Chapterr 23 : Nyaris saja

1K 26 9
                                    

Jalanan pagi itu masih sepi, hanya beberapa kendaraan yang melintas. Kabut tipis menyelimuti udara dingin, dan Reza duduk di belakang motor Kak Cindy, mengenakan hoodie besar yang menutupi sebagian besar tubuhnya, tetapi tetap tak bisa menyembunyikan rok plisket merah muda yang mencolok. Jilbab masih terpasang di kepalanya, sesuai saran Kak Cindy.

Kak Cindy menoleh ke belakang sejenak saat memasang helm. "Udah siap?" tanyanya sambil terkikik, masih terbayang adik cowoknya yang tampak seperti anak cewek, lengkap dengan makeup tipis di wajahnya.

"Sip... ya, semoga nggak ada yang lihat..." Reza merapatkan hoodie-nya, berusaha sembunyi lebih dalam.

"Tenang aja. Subuh gini, siapa yang peduli? Lagian, kalau kamu buka jilbab sekarang, malah lebih aneh. Orang pasti mikir kamu... ya tahu lah, bencong keluyuran," Kak Cindy mengedipkan mata, bercanda, lalu menyerahkan masker putih.

Reza mengernyit saat mengambil masker itu, dan saat memakainya, Cindy menatap wajah adiknya lebih dekat. "Eh... tunggu. Kamu... pakai makeup?"

Reza tersentak. "Hah? Nggak... itu cuma, eh... Meira aja yang iseng... aku nggak nyadar..." Wajahnya memerah, tapi terhalang masker.

Cindy tertawa kecil, menggelengkan kepala. "Hahaha... Kok bisa ya? Berapa lama kamu di sana sampe di-makeover gitu? Ngapain aja kalian semaleman?"

Reza mengalihkan pandangannya ke jalan. "Ya... nonton aja. Terus ketiduran...," jawabnya singkat.

"Nonton apa? Drakor? Kok bisa sampai tidur segala? Atau kalian ngobrol hal lain, hmm?" Cindy menggoda sambil menyalakan mesin motor, tapi tidak berangkat dulu, masih menikmati mengusik adiknya.

Reza tertunduk lebih dalam, merasa panas meski udara dingin. "Nonton film biasa, Kak. Jangan mikir macem-macem deh."

"Ya ya, biasa... sampai akhirnya kamu tidur di rumah cewek... pakai baju cewek pula. Biasa banget," Cindy tertawa lagi, membuat Reza semakin gelisah. "Coba ya, ibu lihat kamu sekarang... aduh."

Reza diam saja, hanya bisa meremas jaket hoodie-nya. Mereka akhirnya mulai bergerak di jalanan yang sepi, motor melaju perlahan. Beberapa kendaraan lewat, orang-orang berangkat kerja dan sekolah. Reza menunduk, berusaha seolah-olah dia tidak ada di sana, tapi rok merah mudanya jelas terlihat. Semakin banyak yang melirik motor mereka.

"Eh, tadi Ibu nelpon ya?" Cindy bertanya tiba-tiba, matanya masih fokus ke jalan. "Kamu nggak bilang apa-apa ke dia kan, soal kamu... jadi model dadakan ini?"

Reza menggeleng cepat. "Nggak. Aku cuma bilang lagi di tempat rian. Udah..."

"Bagus, bagus... biar nanti aku yang bantu jelasin. Nggak usah khawatir," kata Cindy santai. "Tapi, Reza, serius... kalau ibu lihat kamu kayak gini, bisa-bisa dia langsung ajak kamu beli baju baru, hahaha."

"Please, Kak... jangan bikin tambah malu deh..." Reza bersandar sedikit ke belakang, berusaha menutupi rok yang terus tergerai.

Cindy tidak bisa menahan tawanya. "Yah, nggak apa-apa kali, kan udah kayak cewek betulan.

Reza diam lagi, bibirnya tertutup rapat. Suaranya memang sudah kembali normal, lebih berat dibanding dulu, tapi tetap ada kecemasan kalau-kalau ada yang mengenali. Sepanjang perjalanan, Cindy terus bercerita sambil tertawa kecil, sementara Reza hanya menjawab singkat, malu, dan merasa semua mata di jalan tertuju padanya.

Sesampainya di rumah, Cindy menghentikan motornya di parkiran, lalu menoleh ke Reza. "Yuk, cepetan masuk sebelum Ibu lihat dia sedang mandi.

Sesampainya di rumah, Cindy mematikan motor di parkiran depan. Dia menoleh ke Reza yang masih terdiam di belakangnya, jelas sekali canggung dengan situasi ini.

Cowok Punya Hormon CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang