VN¹⁸

170 13 1
                                    

Happy reading 💐

...

"Ayo Put, temenin gue kesana!" ucap Viong sambil menarik tangan Putri, yang sedang santai rebahan di kasur nya.

"Sama Celia aja beb," balas Putri, sambil tengkurap kembali.

"Celia sama Yose Put," ucap Viong, dan kembali menggoyangkan tangan Putri dengan semangat.

"Males ah," balas Putri, suaranya teredam oleh bantal.

"Oke, gue ngambek! " ucap Viong, lalu berdiri dengan dramatis, tangannya dilipat didepan dada.

Melihat Putri seolah tidak peduli, membuat Viong kembali kesal.

"Gue kalau ngambek, lama lo Put!" ucap Viong, menunjuk-nunjuk Putri dengan jari telunjuknya.

Dan Putri tetap diam, dan menutup matanya.

"Gue juga kalau ngambek, suk..." Viong terdiam sejenak, mencari kata-kata yang tepat.

"Yaudah ngambek aja Yong, astaga Lo ribut banget ya Allah!" kesal Putri, lalu duduk.

Viong mengerucutkan bibirnya, lalu berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju lemari Putri.

"Nih, mandi, kita harus pergi," ucap Viong, suaranya sedikit meninggi.

"Lo nggak ngambek?" Tanya Putri, nada bicaranya sedikit mengejek.

"Nggak! Gue pengen ketemu Venus!" ucap Viong, sambil tersenyum lebar, matanya berbinar-binar.

"Kayak baru pacaran aja lo," ucap Putri, sambil turun dari kasur nya.

"Emang iya!" balas Viong, suaranya penuh semangat.

...

Viong menghela nafas berat. Ia menatap rumah Venus, bangunan megah yang menjulang tinggi di hadapannya.

Gadis itu, melangkah maju menuju Putri yang menunggu nya.

Putri, yang bersandar di jok mobil, menoleh ke arah Viong. "Gimana? Venus nya ada?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit khawatir. Mata Putri menangkap raut wajah Viong yang muram, seolah-olah terbebani oleh beban berat.

Viong menggeleng pelan, matanya masih tertuju pada rumah Venus. "Yaudah, kita pulang aja," lanjut Putri.

"Put, kita dari jalan xxx ya," ucap Viong.

Putri mengangguk, matanya masih tertuju pada jalanan. "Hm," balasnya singkat.

Mobil hitam itu melaju perlahan, meninggalkan rumah Venus yang megah di belakang. Beberapa menit kemudian, mobil itu berhenti di depan sebuah bangunan besar yang tampak seperti gudang tua.

"Basecamp apaan ini, anjir?" Putri mengerutkan kening, suaranya terdengar heran.

"Mana ada basecamp, rumah secantik ini?" Putri tertawa kecil, berusaha meringankan suasana. Ia mencondongkan tubuh ke depan, matanya berbinar-binar.
"Ck, ayo. Venus pasti di sini," ucapnya, suaranya penuh semangat.

"Lo nggak salah, Yong? Siapa tau kita salah alamat," Putri bertanya, suaranya terdengar ragu.

"Nggak! Ayo," Viong menjawab tegas, suaranya sedikit meninggi. Ia membuka pintu mobil dan melangkah keluar, matanya penuh tekad.

Ting tong

Ceklek

"Eh?" Viong mengerjap kaget, matanya terbelalak saat melihat Alfa sedang memakai celemek.

"Ven, cewek Lo datang," ucap Alfa sedikit berteriak, suaranya bergema di ruangan yang luas itu.

"Masuk, Yong," ucap Alfa, sambil membuka pintu lebar-lebar.

VENUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang