S2 Chap. 7: Lock Down

211 37 3
                                    

Aizawa Shota.

Satu dari sekian banyak orang yang lelah dengan kehidupan dan segala hal berbau duniawi., kecuali tidur dan sleeping bag.

Kali ini, malam ini, Aizawa melakukan investigasi. Ya, dibilang investigasi sih agak kurang cocok karena yang ia lakukan adalah pergi ke kantor polisi, membaca laporan kesehatan yang berisi sederet Quirk milik [Y/N] meski mereka tak tau seberapa banyak Quirk si bocah yang masih tersembunyi.

Dan tentu semua itu ada di dalam rencana seseorang.

Aizawa menghela nafas ketika ia membalik halaman ketiga. Sejauh ini ada lima lembar yang masing-masing memuat satu Quirk dan deskripsinya (dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisis ahli meski belum semua terungkap).

Wajah Aizawa makin berkerut tiap membaca kalimat demi kalimat.

Sebenarnya, apa yang All For One telah lakukan pada bocah itu selama ini? Apa rencana si villain itu?

"All For One.." Aizawa agak lepas kontrol sedikit. Ia menggebrak meja, mengagetkan beberapa polisi termasuk Tsukauchi dan All Might. "Sial!"

Anak sekecil itu berkelahi dengan All For One entah sejak kapan.

Dan Aizawa tak bisa melindunginya! Kalau insiden yang mengakibatkan perut [Y/N] tertusuk tak terjadi dan All Might tak menyelamatkannya, tak ada seorangpun yang tau keberadaan si bocah itu.

[Y/N] bisa saja masih berada di bawah kendali All For One, tanpa ada yang tau apa yang terjadi dengannya.

"Eraser, aku tau ini berat tapi kau harus tenang. Kita harus berpikir jernih dan mengambil langkah selanjutnya," ujar Tsukauchi.

"Apa All For One mengatakan sesuatu?" tanya All Might.

Tsukauchi menggeleng, "Hanya mengeluh punggungnya gatal dan beberapa omong kosong lain."

All Might mengangguk, "Apa ada petunjuk lain?"

"Ha'i mohon maaf, personil kami terbagi dalam beberapa misi. Saat ini, pimpinan menginstruksikan sebagain besar personil untuk menyelidiki pemimpin muda She Hassakai. Kami belum ada kemajuan tentang keluarga  dari pihak ibu [Y/N] dan anak-anak lain yang mengalami nasib seru—"

"PAPA!!"

Oh Tuhan, anak bontot Aizawa yang ke-21 itu berlari frontalan ke arahnya. Tunggu, bukannya dia seharusnya berada dengan 1-A?

"[Y/N]? Ada ap—"

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, si bontot sudah melompat ke arahnya yang tentu saja ditangkap dengan sempurna oleh sang hero.

Dengan air mata dan ingus mengalir deras [Y/N] berkata, "Papa! Uhh.. Malam Jumat Kliwon! Kunti! POCI DI AMBULAN! Hwaaaaaa!!!"

Ilmu parenting yang kesekian: cara menenangkan anak (bekerja untuk sebagian anak)

Aizawa mendekap si bocah, mengayunnya sedikit, dan menepuk-nepuk punggung [Y/N], "Tak apa.. tenanglah dulu."

Bukannya tenang, [Y/N] malah menjadi-jadi. Tangisannya terdengar ke penjuru ruangan sampai ruang sebelah, "HWAAAA! PAPA! TADI.. TADI KIRI KANAN KULIHAT SAJA BANYAK MAKAM!!"

Aizawa mendekapnya lebih erat. Bohong kalau bilang ia tak tertarik dengan ceritanya, tentang apa yang terjadi pada putri botol yakult nya itu dan siapa yang bertanggung jawab.

Ia mencoba menggali agak dalam. Siapa tau ini kasus darurat yang butuh tindakan cepat.

"Makam?" tanya nya lembut.

"MAKAM!! MAKAM BESAR, LUAS! DAN.. DAN NAMA [Y/N] DISANA! DI.. HWAAA!!"

Oke, Aizawa tau kasusnya agak runyam dan aneh sekarang. Aizawa melirik ke Tsukauchi yang sudah siap dengan buku dan pena.

My Hero: Daddy Issue [Aizawa Shouta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang