Re-Nineteen

3 1 0
                                    

***

Suara samar yang berubah menjadi nyaring itu memaksaku kembali ke realitas. Alarm dari smartphone di samping bantal menjadi pengingat bahwa hari baru telah dimulai, meskipun rasanya semua ini tak jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya. Dengan tangan yang masih lemah, aku mematikan bunyinya, berharap bisa menunda kenyataan untuk beberapa menit lagi. Namun, kenyataan itu tetap menunggu, tak peduli seberapa keras aku mencoba menghindarinya.

Langit-langit kamar kos yang kusam seolah menjadi saksi bisu dari keenggananku untuk beranjak. Pagi-pagi seperti ini selalu menyisakan jeda antara kesadaran dan tindakan; jeda yang dipenuhi oleh perasaan hampa, seolah semua motivasi yang dulu pernah menggelora kini menguap tanpa jejak. Aku selalu bangun tepat pukul 06:00, bukan karena ada semangat yang membara, melainkan karena kebiasaan yang tak lagi bisa kutinggalkan. Mengumpulkan niat untuk bangkit rasanya seperti menunggu matahari terbit di hari yang mendung, penuh ketidakpastian dan tanpa janji.

Akhirnya, setelah dua puluh menit bergelut dengan pikiran-pikiran tak menentu, aku duduk di tepi tempat tidur, smartphone di tangan. Aku berharap menemukan sesuatu yang bisa membuat pagi ini lebih berarti, sebuah pesan dari seseorang, atau setidaknya notifikasi yang bisa memecah kebosanan ini. Tapi harapan itu pupus seketika. Hanya ada notifikasi dari aplikasi yang tak penting dan pesan operator yang dingin mengingatkan akan tagihan pulsa darurat yang belum kulunasi. Seperti hidup yang hanya berjalan tanpa arah, notifikasi-notifikasi itu tak memberiku apa-apa selain rasa hampa.

Namun, rasa kecewa itu tidak lagi mendalam. Mungkin karena aku telah terbiasa dengan rutinitas yang monoton ini, atau mungkin karena memang tidak ada lagi yang bisa ku lakukan lagi. Aku mencoba mengingat kembali masa lalu, saat semangat dan kepercayaan diri mengisi hari-hariku. Saat itu, aku merasa bisa menaklukkan dunia, mewujudkan impian-impian yang sekarang terasa begitu jauh. Tapi sekarang, bayangan tentang diriku yang dulu itu hanya terasa seperti orang lain, seolah bagian dari diriku telah hilang entah kemana.

***

Pagi itu aku melangkah keluar rumah dengan semangat yang membara. Pakaian rapi melekat di tubuhku, celana dasar hitam yang dipadu dengan kemeja putih bersih, mencerminkan tekad yang tak tergoyahkan. Sepatu pantofel yang ter-semir mengkilap menghiasi langkahku di sepanjang gang, seolah menandai jejak awal dari perjalanan penting yang akan kuhadapi hari ini.

Langit biru tanpa awan membentang di atas kepalaku, sementara mentari pagi mulai menyilaukan pandangan. Aku melirik arloji di pergelangan tangan, jarum pendeknya menunjukkan pukul 08:00. Meski berangkat dua jam lebih awal, ada semacam ketenangan yang merasukiku. Hari ini, aku akan menuju Astrona Ventures, sebuah perusahaan investasi terkemuka di mana aku telah dijanjikan jabatan sebagai Associate Investment Banker.

Pertemuan pertamaku dengan seorang petinggi di perusahaan itu dijadwalkan pada pukul 09:30, setelah dia selesai dengan meeting pentingnya. Ini adalah kesempatan yang sangat aku tunggu-tunggu, awal dari karier impianku di dunia keuangan yang penuh tantangan. Aku tak ingin ada yang mengganggu rencana ini, sebab setiap detik berharga dalam perjalanan menuju impian.

Namun, saat menapaki jalanan gang yang sempit, sesuatu yang tak terduga terjadi. Tiba-tiba, dari atas sebuah rumah yang sedang dibangun di tepi gang, seember adukan semen jatuh dan menimpa tubuhku. Seketika kemeja putihku yang bersih kini dipenuhi bercak abu-abu pekat, dan celana dasar hitamku tak lagi tampak rapi. Sepatu pantofel yang tadi mengkilap pun berubah menjadi becek dan berlumuran semen.

Aku terpaku di tempat, rasa panik mulai merambat. Melihat arloji lagi, waktu masih menunjukkan pukul 08:05, tapi sekarang aku tahu, tak mungkin aku bisa menghadiri pertemuan itu dalam kondisi seperti ini. Segala persiapan dan rencana yang telah kuatur dengan cermat seakan hancur dalam sekejap, membuatku bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Bagaimana mungkin aku bisa datang ke Astrona Ventures dalam keadaan begini?

Remove MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang