27. MENERIMA SEMUANYA

768 99 10
                                    


Malam semakin larut, disebuah ruko terbengkalai tepatnya markas Deerther terdapat para petinggi sedang berkumpul disana, termasuk Christian.

Malam itu seluruh petinggi Deerther sedang berpesta, dengan cara memimun alkohol dan bernyanyi nyanyi. Saat sedang menikmati semua itu, tiba tiba saja Christian datang menghampiri Shean. Seluruh petinggi Deerther pun menatapnya.

"Ada yang mau lu omongin, Chris?" tanya Shean santai.

Christian mengangguk, "Ya" jawabnya.

"Yaudah, duduk aja dulu" balas Shean, sementara itu Christian hanya diam saja.

"Woy, lu denger gak? duduk dulu, anjing" ucap Jenan sensi.

Christian menoleh ke arah Jenan, lalu terkekeh, "Lu ngapa sensian banget sama gua? masih kesel gara gara waktu itu gua bantai didepan anak anak Armament?" tanya Christian meledek.

Perkataan Christian pun membuat Jenan emosi. Jenan berdiri, ia berniat menghajarnya namun tiba tiba saja Gracio menahannya.

"Duduk" pinta Gracio, lalu Jenan pun menurut.

Christian tertawa kecil, ia lalu duduk berhadapan dengan Shean.

"Gua udah ngelakuin semua yang lu mau. Jadi, gua mutusin detik ini juga buat cabut dari Deerther" ucap Christian mengejutkan semuanya, termasuk Shean tetapi ia tetap memasang wajah santai.

"Lu yakin? lu gak mau emang ngelawan Armament?" tanya Shean.

Christian tersenyum miring, "Yakin, sekarang gua cuman mau fokus nyari duit dan jaga adek adek gua dari kejauhan" jawab Christian.

"Dan lu, lu udah janji kan sama gua kalo lu semua gak akan bikin celaka adek adek gua?" tanya Christian.

Shean tertawa, "Gak mungkin, Chris. Adek adek lu itu bukan musuh gua, jadi.. gua gak akan nyentuh mereka" jawab Shean.

Christian mengangguk setelah mendengar jawaban dari Shean itu, "Bagus, kalo gitu.." balasnya berhenti lalu bangkit dari duduknya.

"Gua cabut Deerther. Terima kasih banyak udah bantu pembayaran rumah sakit adek gua" lanjut Christian mengulurkan tangannya untuk berjabatan.

Shean tersenyum, lalu ia berdiri dan menatap Christian. Sedetik kemudian, ia pun membalas uluran tangan Christian untuk berjabatan.

"Sama sama, terima kasih juga udah mau ngelakuin apa yang gua mau. Walaupun lu yang menjadi korbannya sekarang" balas Shean.

"Karena, lu itu sama kayak gua. Kita sama sama mau ngelakuin apapun demi adek kita. Tapi bedanya, adek gua udah mati, walaupun secara gak langsung lu adalah salah satu pelaku meninggalnya Muthe, adek gua" lanjut Shean, sementara itu Christian hanya diam saja.

Shean yang melihat itu pun tertawa, "Hahaha, lu tenang aja. Gua udah anggap lu bukan pelakunya, karena lu udah mau bantu gua" ucap Shean.

Christian memaksakan senyumnya, "Ya, kalo gitu.. gua pamit" balas Christian lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Bentar, Chris" ucap Shean memberhentikan langkah Christian.

Christian memutar balikan tubuhnya, saat ia berputar, tiba tiba saja Shean melemparkan sebuah tas kepadanya.

Christian menangkap tas itu lalu membukannya. Christian terkejut, karena didalam tas itu terdapat uang yang lumayan banyak.

"Apaan ini?" bingung Christian.

"Bawa, buat lu. Mulai detik ini lu hidup sendirian, jadi lu butuh uang itu buat pegangan biar bisa bertahan hidup" balas Shean.

Christian tersenyum, "Thank you" ucapnya lalu pergi melanjutkan langkahnya menuju luar markas Deerther.

Setelah kepergian Christian, markas Deerther mendadak hening. Hingga akhirnya Gracio pun berjalan menuju Shean.

"Kenapa lu ngasih dia pergi?" tanya Gracio.

"Karena, tujuan gua udah kecapai. Menjadikan Christian sebagai bagian kita itu cuman bonus, jadi dia pergi pun itu gak masalah bagi gua" jawab Shean, sementara itu Gracio dan yang lain hanya mengangguk paham saja.

*****

Keesokan harinya pun tiba. Siang ini Aldo dan teman temannya sedang berada dirumah sakit tempat Nachia dirawat. Kedatangan mereka semua untuk menemani Marsha yang ingin menjemput Greezel dan Nachia untuk pulang.

"Masih lama?" tanya Zean.

"Dikit lagi kayaknya, cuman nunggu dokter ngelepas infusan Nachia doang kok" jawab Marsha.

"Sha, kalo Greezel sama Nachia nanya tentang Christian, lu bakal jawab apaan?" tanya Gito.

Marsha berfikir terlebih dahulu, "Mungkin, gua bakal jawab sejujur jujurnya. Tapi cuman ke Greezel. Karena kalo ngasih tau Nachia, gua ngeri dia sakit lagi nanti" jawab Marsha.

"Gua udah tau, kak" ucap Greezel tiba tiba.

Semua pun terkejut, bagaimana Greezel mengetahui soal itu.

"Serius? lu tau dari mana Greez?" tanya Marsha.

"Itu gak penting, kak. Yang penting Nachia jangan sampe tau dulu soal ini" jawab Greezel.

"Iya, itu pasti"

Greezel mengangguk, ia lalu menatap Aldo, Zean, Onel, Gito, Ollan, Ashel, Marsha, Indah, Kathrin dan Flora secara bergantian.

"Gua terima, kalo lu semua mau ngebales dendam ke bang Chris" ucap Greezel mengejutkan Aldo dan yang lain.

"Tapi satu hal, izinin gua sama Nachia buat bertemu sama bang Chris dulu, sebelum lu semua ngelakuin itu" lanjut Greezel.

"Karena, mau bagaimanapun bang Chris bener bener udah nyerahin hidupnya ke gua sama Nachia. Gua mau berterima kasih dulu ke dia"

"Bang Chris mungkin emang gagal menjadi temen yang baik buat teman temannya, tapi dia gak pernah gagal jadi sosok abang yang baik buat dik adiknya" lanjut Greezel.

Aldo berjalan menghampiri Greezel.

"Gua bakal turutin kemauan lu itu, Greez" ucap Aldo tersenyum, serta mengelus lembut rambut Greezel.

"Kalo lu sama Nachia butuh apa apa, bilang kita ya.. Mulai sekarang, anggap gua sama yang lain itu kayak abang dan kakak lu sama Nachia" lanjut Aldo.

Greezel tersenyum, "Iya, bang Do"

"Dan, gua juga minta maaf, kalo akhirnya dendam ini kebales juga ke Christian" ucap Aldo menunduk.

"Bang Chris pernah bilang ke gua sama Nachia. Sebaik apapun seseorang sama kita, kalo akhirnya seseorang itu ngelakuin kesalahan yang sangat fatal, jangan pernah dibela" balas Greezel.

"Jadi, gua terima apapun itu. Yang terpenting, izinin gua sama Nachia buat berterima kasih dulu sama bang Chris" lanjut Greezel, lalu di anggukan oleh semuanya.

"Ya, pasti" balas Aldo, lalu memeluk erat tubuh Greezel.

*****

Saat ini Aldo dan seluruh teman temannya berada dirumah Marsha.
Greezel dan Nachia sedang berada dikamar Marsha, sementara itu Aldo dan yang lain berada diruang tamu.

Aldo melihat sekeliling rumah Marsha, lalu ia pun menemukan foto para petinggi Armament yang masih sangat lengkap berfoto dengan Ashel, Marsha, Indah, Kathrin dan juga Flora.

Aldo yang menatap foto itu dalam, hingga akhirnya air matanya pun turun membasahi pipinya.

"Lo, Rel, semoga lu berdua gak tau soal semua ini" ucap Aldo, hingga akhirnya tangisannya pecah.

Aldo menangis, ia pun memeluk erat foto itu. Diwaktu yang bersamaan, Zean, Onel, Gito, Ollan, Ashel, Indah, Kathrin serta Flora pun datang dan langsung memeluk erat tubuh Aldo. Mereka pun berpelukan bersama sama, kecuali Marsha yang hanya melihat mereka dari soffa nya.

Marsha tersenyum, lalu ia pun menoleh kesisi kanan tembok rumahnya, yang dimana ada foto dirinya dan juga Christian saat masih SMP atau masih berpacaran.

Marsha menatap dalam foto itu walaupun dari kejauhan, hingga akhirnya ia pun menangis hingga bibirnya bergetar.

"Lu jahat, Chris. G-gua benci sama lu" ucap Marsha bergetar.

BERSAMBUNG.

Armament Destroyers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang