VN⁹

130 15 0
                                    

Follow sebelum baca!!!

Happy reading 🫶🏻

    Suara langkah kaki bergema di koridor, irama pulang sekolah yang tak terelakkan.  Siswa-siswi berhamburan keluar kelas, seperti kawanan burung yang lepas dari sangkar.  Udara dipenuhi dengan desis napas lega dan tawa riang,  menandakan berakhirnya hari yang panjang.

"Yong, pulang bareng yuk," ajak Arga, suaranya bersemangat di tengah hiruk pikuk.

"Nggak usah, duluan aja, Ga," jawab Viong, nada bicaranya datar,  tatapannya tertuju pada buku-bukunya. Ia berdiri dan mulai merapikan buku-bukunya, gerakannya tenang dan terukur.

"Sip," balas Arga singkat, lalu berlari keluar kelas, meninggalkan Viong yang masih asyik menata buku-bukunya.

Putri dan Celia sudah lebih dulu pergi, meninggalkan jejak langkah mereka di koridor yang mulai sepi.

"Duluan Yong," sapa seorang gadis sekelas Viong, suaranya lembut,  menyapa Viong yang masih asyik dengan dunianya sendiri.

"Yoo," jawab Viong singkat, matanya masih tertuju pada buku-bukunya. Kini, ia sendirian di kelas yang sunyi.

     Viong memang lebih suka pulang setelah kelas benar-benar sepi. Ia tak suka berdesak-desakan dengan siswa-siswi lain yang sudah tak sabar untuk  menikmati kenyamanan kasur mereka.  Viong lebih suka menikmati ketenangan  sepi,  menikmati  suasana kelas yang sunyi  sebelum  ia  melangkah  keluar  dan  menyerahkan  diri  pada  kehidupan  yang  berisik  di  luar  sana.

   Viong berjalan santai keluar kelas, lalu menutup pintu kelas nya.
Suara notifikasi dari handphone nya, membuat langkah nya menelan dan gadis itu merogoh sakunya.

    Viong berjalan santai keluar kelas,  menutup pintu kelasnya dengan lembut.  Suara notifikasi dari handphone-nya  menarik perhatiannya.  Ia  menelan  ludah,  lalu  merogoh  saku  celana  untuk  mengambil  handphone-nya.

"08526061****"  tertera  di  layar  handphone-nya.  Sebuah  pesan  masuk.

"Lo dimana? Udah pulang?"

Viong mengerutkan keningnya,  sambil melanjutkan langkahnya.

"Siapa?" gumamnya,  suaranya  sedikit  bingung.

"Salah kirim mungkin,"  monolognya lagi,  lalu  segera  menyimpan  handphone-nya  dan  kembali  melanjutkan  langkahnya.

Namun,  tak  berselang lama,  handphone-nya  berdering.  Viong  mengernyit  kesal.

"Siapa sih?"  gerutunya.  Ia  kembali  membuka  handphone-nya.

08526061****
  Panggilan  tak  terjawab.

"Udah pulang belum?"
"Tangan lo nggak berfungsi??"

Viong  menggeleng  kepala,  heran.  "Eh  anjir,  orang  gila  dari  mana  si  ini?  Sekali  nge-chat  langsung  marah-marah,"  gumamnya  sambil  menggelengkan  kepala.


"Siapa ya?"  Viong 

  Tak ingin peduli lagi, Viong memantapkan langkah nya yang kini sudah berada diparkiran.

Viong mengangkat kedua alisnya, heran saat melihat Venus berjalan kearah nya.
"Aduh apalagi ya?" Pikir nya.

Venus menghampiri nya, dengan tatapan kesal nya.
"Lo pintar banget ya, bikin gue marah" ucap cowok itu.

VENUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang