03

7.7K 460 1
                                    

𝘊𝘦𝘬𝘭𝘦𝘬...

pintu terbuka, lalu nampak lah seorang pemuda tampan dengan mengenakan pakaian santainya lalu masuk ke dalam kamar Arthur dan mendudukkan dirinya di ranjang di samping kevan.

pemuda tampan itu adalah adik pertama Arthur, Arsen Leonard Louis. yang datang dengan wajah cemas nya.

"bang, kau tak apa? apa ada yang sakit? atau perlu aku panggilkan dokter? " tanya arsen secara beruntun, dan jangan lupakan wajahnya yang terlihat sangat khawatir.

"abang tak apa, tidak usah khawatir seperti itu ar. " jawab Arthur sembari bangkit dari posisi rebahannya, begitu pun dengan si kembar.

arsen menghela nafasnya lega, "syukurlah kalau abang baik baik saja. aku sangat khawatir sampai tidak bisa tidur dengan nyenyak semalam. " ucap arsen.

"kau ini ada ada saja, se khawatir itukah kamu pada abang? " tanya arthur sambil tersenyum jahil.

"iya! abang ini emang suka banget kayaknya liat aku khawatir gini, lain kali kalau mau pergi kabarin arsen dulu!! biar gak kejadian kayak gini lagi. " omel arsen pada Arthur.

"iya iya maafin abang, kemarin abang buru buru banget jadi gak sempet ngabarin kalian dulu." ucap Arthur sambil terkekeh.

"oh iya! opa suruh aku panggil kalian buat sarapan, yang lain udah ada di meja makan, cuma kita aja yang belum turun. " ujar arsen.

"yaudah ayok, nanti kena marah lagi kalau kita telat turun. " ucap kevan sembari menarik tangan kevin dan arthur, dan Arthur yang menarik tangan arsen.

mereka pun turun kebawah secara beriringan dengan si kembar yang berjalan terlebih dahulu dengan arthur dan arsen yang membuntuti mereka berdua dari belakang.

mereka turun ke bawah dengan menggunakan tangga, tidak dengan lift karna si kembar yang meminta, katanya mereka sedang malas naik lift jadi Arthur dan arsen hanya mengiyakan saja kemauan dari kedua adiknya itu.

sedangkan di meja makan

kini seluruh keluarga Louis sudah berada di sana, hanya tinggal menunggu anak anak dari Erland saja yang belum turun.

Tap
Tap
Tap

suara langkah seseorang mengalihkan atensi mereka, dapat mereka lihat bahwa keempat anak Erland baru saja sampai dengan menggunakan tangga.

setelahnya mereka pun duduk di tempatnya masing masing dengan Arthur yang duduk di samping kanan di sebelah mommy nya dan arsen yang duduk di samping kirinya, juga si kembar yang duduk di depan Arthur dan arsen.

mereka belum memulai acara makan mereka karna sang kepala keluarga belum memerintahkan untuk mulai makan. mereka hanya diam saja tanpa bersuara. seluruh anggota keluarga Louis (-arsen, kevin, kevan) menatap ke arah Arthur yang nampak acuh tanpa merasa risih ataupun terganggu dengan tatapan mereka.

"sekarang kau sudah tau apa kesalahan mu Arthur? " tanya Fendrick pada Arthur dengan nada datar.

"ya, aku tau." jawab Arthur setengah malas.

"setelah tau apa kesalahan mu apakah kau akan mengulanginya lagi? " tanya Fendrick lagi.

"mungkin? " balas Arthur acuh.

"hmm, jadi apa alasan mu tidak meminta izin pada kami terlebih dahulu jika kau akan pergi hm? " ujar arav dengan menatap Arthur datar.

"aku terlalu terburu-buru, kemarin." jawab Arthur.

"kau lebih mengutamakan pekerjaan mu itu daripada mengabari keluarga mu sendiri? " ucap Erland.

Arthur mengangkat sebelah alisnya bingung. barusan dia tidak salah dengar kan? apa katanya? keluarga?

Arthur kailand LouisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang