Bab 1

73.6K 1K 45
                                    

Sarah tidak berhenti tersenyum malam itu bahkan dia masih tidak percaya tante nya yang bahkan mereka sudah lama sekali tidak bertemu, dekat pun tidak tapi dengan baiknya mau menguliahkan Sarah di kota.

"Bapak. Teteh sekarang bisa kuliah Pak. Teteh seneng!" Ucapnya sambil menatap foto mereka bertiga di dinding kamar.

Foto itu di ambil di warung bakso langganan bapak. Ibunya waktu hamil si kembar ngidam bakso telor di warung itu. Potret yang di ambil pakai kamera bagus dari seorang mahasiswa yang lagi KKN di kampung nya.

Dan baiknya mahasiswa itu mencetak foto tersebut dan memberikan nya pada mereka.

Ayahnya sudah lama meninggal waktu Verra dan Virra masih berada di kandungan karena terpeleset di kamar mandi sampai sakit berbulan bulan.

"Doain teteh ya Pak semoga bisa kuliah sampai selesai."

Beberapa saat kemudian Sarah pun memilih untuk tidur. Besok pagi dia harus siap siap kemas kemas barang untuk ke Jakarta.

Di suatu tempat yang sangat jauh dari rumah Sarah, sebuah hunian sederhana nampak terang oleh lampu lampu yang sengaja di nyalakan pada malam hari itu.

Rumah di kawasan elit. Berlantai dua tidak semewah dan sebesar rumah lain nya tapi cukup bagus dan modern berkat arsitektur yang bagus.

Pemilik rumah itu adalah sepasang suami istri yang sudah enam tahun berumah tangga.

Di dalam sebuah kamar utama terlihat wanita telanjang terengah engah dalam gempuran pria kekar yang begitu brutal menyetubuhinya.

"Akhhh ahhh... M Mas! Pelan pelan... enghh..." wanita yang tak lain adalah Rania itu sangat kewalahan setiap melayani suami nya yang tidak pernah mau bermain lembut.

Suami nya yang terlewat perkasa itu selalu membuat seluruh tubuhnya sakit dan pegal pegal.

"Aaahhh... astagaahh..."

Rania berdiri dengan kedua lututnya. Kedua tangan di tahan ke belakang punggung dalam satu rengkuhan tangan besar suaminya. Payudaranya yang bergantian di remas remas kencang oleh tangan satunya lagi.

Hentakan di bawah nya pun melaju laju. Kencang dan kasar hingga menimbulkan suara berisik intim.

Sudah setengah jam berlalu belum juga berhenti walaupun Rania sudah tiga kali klimaks tapi suami nya butuh waktu lama untuk klimaks.

"A aku... aku mau keluar lagi Mas... aakh."

Mata Rania sampai juling ke atas. Tidak bisa di pungkiri meski tidak suka dengan permainan kasar suaminya, Rania tetap puas karena bisa klimaks berkali kali.

Tubuh Rania jatuh tengkurap ke kasur dengan pinggul yang terangkat tinggi. Pinggang nya di cengkeram kuat sekuat laju hentakan pria yang akan mengejar pelepasan nya.

"Aaarrghh..." pria berperawakan besar kekar itu mengerang seperti hewan. Berat nan seksi.

Ia menumpahkan semua semen nya ke dalam rahim sang istri yang terkulai tak berdaya.

Pria bernama lengkap Revano Kalingga itu menggulingkan tubuhnya ke samping terengah namun tidak terlihat selelah wanita di samping nya.

Rania menelan ludah. Tidak munafik dia selalu terpesona dengan visual suaminya yang tampan dan gagah itu.

"Kamu kapan sih Mas main lembut nya sama aku? Badan ku remuk rasanya kalo udah layanin kamu." Rania menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia meringis betapa perih selangakangan nya.

"Kalo main lembut aku susah keluar nya. Main kasar pun tetep lama juga." Revano hanya menarik selimut sampai batas pinggang saja. Menutup mata dan satu lengan nya di letakkan di pelipisnya.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang