VN⁸

148 13 5
                                    

Follow sebelum baca!!

Happy reading 🫶🏻

"Anjiss ada murid baru Cok, cakep banget" ucap Gavin tiba-tiba, sambil duduk di bangku nya.  Suaranya bersemangat, penuh kekaguman.  Gavin memang selalu punya cara untuk membuat suasana di kelas menjadi lebih hidup.

"Seriusan lo?" Tanya Niel
"Iya! Tadi dia nanya ruang kepala sekolah dimana. Suara nya bangsat, merdu banget kayak suara azan" jelas Gavin, matanya berbinar-binar.

"Sialan lo! Emang nggak bener cerita sama lo!" Kesal Niel, lalu duduk di samping Alfa kembali. 

Keadaan kelas 11 MIPA² kembali hening, saat satu guru masuk.  Ibu Devi, guru Bahasa Indonesia yang terkenal dengan sifatnya yang tegas dan humoris.

"Selamat pagi" ucap sang guru, bertepatan dengan suara langkah kecil memasuki kelas. Etensi semua mata langsung tertuju pada gadis, yang berambut coklat terang itu.  Rambutnya terurai indah,  menyerupai gelombang laut yang lembut.

Cantik!

Bahkan kaum hawa, juga mengakui itu.  Gadis itu memiliki aura yang menawan,  seakan memancarkan cahaya yang memikat hati.
"Kenalin diri kamu nak" ucap Ibu Devi
"Halo, gue Kirana. Salam kenal semuanya" ucap Kirana dengan lembut, sambil tersenyum.  Senyumnya manis,  menyerupai embun pagi yang menyejukkan hati.

"Bu bisa bertanya?" Tanya Niel langsung.  Niel selalu punya cara untuk membuat suasana sedikit lebih hidup.
"Bisa Niel silahkan" ucap ibu Devi
"Kirana, asal sekolah lo darimana?" Tanya Niel basa-basi.
"Gue dulu sekolah di SMA BUNGA BANGSA di Kalimantan, tapi satu tahun terakhir ini gue pindah ke Amerika dan balik lagi kesini"
Jelas Kirana
"Kok bisa pernah sekolah di Kalimantan?" Heran Gavin kali ini.
"Karna dulu gue tinggal disana beberapa tahun, sebelum Pindak ke Jakarta" jelas Kirana
Membuat mereka mengangguk paham .

"Kamu duduk di bangku belakang ya, samping Venus" ucap ibu Devi, diangguki Kirana.  Venus, yang duduk di bangku paling belakang,  menatap lurus ke depan,  seakan tak peduli dengan kehadiran Kirana.

Kirana melangkah dengan tenang, menuju bangku itu.  Ia berjalan dengan anggun,  seakan tak terpengaruh oleh tatapan mata yang tertuju padanya.
"Hai...mas pacar" cicit Kirana, terdengar malu-malu.

Venus diam, dan tetap memandang kedepan.  Ia bisa merasakan jantungnya berdebar kencang,  seakan terjebak dalam pusaran emosi yang tak terkendali.

Venus sudah tau, jika gadis ini akan sekolah dan sekelas dengan nya. Siapa lagi yang melakukannya, kalau bukan Oma nya?.  Ia tahu,  Oma nya pasti punya rencana jahat di balik semua ini.

...

"Ran, lo udah punya pacar?" Tanya Gavin langsung, begitu bel istirahat bunyi.  Suaranya nyaring, mengalahkan suara riuh anak-anak yang berhamburan keluar kelas.

"Ad.." Kirana baru mau jawab, tapi Venus langsung narik tangan Gavin. "Ayo kantin, cepetan!"

"Tumben banget bos, sampe narik-narik gue gini,"  kata Gavin, ngeluh sambil ngikutin Venus,  tapi senyumnya udah ngembang.

Keempatnya jalan menuju kantin,  ngobrol sambil ngakak.

"Kirana masih jomblo kayaknya, giman kalau gue embat ya?" Gavin  berucap.

Kalo Niel yang paling humoris dan pecicilan,  Gavin juga nggak kalah.  Cowok itu juga humoris,  tapi lebih terkenal sering menggoda kaum hawa di kelasnya.

"Gaya lo,"  ucap Alfa,  masih datar  sambil nge-sakuin tangannya.

"Niru gaya bos ya Al?" Tanya Gavin,  ngegoda Alfa sambil merangkul  bahunya.

VENUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang