Prolog

165K 1.2K 38
                                    


• Note: cerita ini sudah selesai.
• Prolog + 48 Chapter lengkap
• EPILOG terpisah. Baca di Karyakarsa Tehmanismaduu

💋💋

Subuh itu di teras rumah yang sederhana sudah disiapkan meja panjang lalu di atas nya sudah ada beberapa wadah berisi makanan.

Seorang gadis muda berkaos merah muda menyiapkan kertas kertas nasi dan juga plastik.

"Ibu gorengan nya masih ada?" Teriaknya di ambang pintu.

"Gak ada. Udah di goreng semua."

Gadis yang bernama lengkap Sarah Pratiwi itu pun kembali ke meja. Berdiri di sana siap melayani pembeli.

Sarah tersenyum melihat seorang gadis SMA datang ke rumah nya.

"Tumben nih pagi pagi banget."

"Hehehe iya teh. Dini ada lomba di kecamatan, harus dateng pagi-pagi. Nasi uduk nya empat bungkus ya Teh pake telor dadar semua, yang buat si mamah pakein semur jengkol."

"Teteh buatkan dulu ya. Dini duduk aja dulu."

"Gpp. Dini mau liatin aja sambil berdiri."

Sarah tidak menjawab apa apa hanya tersenyum mengangguk dan mulai membungkus pesanan Dini.

Sambil bungkus membungkus, Sarah memulai obrolan kembali.

"Emang nya Dini ikut lomba apa di kecamatan?"

"Lomba pidato bahasa Inggris teh. Harusnya temen Dini yang biasanya ikut tapi karena dia udah dapet bagian lomba cerdas cermat terus waktunya juga bentrok jadinya Dini deh yang dipilih."

"Wah hebat dong! Berarti guru kamu percaya kalo Dini hebat di bidang itu."

"Hehehe... Dini takut demam panggung teh nanti malu maluin nama sekolah lagi."

"Halah paling cuma gerogi sedikit! Pokoknya Dini harus percaya sama diri sendiri ya."

Sarah itu bukan tipikal orang yang banyak bicara ramah pada semua orang hanya pada segelintir orang yang benar benar dia kenal saja. Salah satunya Dini, dulu waktu dia masih SMA dan Dini masih kelas satu SMP sering pergi sekolah bareng karena sekolah mereka berdekatan. Membuat keduanya jadi semakin akrab.

"Jadi berap teh?"

"Nasi pake telor delapan ribu, yang pake jengkol jadi sepuluh ribu. Berarti tiga puluh empat ribu."

Sarah menyerahkan pesanan Dini yang sudah dalam plastik bersamaan dengan Dini menyerahkan uang lima puluh ribuan. Sarah menerima uang itu dan mengambil kembalian nya.

"Kembalian nya enam belas ya."

"makasih Teh Sarah."

"Sama sama."

Tak lama kemudian tetangga yang lain pun satu persatu berdatangan untuk membeli nasi uduk nya.

Ini adalah pekerjaan nya selama menganggur setelah dua tahun lulus SMA. Tidak mudah mendapat pekerjaan di zaman sekarang apalagi kalo tidak punya orang dalam.

Hampir semua orang di kampung nya yang merantau ke Jakarta untuk bekerja harus menyiapkan uang jutaan biar bisa keterima kerja. Sarah boro boro punya uang jutaan. Ratusan aja harus dibagi bagi buat kebutuhan setiap hari.

"Sarah bakwan nya masih ada gak?"

"Ada bu Siti tapi tinggal empat lagi."

"Ya udah gpp— ini sekalian deh sama tempe nya. Sambal nya di pisah ya."

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang