bab 14 | Lian putus?

994 70 7
                                        

Setelah mengantar Salsa selamat sampai rumah, Lian tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan dia pergi ke basecamp geng motornya.

Sesampainya disana ternyata keadaan basecamp cukup ramai. Ada yang sedang jamming menggunakan gitar ada yang sibuk dengan ponselnya ada juga yang sekedar mengobrol sambil merokok dengan santai.

Lian memarkirkan motornya kemudian dia turun dan berjalan menuju kawannya yang berada di luar dan mengajak mereka tos satu-persatu.

Lian memilih masuk ke dalam begitu sampai di dalam Lian melihat seseorang yang familiar untuknya.

"Ngapain disini". Ucap Lian kepada orang tersebut lalu kemudian duduk disampingnya.

"Aku pikir kamu ada disini makanya aku kesini eh ternyata ga ada". Jawab Alessa kekasih Lian dengan wajah yang sedikit cemberut.

"Kamu sama siapa?".

"Sendiri, lagian kamu aku hubungin ga bisa terus".

"Aku abis main tadi".

"Pergi sama Salsa lagi?". Alessa berujar dengan tatapan sinisnya.

"Iya bareng sama yang lain juga".

"Kamu kalo buat Salsa selalu ada waktu ya".

Di ruangan itu bukan hanya ada Lian dan Alessa saja tetapi ada Zibran dan juga yang lainnya. Jadi Lian menarik tangan Alessa pelan dan membawanya ke arah belakang bangunan itu yang tentunya tidak ada seorangpun disana.

"Al"

"Kamu kenapa sih Li, aku kaya ga ada harganya loh sebagai pacar kamu"

"Setiap aku minta tolong kamu ga pernah bisa, setiap aku ngajak pergi kamu juga selalu ga mau. Banyak alasan kamu Li buat ngehindar dari aku"

"Dan semua alasan kamu yang selalu nolak ajakan dan permintaan aku itu pasti karena Salsa. Salsa inilah, Salsa itulah. Panas telinga aku dengernya. Yang pacar kamu itu aku Li bukan Salsa".

"Kamu dikasih apa sih sama Salsa sampai bisa senurut itu sama dia".

Lian yang tadinya hanya diam mendengarkan menjadi sedikit kesal begitu mendengar kalimat terakhir Alessa.

"Dikasih apaan maksud kamu? Salsa bukan perempuan kaya gitu Al jangan kelewat batas kamu".

"TUH BELAIN AJA TERUS, KALO MEMANG DIA PEREMPUAN BAIK-BAIK DIA GAK AKAN MAU DIAJAK PERGI SAMA COWOK LAIN PADAHAL STATUSNYA MASING-MASING UDAH PUNYA PACAR". Alessa mulai meninggikan suaranya karena gerah mendengar Lian yang selalu membela Salsa.

"KAMU JAHAT BANGET LI, KAMU SELALU BELAIN DIA. KAMU GA PERNAH MIKIRIN PERASAAN AKU, KAMU GAK PERNAH NANYAIN KEADAAN AKU"

"TAPI KALO BUAT SALSA KAMU SELALU SIAP KAPANPUN, KAMU LAGI SAMA AKUPUN BISA TIBA-TIBA PERGI CUMA BUAT NYAMPERIN SALSA. KAMU PIKIR AKU GAK SAKIT HATI"

"SAKIT LI HATI AKU.. SAKIITTT".

Alessa meluapkan semua perasaannya sampai air matanya tak terbendung lagi, dia menangis di depan Lian berharap Lian mengerti dengan yang dirasakannya.

"Al, aku minta maaf". Lian tertegun

"Maaf". Lian hanya menunduk dia merasa bersalah dengan Alessa.

"Al gua nyakitin lu banget ya? Lu ga bahagia sama gua kan Al?".

"Gua merasa gagal jadi pacar lu Al, gua tau gua salah. Tapi Al kalo memang cuma rasa sakit yang gua kasih ke lu, kenapa lu masih mau ada disini, kenapa masih kita terusin semuanya"

"Dari semua luapan kekecewaan lu ke gua tadi, gua ngerti seberapa brengseknya gua buat lu, gua sadar selama ini gua selalu memprioritaskan Salsa ketimbang lu. Gua cuma bisa bikin lu sakit doang Al, jadi gua rasa udah seharusnya semua selesai Al, lu berhak merasakan kebahagiaan yang gak pernah gua kasih ke lu. Gua udah terlalu jahat Al. So find someone else who can make you happy".

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang