Bab 36

19.9K 1K 254
                                    

Punggungnya telanjang dengan tali panjang sampai melewati bahu, bokongnya sedikit terlihat karena saking pendek dan tranparans baju itu.

Mata Vano sudah memburu gelap. Tak sabar menggenjot lubang manis Sarah yang menggiurkan itu. Tanpa menunggu waktu miliknya dalam celana sudah keras dan sesak. Sudah gagah siap menumbuk numbuk lubang hangat Sarah.

Sarah seperti sengaja tidak menutupi tubuhnya dengan selimut. Vano duduk di belakang nya. Meremas dan mengelus bokong indah Sarah.

Sarah belum sadar. Vano terkekeh kenapa Sarahnya ini nyenyak sekali tidur sampai belum sadar vagina nya sudah ia usap usap dengan jari.

Dia naik ke kasur, "Sayang..." di belakang nya, Vano menghimpit tubuh kecil itu.

Tangan Vano masuk ke selangakangan Sarah dari belakang sehingga lengan nya diapit dua paha Sarah. G-string warna putih yang Sarah pakai begitu kecil minim dan menerawang.

Seperti nya sudah dibuat setipis itu sehingga tak perlu susah payah Vano merobeknya.

"Eenghhh.." Sarah mulai melenguh dalam tidurnya. Bahkan punggung nya sudah menempel di dada Vano berkaos itu.

Vano terkekeh mengecupi pundak mulus nya. "Wake up baby." Jari jemarinya terus mengucek dan memberi tekanan menggelikan di sana.

"Aaanghhh..." lambat lambat mata Sarah pun terbuka.

"Om Vano?" Serak suaranya bangun tidur.

"Aahhh... ahh.. anghhh." Sarah mendesah desah lirih. Tubuhnya bergerak gelisah teramat seksi.

Vano berhenti dan meminta Sarah untuk berdiri. Sarah pun turun dari ranjang. Dia berdiri di hadapan Vano yang kini duduk di pinggir ranjang menatapnya lekat.

"Mas suka sama bajunya. Kamu cantik banget pake baju ini." Tangan nya mengelus naik turun paha Sarah. Wanita itu cukup dekat sehingga wajah Vano bisa menciumi payudara Sarah yang tidak sepenuhnya tertutup lingerie.

Besar, putih, lembut meski tidak bulat sempurna karena agak menggantung rendah menjelaskan seempuk apa buah dada dengan ceri di atasnya.

"Nanti Mas belikan juga."

"Ngghhhh.. T Tante udah tidur?" Sarah membelai rambutnya sayang.

"Udah sayang." Dengan gemas Vano menguyel dada Sarah.

Cukup mengeluarkan payudaranya tanpa melepas baju, Vano sudah bisa menyusu di bukit empuk itu. Tangan tangan Sarah mengelus dan bermain main di rambut Vano.

Tatapannya yang layu karena rangsangan Vano tapi bibirnya tersenyum di sela desahan nya sambil mengelus kepala Vano seolah memberitahu pada pria itu bahwa dia suka menyusui nya.

Tak sadar dia semakin mengikis jarak sehingga benar-benar berdiri dekat di antara kaki Vano.

Mimpi mimpi semacam ini menjadi nyata. Sarah sudah sering memberikan dadanya untuk jadi mainan Vano suka suka. Ia tak terpaksa.

Lihatlah bagaimana bernafsu nya Vano menghisap hisap seluruh bagian payudaranya. Menggelitiki puting nya dengan liukan lidah. Menghisap hisapnya bergantian seolah sedang berusaha menghisap air di dalamnya.

"Aaahhh.... Mas Vano- enghh.."

Puting nya di gigit gemas. Cukup menggelikan dan beberapa kali Sarah tertawa.

Cukup lama dia berdiri memberikan payudaranya untuk dihisap, dikulum, di pilin pilin sesuka Vano.

"Kaki Sarah pegel Mas." Berdiri lima belas menit cukup pegal juga kan?

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang