09

7.2K 393 13
                                    

Typo bertebaran‼️
bahasa campur aduk ‼️

Happy reading....

*..

*..

*..

*..

𝘉𝘙𝘈𝘒𝘒𝘒....

seseorang menggebrak meja dengan keras, dan pelakunya adalah Fendrick. dia benar benar di buat emosi sekarang. arthur benar benar membuatnya khawatir dan emosi secara bersamaan.

"sepenting itukah pekerjaanmu sampai kau harus lembur hingga hampir pagi? bahkan sampai merelakan waktu tidurmu dan mengabaikan kesehatanmu hanya demi pekerjaan? apa kau pikir tidak ada hari esok sampai kau harus mengerjakan pekerjaanmu saat itu juga? apakah kau tidak memikirkan dirimu sendiri? SETIDAKNYA PIKIRKANLAH DIRIMU SENDIRI ARTHUR!! " ujar Fendrick dengan bentakan di akhir kalimatnya.

semua terdiam mendengar bentakan kemarahan dari seorang Fendrick. terlebih arthur yang baru pertama kali melihat Fendrick marah seperti ini hanya karna dirinya yang sakit karna bekerja.

meskipun dia tau kalau Fendrick marah karna dirinya sendiri yang terlalu memaksakan diri demi pekerjaan.

padahal dia rela lembur hingga pagi demi mengerjakan pekerjaan nya untuk seminggu ke depan karna arthur berniat mengambil cuti selama beberapa minggu untuk menghabiskan waktu dengan keluarganya.

arthur menundukkan kepalanya takut dan tanpa sadar sebuah cairan bening keluar dari sisi matanya.

"ma-maaf." ucap arthur pelan dengan nada yang bergetar.

Fendrick yang melihat dan mendengar nada bicara arthur menjadi merasa bersalah karna telah membentaknya. Fendrick menghela nafas panjang guna mengontrol emosi nya.

"jadi, mengapa kau memaksakan dirimu arthur? " tanya Fendrick dengan dingin.

"jangan menunduk dan tataplah lawan bicaramu arthur. " ujar Kendrick masih dengan nada dingin dan raut datarnya.

arthur berusaha agar tidak terisak dengan menggigit bibir bawahnya dan dengan perlahan dia mengangkat kepalanya dengan air mata yang sudah keluar membanjiri pipinya.

sontak mereka semua dibuat kaget melihat arthur yang menangis, mereka tidak menyangka bahwa arthur akan menangis hanya karna di bentak oleh Fendrick.

ini adalah pertama kalinya mereka melihat arthur yang menangis setelah sekian tahun mereka tinggal bersama di mansion itu.

Erland yang melihat arthur menggigit bibirnya pun melepaskan gigitan arthur sambil berkata dengan lembut.

"jangan di gigit, nanti bibir mu berdarah. " ujar erland.

Fendrick yang merasa sangat bersalah pun menghampiri arthur dan mengangkat pemuda itu ke gendongan koala nya.

"sudah jangan menangis, nanti kau sesak. maafkan opa karna telah membentak mu tadi hm? " tutur Fendrick lembut sembari mengelus punggung arthur yang berada dalam gendongannya.

arthur hanya menjawab dengan anggukan kepala namun masih dengan air mata yang mengalir dari matanya sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Fendrick.

arthur bukan cengeng, hanya saja ia agak sedikit sensitif jika sedang sakit, jadi sifatnya akan berubah manja dan lebih menunjukkan ekspresinya daripada biasanya.

lima menit kemudian arthur pun mulai tenang dan berhenti menangis. Fendrick yang merasa arthur sudah tenang pun menurunkan arthur di kursinya lalu dia kembali ke tempat duduknya.

"sudah, sekarang mari kita makan. " titah Fendrick.

mereka pun makan dengan tenang dan tak bersuara. sesekali juga mereka mencuri pandang ke arah arthur yang tampak sangat menggemaskan.

Arthur kailand LouisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang