Bab 6

27.9K 407 8
                                    

"Pak bubur nya 2 ya sama teh anget nya juga 2." Vano yang berdiri menjulang di samping pedagang bubur ayam memesan sarapan nya.

Bapak bapak usia sekitar 50-an itu mendongak karena memang Vano yang lebih tinggi dan berbadan kekar. "Iya Mas. Komplit?"

"Iya. Komplit."

Vano pun duduk di depan Sarah yang sedang memperhatikan anak anak muda bermain skateboard di area yang tak jauh dari tempat mereka.

Pria itu berdecak. Entah kenapa dia tidak suka jika perhatian Sarah tertuju pada anak anak muda itu apalagi Sarah memperhatikan nya dengan seulas senyum dan mata berbinar.

"Ekhem!"

Sarah menolehkan pandangan nya ke Vano dan agak terkejut dengan deheman keras om nya itu.

Sarah tersenyum kikuk.

"Kamu serius banget liatin mereka?" Tak sengaja Vano bertanya ketus dan datar.

Mata Sarah berkedip heran. Om nya terlihat kesal?

"Mereka keren om. Aku baru pertama kali liat secara langsung biasanya ada di tv tv atau vidio vidio YouTube." Sarah tidak menyembunyikan kekagumannya dan kembali memperhatikan mereka.

Vano berdecak.

"Kamu jangan deket deket sama cowo kayak mereka." Ucapnya tiba-tiba.

Karena bingung Sarah pun bertanya. "Memangnya kenapa?"

"Mereka cowok bebas. Pacaran gak cukup sama satu perempuan. Kalo kamu kenal, deket apalagi sampe pacaran sama cowok kayak mereka yang ada kamu bakal sakit hati."

"Jangan samakan di kampung dengan di kota, di sini kamu harus bisa jaga pergaulan Sarah. Paham?"

Perkataan Vano begitu serius dan tegas yang entah mengapa Sarah merasa seperti dia anak anak yang sedang mendengar nasihat dari orang dewasa. Sarah pun tersenyum begitu cantik dan menganggukkan kepala. "Iya om. Aku paham."

Vano menelan ludah sampai jakun nya terlihat seksi bergerak naik turun. Senyuman Sarah membuatnya ingin mencium dan melumat bibir itu lama lama.

"Ini mas bubur nya."

Suara pedagang bubur menghentikan Vano yang menatap lekat bibir Sarah.

"Terimakasih Pak." Kata Sarah yang dijawab senyum sopan oleh bapak itu.

Sarah tersenyum datar melihat banyak daun bawang di bubur nya. Dia tidak menyukai daun bawang mentah. Sarah jadi tidak berselera.

"Kenapa Sarah?"

"Hah? Ng nggak om."

"Kamu gak suka buburnya? Kenapa diliatin nya kayak gitu?"

Kayak gitu? Om Vano ini memperhatikan nya kah?

"Sarah cuma gak suka daun bawang om." Jujurnya sungkan.

"Oh. Saya pesankan lagi ya."

"Jangan! Ini aja. Daun nya Sarah buang aja."

"Oke." Vano menggeser mangkuk buburnya dan mengambil milik Sarah. "Sini, saya bantu."

"G gak usah om."

Vano tetap melakukannya. Mengambil dua lembar tisu lalu memisahkan daun bawang ke tisu tersebut.

Sarah tersenyum dan menatap haru. Entah kenapa dia senang dengan perhatian kecil Vano padanya. Mungkin Sarah sudah lama tidak diperhatikan seperti ini oleh sosok ayah

Perempuan itu memperhatikan Vano lama lama yang belum selesai menyingkirkan daun bawang dari bubur nya.

Om Vano walau pun keliatan galak tapi lembut juga ternyata. Baik sekali. Sarah membatin.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang