Bab 23

22.6K 465 28
                                    

"OM VANO!"

Dari kejauhan mereka melihat laki-laki berhoodi hitam sedang loncat loncat sambil melambaikan kedua tangan ke atas. Laki-laki itu tersenyum lebar sampai memperlihatkan gigi. Dia tidak sendirian, ada anak kecil perempuan dengan tas mungil di perut berdiri juga di samping laki laki itu.

"Dia manggil om?" Tanya Sarah mendongak ke Vano.

"Hm. Namanya Bastian."

"Lucu." Sarah terkikik karena Bastian tetap loncat loncat kegirangan.

Sedetik kemudian Vano menghentikan langkah mereka. Sarah menoleh dan dia melihat Om Vano seperti.... Cemberut?

"Bastian? Dia gak lucu!" Dengus Vano lalu melanjutkan langkah mereka dengan tetap menggenggam tangan Sarah.

Sarah keheranan. Om nya ini kenapa.

"Bos kuuuu..." Bastian langsung memeluk lebay Vano. "Long Time no seeeee..."

"Ck. Gak usah lebay deh!" Vano menggerakkan bahu bahunya dengan maksud melepaskan diri dari pelukan ponakan nya yang lebay itu.

"Tian kangen loh sama om. Dah lama banget gak main main ke Makassar." Ucap laki-laki bertindik di kuping kiri itu.

Vano acuh. Dia melihat ke bawah pada ponakan nya yang lain. Anak bungsu dari adiknya.

"Hallo Killa?" Vano usap pelan kepala anak itu.

"Hi om!" Killa masih ingat kalo di hadapan nya ini masih om nya tapi karena jarang bertemu, gadis empat tahun itu tidak akrab padanya.

"Kakak yang cantik ini siapa?"

Perhatian Vano begitu cepat mendengar Bastian tersenyum genit pada Sarah. "Itu kenapa muka nya! Gak sopan."

Bastian sok ngambek. "Ini muka ramah om. Ramaaaah. Tian harus ramah lah sama cewek cantik." Lagi cowok itu tersenyum manis pada Sarah.

"Bastian ya?" Kata Sarah.

"Loh? Kamu tau nama ku? Kok bisa?" Antara beneran atau bohongan Bastian kaget.

"Om yang kasih tahu. Udah ayo pulang." Vano menarik Sarah agar tetap di sebelahnya.

"Tungguin om! Kek tahu aja mobil nya di mana." Bastian menggendong sepupu kecilnya sambil berjalan cepat menyusul mereka.

Di perjalanan, Bastian yang menyetir dan Syakilla duduk di pangkuan Vano di jok depan. Sarah sendiri di jok belakang.

"Tian baru tahu tante Rani punya ponakan. Cantik lagi." Ucap Bastian yang diberi decakan sebal dari Vano.

"Kamu kan di Makassar. Gak tahu banyak sama istri om."

"Hehehee..."

"Btw, nama kamu siapa? Kayaknya kita seumuran ya?" Bastian bertanya sambil menoleh ke kaca mobil. Sehingga mata nya dapat bertemu mata Sarah.

"Namanya Sarah. Dia dua tahun lebih tua dari kamu. Yang sopan." Malah Vano yang menjawab.

"Cuma beda dua tahun om. Masih cocok lah buat jadi pacar." Candanya tertawa geli.

"Kamu liat sendiri kan Sarah? Tian ini genit banget, gak heran ceweknya di mana mana. Kamu harus hati-hati." Beritahu Vano. Sarah hanya mengulum senyum.

Sarah justru tidak begitu menghiraukan percakapan mereka karena perhatiannya tertuju pada Killa yang beberapa kali mencoba menengok ke belakang untuk melihatnya.

Apa jangan jangan Killa penasaran dengan boneka Labubu yang menjadi gantungan tas nya ya?

Sarah membetulkan tasnya agar gantungan boneka Labubu nya lebih jelas terlihat.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang