Chapter 6 : Ajakan nonton

2K 55 24
                                    


Seminggu telah berlalu sejak Reza pertama kali menyadari perubahan fisiknya. Selama waktu itu, dia semakin merasakan perubahan yang cukup mengganggu. Puting dadanya mulai melebar, kulit di sekitarnya terasa lebih halus, dan sering kali ia mengalami nyeri di perut. Reza merasa cemas, tetapi ia masih menolak untuk menemui dokter.

Dalam kesehariannya, Reza berusaha keras untuk menutupinya. Dia menggunakan pakaian yang longgar untuk menyembunyikan perubahan ini, tetapi nyeri perut dan ketidaknyamanan yang dirasakannya semakin sulit untuk diabaikan. Dia lebih banyak menghabiskan waktu sendiri, menjauh dari teman-temannya untuk menghindari pertanyaan yang mungkin timbul.

Di sekolah, Rian, teman dekatnya, mulai memperhatikan bahwa Reza tampak lebih sering cemas dan tidak nyaman.

"Rian: Reza, lo keliatan agak stress akhir-akhir ini. Lo lagi ada masalah, ya?"

Reza tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kekhawatirannya.

"Reza: Ah, enggak apa-apa, Rian. Gue cuma lagi banyak pikiran aja."

Rian mengerutkan dahi dan mencoba menghibur Reza dengan cara yang lebih santai.

"Rian: Lo pasti lagi kepikiran soal PR, kan? Jangan khawatir, kita bisa cari cara buat nyontek bareng."

Reza tertawa kecil, meskipun dia masih merasa cemas.

"Reza: Rian, gue rasa masalah gue bukan soal PR, tapi thanks udah mau bercanda."

Rian menyadari bahwa Reza mungkin membutuhkan dukungan, tetapi dia memilih untuk tetap santai.

"Rian: Oke deh, kalau lo butuh waktu sendiri, gue ngerti. Tapi jangan lupa, gue siap jadi partner in crime lo, apapun itu."

Reza menatap Rian dengan sedikit kekaguman.

"Reza: Rian, lo emang selalu tahu caranya bikin gue senyum. Tapi serius, jangan terlalu sering dukung gue. Gue butuh waktu buat diri sendiri."

Rian mengangguk sambil tersenyum.

"Rian: Sip, sip. Gue ngerti. Kalau lo butuh bantuan buat apapun, bahkan cuma buat nonton film dan makan camilan, gue siap!"

Reza merasa sedikit lega dengan sikap Rian yang santai dan penuh canda. Meskipun masih cemas tentang perubahan yang dialaminya, dia menghargai dukungan dan humor Rian.

Reza: "Ngomong-ngomong soal camilan, ada film bagus minggu depan. Gimana kalau kita nonton bareng? Temen-temen kita juga bisa ikutan."

Rian: "Wah, itu ide bagus! Gue siap untuk jadi penghibur di bioskop. Siapa tau lo bisa lupa sebentar dari semua masalah lo."

Reza tersenyum. "Yup, mungkin nonton film bareng bisa jadi pelarian yang asik. Gue bakal bilang ke temen-temen kita."

Dengan tekad untuk menjaga semangat dan sedikit mengandalkan dukungan Rian, Reza berusaha menjalani hari-harinya dengan sebaik mungkin sambil menghadapi perubahan yang dialaminya.

-----

Reza memutuskan untuk mengundang teman-temannya menonton film bersama. Ia mengirimkan pesan ke grup chat mereka, dan semua teman setuju untuk ikut. Rencana mereka adalah menonton film di akhir pekan dan makan bersama setelahnya. Reza merasa lebih tenang dan bersemangat karena dia akan dikelilingi oleh teman-temannya yang selalu membuatnya merasa lebih baik.

Teman-temannya terdiri dari Rian, yang selalu siap memberikan dukungan dengan cara santai dan humoris; Vito, si cowok ganteng yang ramah dan karismatik; Bram, yang sering membuat suasana ceria dengan leluconnya; Andika, penggemar anime yang selalu punya cerita menarik; Azizah, yang selalu energik dan konyol; Dinda, pacar Vito yang lembut dan perhatian; serta Meira, cewek yang disukai Reza dengan kepribadian anggun dan peduli.

Cowok Punya Hormon CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang