7. DEKLARASI PERANG

966 95 6
                                    


Dipinggir jalan, terdapat laki laki yang sedang terdiam membakar rokoknya, laki laki itu adalah Aldo. Entah dari kapan ia seperti itu, sedari tadi ia hanya duduk diatas motor yang ia parkirkan dipinggir jalan, serta merokok dan terbengung.

Taklama, ada beberapa warga yang lewat, mereka memperhatikan Aldo yang dimana ia memakai jaket gang motor yang bertuliskan Armament Destroyers.

"Wey tong, lu anak gang motor ye?" tanya warga itu.

Aldo mengangangguk, "Iya pak"

"Jangan bikin onar dimarih, bocah bocah lu itu biang kerok tau gak? ngerusuh dijalan, nyerang warga gak bersalah, lu pada mau jadi jagoan ape gimane?" tanya warga itu nyolot.

"Maksudnya gimana ya, pak?" tanya Aldo kebingungan.

"Kagak usah pura pura bego, lu. Lu sama bocah bocah lu itu yang brandalan selalu bikin rusuh dimarih. Bubarin aje tuh gang brandal lu, dongo!" jawab warga itu, membuat Aldo emosi.

"Pak, jaga mulut bapak! Saya sama temen temen saya emang anak gang motor, tapi kami gak pernah ngelakuin hal itu" balas Aldo tegas.

"Dan satu hal yang harus bapak tau, justru saya dan teman teman saya membuat gang motor ini untuk melindungi warga!" lanjut Aldo penuh penekanan.

"Alah basi lu, bego. Tai noh ngelindungin warga" balas warga itu lalu pergi meninggalkan Aldo.

Aldo sangat emosi, ia ingin sekali memukul keras wajah orang itu, namun kalau ia memukulnya, berarti yang diomongin oleh orang itu benar adaya. Itu sebabnya, Aldo menahan emosinya, dan melampiaskan emosinya itu memukuli jok motor miliknya.

"Anjing!" kesal Aldo.

Diwaktu yang bersamaan, Aldo mendapatkan sebuah telfon dari Zean. Zean meminta Aldo untuk kerumah Marsha.

.....

Disisi lain, Zean, Onel, Gito, Christian, Ollan dan Lolo sudah sampai dirumah Marsha.

"Mana Marsha?" tanya Christian kepada adiknya, Greezel.

"Didalem"

Christian dan yang lain pun masuk kedalam.

"Sha, lu gak pa-" tanya Christian terpotong.

"Shaa lu gak papa? ada yang luka gak?" potong Zean yang lebih dulu bertanya kepada Marsha.

Christian hanya terkekeh saja melihat itu semua, ia paham bahwa Zean sepertinya cemburu.

"Gua gak papa kok, Zee" balas Marsha tersenyum.

"Syukurlah kalo gitu.."

"Sha, mulai besok lu apa apa harus sama gua, biar gua bisa jaga lu" lanjut Zean.

"Gak usah, Zee. Ngerepotin" balas Marsha.

Zean menggelengkan kepalanya, "Enggak kok" ucapnya.

Onel langsung pergi menghampiri Indah, "Ndah, lu gak papa kan?" tanya Onel.

Indah terdiam, "Ini serius? Onel khawatir sama gua?" batinnya.

"Ndah.." panggil Onel.

"Eh, kenapa Nel?" kaget Indah.

Onel terkekeh, "Lu gak papa?" tanya Onel lembut.

"G-gua gak papa kok, Nel" jawab Indah gugup.

Hal itu membuat Ashel dan Kathrin tertawa, "Kok gugup gitu si Ndah" ledek Kathrin tertawa bersama Ashel juga Marsha.

Setelah mengucapkan itu, Gito pun tiba tiba datang menghampiri Kathrin. Gito langsung menyentuh dagu Kathrin, dan melihat wajah Kathrin apakah ada yang terluka atau tidak. Hal itu membuat wajah Kathrina memerah, bagaimana tidak? Gito orang yang terlihat cuek itu tiba tiba perhatian kepada Kathrin.

Armament Destroyers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang