi.

"Nih minum dari pada uring-uringan". Aro meletakkan segelas kopi untuk Lian di meja. Lian membuka matanya kemudian mendudukkan badannya dan menyesap kopi yang dibuatkan oleh Aro.

Lian mengambil sebungkus rokok dari saku jaketnya yang terlampir di lengan sofa kemudian mengambil sebatang dan menyalakannya begitu pun dengan Aro dia mengambil sebatang rokok Lian dan menghidupkannya.

Hening.

"Hati aman Li?". Belum selesai ternyata Aro meledeknya.

"Bacot"

"Li Salsa udah punya pacar, lu berharap apa anjir"

"Selagi belum dinikahin si gua mah trabas aja". Jawab Lian santai

"Pacar lu mau dikemanain, brengsek juga lu gua liat-liat ya"

Lian menampilkan senyum miringnya menanggapi pernyataan dari Aro.

"Gua biasa aja sebenarnya sama pacar gua"

"Yaudah putusin Li, kasian anak orang dikasih cinta palsu"

"Awalnya gua macarin dia tuh buat liat reaksinya si Salsa doang"

"Wah brengsek, beneran pemain nih bocah"

"Gua pengen liat reaksinya dia ro, ya gua aja yang terlalu berharap kali ya"

"Gua kalo jadi Alessa sakit hati sih, udah gua sumpahin lu pasti"

"Ya emang rada bego gua"

"Bukan rada bego tapi bego banget, lu kan udah tau si Salsa punya pacar pake acara ngetes segala, kasian Alessa jadi korban tolol, tuh perempuan ga tau apa-apa, ya walaupun gua rada gedek sama dia tapi tetep aja kasian anjing"

Lian diam dia berpikir apa yang dikatakan Aro ada benarnya juga, dia jahat sekali sudah menyeret Alessa ke dalam urusannya yang hanya untuk memenuhi egonya sendiri. Lian mengaku kali ini Lian salah. Apakah sudah seharusnya dia mengakhiri hubungannya dengan Alessa sebelum semuanya menjadi terlalu jauh.

Tapi apa yang harus Lian katakan, sejujurnya Lian tidak tega, Lian takut akan menyakiti perasaan Alessa lebih dalam lagi. Perempuan itu mungkin terlihat sangat menyebalkan untuk beberapa orang salah satunya Aro, temannya yang satu itu tidak terlalu menyukai Alessa dia adalah orang pertama yang memaki-maki Lian begitu tau Lian berpacaran dengan Alessa, Aro merasa perempuan itu kurang baik karena dia pernah beberapa kali mendengar cerita kurang mengenakkan dari temannya tentang Alessa. Aro dan Lian memang sebelumnya sudah mengenal Alessa. Tidak, bukan mengenal secara dekat tapi mereka hanya tau saja.

Lian masih terlihat melamun memikirkan alasan apa yang harus dia gunakan untuk mengakhiri hubungannya dengan Alessa sampai akhirnya dia merasakan toyoran di kepalanya yang tentu saja pelakunya adalah Aro.

"Gua ngeri lu kesambet".

"Ah elah Ro".

"Udah nanti aja mikirinnya sekarang kita ngopi aja dulu".

Lian kembali menyeruput kopinya yang sudah sedikit dingin karena dia diamkan sejak tadi.

***

Salsa dan Bara sekarang sedang berada di warung pecel pinggir jalan untuk mengisi perut terlebih dahulu setelah tadi menjenguk Bila di RS.

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang