11 | Terbang tanpa batasan 🌬️

1.8K 247 42
                                    

Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.

Jevan tengah asik makan malam bersama yang lain nya di meja makan, makan malam mereka hari ini adalah Cumi asam manis yang membuat mereka makan dengan riang gembira, masakan Naka memang yang terbaik.

"Nana, gue tidur sama Lo ya?" tanya Jevan di sela makan nya namun, hal itu membuat atensi semua orang tertuju pada Jevan.

"Iya," jawaban singkat Naka itu membuat semua orang terkejut, dia adalah Naka. Seorang Naka yang bahkan hanya Jivan yang boleh masuk ke dalam kamar nya.

"Bang, Jivan mau tidur sama abang malam ini," ujar Jivan yang langsung mendapat tatapan sengit dari Jevan.

"Heh bocil, tiap malam numpang tidur kamar orang terus, kayak kagak ada kamar sendiri aja," sewot Jevan.

Orang lain yang menyaksikan itu justru kesenangan dengan hal itu, mereka mendapat hiburan makan malam secara live pikir mereka.

"Gue megang Jevan sih bang," bisik Haivan pada Marka yang hanya di balas anggukan.

"Gue megang Jivan sih, Lo tau sendiri Jivan di manja banget sama si Naka," ujar Marka ikut berbisik.

Cakra yang mendengar hal itupun bersemangat mendengar itu, ia buru-buru mengeluarkan satu lembar uang berwarna biru dan langsung menaruh nya di atas meja.

"Taruhan aja ayok, mayan duit nya buat nambahin duit jajan," cetus Cakra.

Marka dan Haivan pun yang mendengar itu saling pandang namun, tak urung mengeluarkan uang mereka masing-masing.

"Ya udah lu megang siapa Cak?" tanya Haivan.

"Megang Jivan dong, yakin gue mah," jawab Cakra penuh semangat.

Di sisi Rayyan dan Naka mereka lebih memilih melanjutkan makan dengan diam dan tenang, mereka berdua sama-sama memegang prinsip. 'Gue waras gue diem.'

"Ngalah bocil sama gue! Lo Mulu yang nongkrong di kamar Naka," sewot Jevan.

"Loh nggak bisa dong bang, kan Jivan lebih mudah, Abang lebih tua jadi harus ngalah dong," jawab Jivan sambil melipat tangan di dada.

Jevan yang melihat gaya songong dari Jivan pun semakin geram dengan tingkah bocah di depan nya itu.

"Gue sahabat nya Naka sejak kecil, mau apa Lo?"

Jevan tersenyum miring melihat ekspresi Jivan yang cemberut di tempat nya, Jivan sendiri langsung menatap Naka penuh harap.

"Bang Naka, Jivan siapa nya abang?"
tanya Jivan dengan cemberut.

Naka yang mendengar itupun tidak menoleh dari acara makan nya dan itu membuat Jivan semakin cemberut namun, sesaat kemudian Jivan langsung di buat tersenyum senang mendengar jawaban dari Naka.

"Adek,"

"HAH?!" pekik mereka secara bersamaan.

Sedangkan Jivan sudah melompat penuh kegirangan menatap ekspresi terkejut dari teman-teman nya yang lain.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang