Bab 30

23.2K 606 144
                                    

Yuk Vote dlu sebelum baca 💋💋
Teteh minta 400 vote+100 komen yaaa💋

Hari yang masih pagi itu dihabiskan oleh Sarah untuk tidur sampai jam makan siang tiba. Semua orang tidak mempermasalahkan dirinya yang tidur di kamar sementara yang lain berkumpul santai menikmati camilan.

Sarah cukup hati-hati turun dari ranjang nya. Masih ada rasa ngilu dan perih di selangakangan nya.

Tidurnya sudah cukup, saat ini sudah pukul 12 siang. Sarah berniat untuk mandi karena tadi langsung tidur tidak sempat mandi. Walaupun keringat di badan hilang oleh pendingin ruangan tetap saja Sarah tidak nyaman.

Untung saja kamar tamu memilik kamar mandi. Sarah tidak perlu ke lantai bawah. Dalam guyuran air shower yang menyegarkan, tubuhnya terasa rileks. Ia terpejam berdiri diam membiarkan air air dingin mengguyur nya.

Sarah keramas lanjut sabunan dan mencuci wajah dengan sabun wajah yang dia bawa dari Jakarta.

Rambut dan badannya di lilit handuk. Dia berdiri di depan cermin. Tidak full body tingginya hanya sebatas kepala sampai pinggang.

Sarah melepaskan handuk nya dan ia melihat betapa banyak nya kissmark yang Vano buat. Pipinya jadi pink, diam diam menghitung ada berapa merah merah di sekujur tubuhnya. Vano hanya menciumnya di bagian bagian yang bisa terhalang baju. Sarah agak lega jadinya.

Telapak tangan Sarah menyentuh bibirnya. Mengingat ngingat gerakan Vano menciumnya. Turun ke leher, mengulang kembali saat saat kecupan Vano berada di sana.

Nafas Sarah tercekat ketika ia menyentuh dadanya. Payudara yang bisa dikatakan besar itu menjadi spot favorit om nya bahkan di dalam mimpi pun Vano seperti bayi meminum ASI dari dadanya.

Ada banyak ruam ruam merah di dada dan perutnya bahkan di paha luar dan dalam. Wajahnya jadi panas teringat dengan sex mereka tadi dan semalam.

"Ya Tuhan." Bibir Sarah bergetar.

Dia sangat buruk, sudah melakukan dosa besar. Hal yang tak seharusnya dia lakukan pada suami tante nya.

Baru satu bulan lebih tinggal di Jakarta, Sarah sudah berani menyerahkan tubuhnya pada suami orang. Sarah menitikkan air mata. Memang dirinya dilecehkan tapi Sarah sadar tidak ada paksaan ketika miliknya diambil Vano.

Sudah dia katakan jika dia memang buruk. Bisa bisanya menikmati sentuhan Vano, pasrah pada tindakan pria dewasa itu. Bukannya marah dan merasa terhina, Sarah justru senang dengan Vano yang menatapnya hangat, memperlakukan nya sayang, perhatian dan memanjakan.

Ada perasaan diterima dan menerima setiap Vano menyetubuhinya. Kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sudah dia dapatkan dari Vano. Cara pria itu menatapnya, menyentuhnya, berkata manis, membelainya penuh hasrat mendamba. Sarah terbuai oleh bujukan pria itu lewat sentuhan sentuhan pada setiap inci tubuhnya. Rayuan rayuan seperti ini pada akhirnya menjerumuskan nya pada hubungan terlarang ini.

Pelecehan yang dilakukan Vano memang tidak bisa dibenarkan tapi apa yang mau dia laporkan? Sadar betul dirinya juga... menginginkan.

Berawal dari rasa penasaran malah terjerumus ke dalam dosa besar. Sarah mengusap pipinya yang basah. Masih berdiri telanjang depan cermin.

Usianya masih muda tapi sudah kehilangan mahkota. Sarah memberikan nya pada Vano. Pria dewasa yang sudah memiliki istri. Pria dewasa yang baik dan perhatian padanya, pada pria dewasa yang dia sukai Sarah tak akan dapat apa apa kan?

Cklek.

Sarah berjengit kaget mendengar suara pintu yang di buka dan di dorong kasar. Vano menghela nafas lega. Pria itu berjalan dengan langkah panjang.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang