Lucius merasakan emosinya campur aduk saat melirik Maven. Dia lega karena Maven setuju untuk tetap bersamanya meski hanya demi menangkap pembunuhnya. Dia paham Maven masih marah padanya, dan dia malu karena hal itu.
Begitu mereka tiba di rumah teman ayahnya, Lucius bisa melihat mobil ayahnya terparkir di luar. Dia merasa sedikit bersalah karena menentang ayahnya, tapi dia harus menyelesaikannya semuanya. Dia pun menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh ke arah Maven.
Dia bisa melihat keraguan di mata Maven, tapi mereka harus mengambil risiko. "Ini satu-satunya cara untuk menangkap ayahku dan temannya, Charles..."
Sementara itu Maven tak percaya kalau dia akan menangkap pembunuhnya. Dia tak punya pilihan selain memercayai Lucius. "Baiklah, aku ikut."
"Jangan khawatir," kata Lucius, "kita menghadapinya bersama-sama, dan aku akan melindungimu."
Kata-kata Lucius sepertinya meyakinkan Maven. Namun mereka bisa mendengar keributan dari dalam. Terdengar teriakan dan suara benda yang pecah. Ayahnya dan Charles kemungkinan besar sedang bertengkar hebat satu sama lain. Lucius menatap Maven dengan khawatir. Mereka berdua tampak waspada dan siap menghadapi apa pun yang terjadi.
"Kita harus masuk ke dalam," kata Lucius. Dia tak tahu apa yang terjadi di dalam, tapi mereka harus bertindak cepat sebelum terlambat.
Maven mengangguk setuju. Mereka lalu mendekati rumah tersebut dengan hati-hati. Lucius mendorong pintu hingga terbuka sehingga mereka bisa melihat ke dalam. Pemandangan di hadapannya sangat kacau juga mengkhawatirkan, dan ayahnya sedang berkelahi dengan temannya.
Tiba-tiba terdengar suara tembakan yang meleset dan mengagetkan Lucius serta Maven. Lucius dengan cepat melindungi Maven dengan tubuhnya saat kedua pria itu melanjutkan pertarungan sengit mereka.
Ayahnya yang melihat Lucius dan Maven berdiri di ambang pintu rumah segera meminta pertolongan, jelas membutuhkan bantuan. Dia pun berseru, "Lucius! Tolong aku!"
Sejenak Lucius ragu-ragu. Dia datang untuk menangkap ayahnya, tapi dia tak bisa berdiam diri dan melihatnya terluka. Meskipun hubungannya dengan ayahnya rumit, ayahnya dalam bahaya dan dia harus segera membantunya.
Namun sebelum Lucius mendekat, Charles tiba-tiba berhasil memukul kepala ayah Lucius dengan benda tajam hingga membuatnya terbentur keras ke dinding dan tak sadarkan diri. Ayah Lucius tergeletak di lantai, tak bergerak, dan Lucius merasa panik dan ketakutan saat melihatnya pingsan. Dia menoleh ke Maven dengan mata terbelalak.
"Amankan dia dari sini," katanya dengan nada mendesak. "Sekarang."
Maven segera menghampiri ayah Lucius dan memeriksa tanda-tanda vitalnya untuk mengetahui sejauh mana lukanya. Dia juga berusaha menghentikan pendarahan serta luka tembak dan memberikan pertolongan pertama. Sementara itu Lucius memandang Charles yang terengah-engah dan berkeringat.
Lucius bisa melihat kemarahan dalam tatapan pria itu. Charles terdiam beberapa saat. Ekspresinya dingin saat berkata, "Ayahmu membunuh anakku, Jason."
Lucius langsung teringat dengan tubuh yang dia buang ke danau malam itu. Dia pun terkesiap kaget saat mendengarnya.
"Aku akan membunuhmu, Lucius," kata Charles dengan dingin dan mengancam. "Sama seperti ayahmu yang membunuh anakku."
Lucius merasakan amarah muncul dari dalam dirinya. "Dan kau yang membunuh istri pertama ayahku. Akan kupastikan kalian mendapat ganjaran atas perbuatan kalian."
Charles tertawa dingin. Matanya berkilat berbahaya. "Kau pikir kau bisa menghentikanku? Kau masih kecil, Lucius, dan kau tak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara aku dan ayahmu."
"Aku mungkin tak tahu apa-apa, tapi aku tahu mana yang benar dan salah," kata Lucius tegas, "dan aku takkan membiarkanmu lolos."
"Semoga berhasil, Lucius." Charles menyeringai. Tiba-tiba dia langsung menerjang Lucius dengan pisau. Lucius dengan segera menghindari serangan berbahaya itu.
Charles menyerangnya lagi. Bilah pisaunya berkilat dalam ruangan yang redup itu. Namun Lucius sudah siap menghadapinya kali ini, dan dia menghindar tepat pada waktunya. Sekilas dia merasakan angin dari pisau yang melewati wajahnya. Dia melesat ke samping dan berusaha menjauh dari Charles.
Namun pria itu bergerak sama cepatnya dan menyerang Lucius dengan brutal. Jantung Lucius berdebar kencang saat berusaha menghindari Charles. Jika dia salah bergerak, dia bisa terluka parah, atau lebih buruk lagi, terbunuh. Dan meskipun dia pandai bertarung, dia kelelahan dengan kejadian malam itu.
Namun demi menghentikan Charles, Lucius memutuskan untuk mengambil risiko dengan menyerang balik. Dia menerjang Charles. Tinjunya mengenai perutnya hingga menyebabkan pria itu tersungkur ke lantai dan mengerang kesakitan.
"Dasar bajingan," gerutu Charles. Suaranya serak karena amarah. "Aku akan membunuhmu, Lucius."
Lucius tak membuang-buang waktu. Dia segera menyerang Charles lagi. Namun saat mereka bertarung, kekuatannya mulai melemah. Dia semakin kelelahan, dan dia tak tahu berapa lama lagi dia bisa terus bertahan.
Charles sepertinya menyadari kondisi Lucius. Dia pun menyeringai penuh kemenangan. Dengan nada mengejek dia berkata, "Kau mulai lelah. Menyerah sajalah."
Namun Lucius menolak untuk mundur dan mengalah. Dia akan terus bertarung selama dia bisa, dan dia bertekad untuk melumpuhkan Charles. Namun saat dia hendak menyerang lagi, Charles tiba-tiba mengubah taktiknya. Dia melesat maju dan menahan Lucius ke lantai dengan tubuhnya hingga membuatnya tercekik.
Lucius terengah-engah saat Charles menahannya dengan erat. Dia berusaha melawan Charles dan mencoba melepaskan diri, tapi cengkeraman pria itu terlalu kuat. Charles terkekeh dingin saat tangannya mencekik leher Lucius semakin erat.
Penglihatan Lucius perlahan menjadi gelap, dan dia mulai kehilangan kesadaran. Maven yang baru saja menghubungi polisi dan ambulans dengan ponsel ayah Lucius pun bergegas mendekat dan mencoba menghentikan Charles.
"Lucius!" seru Maven. Dia bisa melihat wajah Lucius mulai berubah keunguan, dan dia harus bertindak cepat demi menyelamatkannya. Dia pun langsung menendang Charles dengan keras hingga membuatnya terpental ke dinding.
Lucius terengah-engah saat terbebas dari Charles. Dia merasa pusing, tapi juga lega karena masih hidup. Saat Maven memeriksa kondisinya, dia mengangguk dengan rasa terima kasih dan masih berusaha mengatur napas. Sementara itu Charles menatap mereka dengan penuh kebencian, siap untuk balas dendam.
Maven berdiri di depan Lucius. Dia tahu Charles berbahaya, dan dia tak ingin pria itu menyakiti Lucius lagi. Detektif sepertinya terlatih dan terbiasa menangani situasi berbahaya, jadi dia siap untuk bertarung. Dia memperhatikan Charles, menunggu tanda-tanda apabila pria itu menyerang lagi.
Lucius khawatir Maven akan terluka karena berhadapan dengan lawan yang kuat dan mematikan. Bagaimanapun juga Charles jauh lebih unggul karena pelatihan militer yang dijalaninya saat bertugas. Dia sangat ingin melindungi Maven, tapi dia tak sanggup bertarung lagi.
Maven tahu Lucius cemas padanya, tapi dia akan membuktikan kalau dia bisa menangani Charles sendirian.
***
Jika kamu menikmati ceritanya, jangan lupa untuk memberi vote.
Seperti biasa kritik, saran, atau pertanyaan bisa ditulis di kolom komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Predator
Gizem / GerilimMaven si detektif ditugaskan untuk menangkap pembunuh berantai. Dia pun menyamar sebagai murder cleaner dan mendapat klien pertamanya yaitu Lucius, pria paling ramah di kota itu. *** Detektif handal bernama Maven Kline sedang melakukan pencarian ter...