VN¹

715 21 34
                                    

Yuk, ikuti akun ini agar kamu nggak ketinggalan update terbaru tentang cerita Venus!

Siap-siap untuk jatuh cinta dengan kisah Venus! 💖💖💖

🕊️🕊️🕊️

One direction - perfect 🎶🎶

"SATU POIN LAGIIII, PLEASE MIPA SATU HARUS MENANGGGG!" teriak Celia, kedua telapak tangannya melingkar di samping mulutnya seolah berbentuk toa. Rambutnya yang terurai panjang bergoyang-goyang mengikuti gerakannya, menyerupai bendera yang berkibar ditiup angin. Sorak-sorai Celia bergema di lapangan, mencampur aduk dengan suara riuh penonton lainnya.

"Ck, udah-udah. Lo nggak capek, teriak-teriak mulai dari tadi Cel?" Tanya Viong Aganta Davidson, yang sedari tadi duduk diam sambil menopang dagu malas. Matanya yang indah berwarna cokelat itu menatap Celia dengan tatapan datar, seolah tak terpengaruh oleh euforia pertandingan.

Viong menarik pelan baju Celia agar sahabatnya itu kembali duduk.
"Aduh Viong, harusnya lo juga ikut semangati kelas kitaaa"

Viong memutar bola mata malas, lalu kembali menopang dagu nya sambil menatap kebawah dimana dua kelas sedang bertanding basket.

Dia memang benar-benar bosan!

"Put, balik kelas yok. Kayaknya Celia masih semangat banget nonton nya" kata Viong sambil menoleh pada Putri, yang berada di samping kiri nya, sedangkan Celia berada di samping kanan nya.

"Yah. Gue juga masih pengen lihat Yong" jawab Putri.

"Habis ini, kita langsung ke kelas. Lagian lo nggak kasihan lihat Celia segitu semangat nya, malah ditinggal?" Tanya Putri. Viong menatap Celia yang kini kembali berdiri, sambil bersorak penuh semangat untuk kelas nya.

"Iya, lanjut aja" jawab Viong, diangguki Putri, lalu mengikuti Celia berdiri.

Viong menatap malas, pada cowok-cowok yang sedang berlari demi memperebutkan satu bola. Mereka berkeringat, berdebu, dan terlihat sangat lelah, tapi tetap bersemangat. Viong menggeleng pelan, dia tak mengerti kenapa orang-orang begitu antusias dengan olahraga.

"Apasih yang menarik dari nonton basket?" Heran Viong, sambil menatap cewek-cewek dan laki-laki juga, yang menonton pertandingan itu dengan sangat antusias. Jujur, Viong nggak ngerti apa yang seru dari basket,bola atau yang lainnya. Dia lebih suka menikmati kesunyian sambil main game di handphone-nya.

"CURANG!CURANG! MASA KELAS GUE KALAH?" Suara celia bergema di lapangan, membuat beberapa orang menoleh ke arahnya.

"Curang? Hello...kelas lo memang bukan tandingan kelas gue, hahaha" sahut salah satu gadis dari bangku bawah, sambil menatap Celia dengan tatapan meledek. Gadis itu bernama Sari.

"APAAN SIH LO? EMANG CURANG AJA KELAS LO!"

"DIH? NGACA DEK, NGACA!" Teriak Sari juga, tak kalah garang. Sari langsung menunjuk Celia dengan jari telunjuknya, seolah menantang.

"LO JUG..."

"Astaga Cel, udah ah kita balik kelas!" Potong Viong, dan segera menarik tangan Celia menuju kelasnya tak lupa dengan Putri.

"Yong, gue kesal banget sama tuh cewek anjir" ucap Celia, napasnya masih ngos-ngosan karena marah.

"Pengen gue gunting, tuh bibir monyongnya" tambah nya lagi, sambil berjalan menuju kelas nya.

"Lo sih, bilang curang-curang segala. Emang cowok kelas mereka tuh hebat-hebat, main basket nya" jelas Putri.

Celia memanyunkan bibirnya, kesal. Dia memang nggak bisa menyangkal kalau MIPA2 adalah jagoannya basket. Apalagi ada satu, ralat, banyak cowok tampan yang menjadi penghuni kelas itu.

VENUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang