Bab 11

24.3K 406 12
                                    

Bes, gw klo udh selesai nulis lngsung gw up tanpa d bca ulang. Jd, mohon bantu cari typo nya ya wkwk

Vano terus mendorong troli menuju kasir. Sarah di depan nya ikut berjalan sambil melihat lihat seperti mencari sesuatu. Vano cukup peka, kini dia berjalan sejajar dengan perempuan mungil itu.

"Kamu nyari apa Sarah?"

Sarah gelagapan. "Ng- Sarah nggak nyari apa-apa." Bohong nya padahal dia sedang mencari cari area camilan.

Walau tahu tidak akan beli karena tidak berani meminta pada om nya.

Pria itu berhenti jalan yang otomatis Sarah pun ikut berhenti. Vano menatapnya serius. "Kita gak akan pulang kalo kamu gak jujur sama saya."

Sarah cemberut. Astagaaaaa ekspresinya itu loh bikin Vano gemas.

"Sarah mau beli ciki." Ucapnya pelan sampai Vano tak mendengar.

Tau tau lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Sarah yang pendek. Vano harus menunduk rendah. Ia tersenyum geli melihat mata Sarah membesar mungkin kaget karena dia menatapnya dengan begitu dekat seperti ini tapi Vano senang Sarah tidak mundur atau menarik wajah.

"Saya gak denger. Ngomong yang jelas Sarah." Suara beratnya begitu lembut. Sarah meleleh sebenarnya.

"S Sarah mau ciki."

Vano kembali berdiri dengan benar. Ia usap usap gemas rambut Sarah. "Mau beli camilan? Ayo kita beli."

Kali ini Vano merangkul bahu Sarah sambil mendorong troli dengan satu tangan nya. Wajah Sarah terasa panas dan kikuk.

Mereka berada di rak rak khusus camilan. Sarah memilih milih ciki apa yang dia mau, secukupnya saja.

"Beli yang banyak buat stok kamu di rumah. Suka rasa ini?" Vano mengambil dua ciki rasa sapi panggang berukuran sedang."

"Sarah belum coba."

"Saya pernah nyobain dan rasanya enak." Vano letakkan ciki ciki itu ke troli.

"Ini juga... kamu udah coba?"

Sarah menggeleng dan Vano mengambil ciki pilihan nya lagi.

"Yang ini?"

"Itu enak tapi yang barbeque."

"Barbeque satu rumput laut juga satu."

"Kita cari yang lain jangan ciki doang."

"Tapi om Sarah mau ciki aja."

"Sekalian aja beli yang lain. Ciki aja gak cukup."

Sarah tidak bisa menolak. Vano bukan hanya membeli ciki saja tapi juga minuman kemasan, susu, Yakult, yoghurt, beberapa jenis cokelat, keripik dalam kaleng kaleng tabung.

"Banyak banget om." Sarah melongo. "Kayak mau buka warung."

"Nanti di abisin ya?"

"Hah? Mana sanggup, ini banyak tau om."

"Kan gak sekaligus Sarah.... Nanti kalo habis kita beli lagi."

Sarah tersenyum hangat. Ia mengangguk lembut.

Saat ini mereka sedang mengantri untuk pembayaran. Vano di belakang troli sedangkan Sarah di sisi kanan troli itu. Sarah benar benar pendek dan Vano gemas melihatnya dari belakang sini.

Beberapa saat kemudian belanjaan mereka pun sudah dihitung dan dibungkus 3 plastik besar.

"Totalnya empat juta tujuh ratus dua puluh empat ribu."

Sarah melongo sampai mulutnya terbuka. "Serius mbak?"

Kasir itu tersenyum dan mengangguk sopan.

Vano tersenyum geli dengan respon Sarah yang sepertinya tidak menyangka belanjaan mereka akan habis sebanyak itu. Bagi Vano itu tidak masalah, wajar kalo habisnya segitu.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang