24

690 63 8
                                    

Perlahan kedua mata itu terbuka mencoba untuk menyesuaikan pandangannya. Semua orang yang ada disana terus menatap bahagia dan juga terharu lantaran kesadarannya yang  dinantikan sejak lama akhirnya terjadi. Pemuda menyerupai tupai itu menatap lekat keseluruh arah untuk memastikan dirinya berada dimana. Jisung melihat sekeliling dengan dahi yang berkerut menandakan dirinya sedikit merasa pusing, lalu pandangannya tertuju pada sosok manis sahabatnya yang kini tengah berdiri tak jauh dari ranjang yang ia tempati. Sudut bibirnya tersenyum melihat sosok pemuda manis yang bestatus sahabatnya itu.

"Fel-

"Jangan terlalu banyak bergerak dan memaksa untuk berbicara dulu nak." Ucap dokter Jack yang tengah memeriksa seluruh kondisi jisung.

Felix mendudukkan kembali dirinya ia menatap sahabatnya dengan mata yang berkaca menandakan ia akan menangis. Tanganya terulur mengelus pipi jisung dengan lembut.

"Jisungku kembali." Ucap felix lalu mengecup punggung tangan sahabatnya.

Pemuda tupai itu tersenyum kearah sahabatnya. Meski wajahnya yang terlihat pucat tidak menghilangkan kesan manis dalam wajah jisung. Tangan jisung bergerak ingin menyentuh pipi felix karena kondisi jisung yang masih lemah ia tidak sanggup untuk mengangkat tangannya.

"Kamu jangan banyak bergerak dulu ya?" Ucap felix yang kini tengah mengenggam tangan sahabatnya.

"Ja-jangan ting-tinggalka-kan a-aku." Ucap jisung dengan pelan.

Felix menggeleng cepat. Dia tidak akan meninggalkan sahabatnya. Dia akan tetap disisi jisung. Dia tidak akan kemana-mana.

"Aku akan selalu ada disisi mu. Cepat sembuh ya, aku menyayangimu. Sangat." Air mata felix terus membasahi pipi cabi miliknya sungguh ini adalah saat-saat yang ia nantikan dimana sahabatnya sadar kembali.

Hyunjin yang melihat kekasihnya menangis kini berjalan ke arah felix untuk menenangkannya.

"Sudah ya, kasian jisung kalau kamu nangis terus."

"Cepat sembuh jisung." Lanjut hyunjin.

Jisung mengerutkan keningnya saat melihat hyunjin pertama kalinya. Apa begitu lama ia tertidur sehingga ia tidak mengenali siapa yang baru saja mengajaknya bicara.

"Si-siapa fe-fel?" Tanya jisung pada felix.

Felix tersenyum pada jisung lalu menoleh ke arah kekasihnya. "Dia kak hyunjin dia kekasih felix."

Pemuda tupai itu menantap sahabatnya dengan tatapan seakan ingin felix memberi penjelasan padanya.

"Jangan terlalu dipikirkan. Kamu istirahat dulu kalau kamu sudah sembuh akan aku ceritakan semuanya." Ucap felix yang masih setia mengenggam tangan jisung.

Jisung tersenyum ke arah sahabatnya. "K-kak li-lino?" Tanya jisung dengan pelan. Dia menatap felix dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Di-dia baik-baik saja. Kamu jangan khawatir ya!" Ucap felix pada jisung. Dia tidak mungkin mengatakan pada sahabatnya yang baru saja sadarkan diri dari koma yang begitu lama dengan mengatakan bahwa kekasihnya tengah dipenjara atas tuduhan yang diarahkan padanya.

"A-aku i-ingin me-men-menemuinya f-fel. To-tolong."

Felix menoleh kearah hyunjin yang masih setia di belakangnya untuk meminta pertolongan agar memberikan alasan yang membuat jisung tidak terus menanyakan kekasihnya.

"Kamu pasti akan bertemu dengannya. Sekarang yang terpenting kamu harus sembuh." Ucap hyunjin.

Jisung mengangguk untuk menjawab apa yang pemuda jangkung itu katakan padanya. Ia berharap segera sembuh dan menemui kekasihnya. Sungguh jisung sangat merindukan sosok kelasihnya yang selalu ada untuknya.

A Big Secret  [Hyunlix] '𝗘𝗻𝗱'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang