(Aku sengaja merubah sudut pandang dan ubah bahasanya jadi aku dan kamu biar nyaman di baca)
Sesampainya di sekolah, aku langsung merasakan tatapan-tatapan dari berbagai arah. Ketika aku memasuki area sekolah, rasa cemas mulai menggelayuti pikiranku. Aku mencoba untuk tetap tenang, tapi sepertinya semua orang memperhatikanku dengan penuh rasa ingin tahu.
Saat aku berjalan menuju kelas, aku bisa merasakan mata-mata mengikuti setiap langkahku. Beberapa teman sekelas dan bahkan siswa dari kelas lain melirikku secara mencurigakan. Aku menundukkan kepala dan berusaha berjalan cepat, meskipun rasa cemas semakin menggangguku.
Di lorong sekolah, aku melihat sekelompok siswa berdiri dan berbicara dengan suara cukup keras. Ketika aku mendekat, aku mendengar mereka bergunjing. Salah satu dari mereka, Dani, menunjuk ke arahku dan berbisik kepada temannya. Aku tidak bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas, tapi aku bisa merasakan bahwa mereka membicarakanku.
Aku mulai merasa semakin tidak nyaman. Aku khawatir mereka menyadari perubahan fisikku dan sedang membicarakannya. Aku mempercepat langkahku, berusaha menghindari perhatian lebih jauh. Namun, suara bisikan dan tatapan mata terus mengikuti setiap langkahku.
Begitu aku sampai di depan kelas, aku menarik napas dalam-dalam dan membuka pintu dengan hati-hati. Kelas sudah mulai ramai, dan beberapa teman sekelas menoleh ke arahku. Aku merasa semakin cemas ketika melihat mereka berbicara dan saling melirik ke arahku.
Aku duduk di tempatku dengan cepat, berusaha mengabaikan tatapan mereka. Di sebelahku, Rian menoleh dan berbisik, "Reza, kamu kelihatan gelisah. Ada apa?"
Aku memaksakan senyum kecil dan mencoba untuk terdengar santai. "Oh, enggak kok, Rian. Aku cuma agak lelah aja."
Rian memang baik...
Selama pelajaran, aku merasa sangat tidak nyaman karena handuk yang masih tersisa di dada. Rasanya sesak banget, dan aku terus-menerus menggeser posisi dudukku, berharap bisa menemukan cara agar lebih nyaman. Setiap kali aku mencoba fokus pada pelajaran, pikiranku selalu terganggu oleh rasa sesak itu. Rasanya seperti aku nggak bisa bernapas dengan lega sampai handuk itu akhirnya bisa aku lepas.Aku terus melihat jam, berharap waktu cepat berlalu. Aku benar-benar nggak sabar untuk menghilangkan rasa tidak nyaman ini dan bisa bernapas dengan bebas lagi. Rasanya seperti semua perhatian dan tatapan yang aku rasakan sepanjang hari makin terasa menyiksa karena handuk itu yang bikin aku makin stres.
Setelah bel berbunyi, aku segera menuju UKS. Dengan cemas, aku melangkah ke ruang kesehatan yang biasanya sepi. Begitu sampai di sana, aku merasa lega karena tidak ada orang di dalamnya.Aku duduk di tempat tidur dan menbuka seragam sekolah ku satu persatu dari dasi hingga seragam ku buka, handuk nya kulepas dan rasanya "lega sekali, dari tadi sesak banget susah napas" ucapku yang mengeluh karena harus menyembunyikan bentuk ku yang seperti anak SD yang baru punya payudara
ku taruhdi sampingku. Rasanya lega sekali bisa duduk tenang di tempat yang sepi, aku rebahan di kasur dengan telanjang dada hanya dengan bawahan celana sekolah.Saat aku mulai merasa sedikit lebih nyaman, tiba-tiba aku mendengar langkah kaki mendekat. Aku panik dan langsung menarik selimut lebih erat ke tubuhku, berusaha keras untuk menyembunyikan dadaku apa lagi sekarang terlihat aneh begini. selimut ini tebal rasanya hangat dan kuyakin karena tebal tidak akan nyeplak dadaku.
Rasanya seperti jantungku berdegup lebih cepat, aku takut ketahuan..Begitu petugas itu memasuki ruangan, dia terlihat terkejut melihat ada pasien di UKS hari ini. Dia adalah Bu Nuri, beliau adalah wanita berusia sekitar 32 tahun dengan penampilan yang menarik. Dia mengenakan seragam putih yang pas di tubuhnya, menonjolkan sosoknya yang ramping tubuhnya seksi dangan seragam yang lumayan ketat lekuk tubuhnya terlihat indah. Murid mana yang tidak tergoda dan juga anak anak di kelas ku ada yang pura pura sakit demi ketemu sama bu nuri, (termasuk aku sih). Rambutnya yang panjang dan bergelombang diikat rapi, dan dia mengenakan kacamata dengan bingkai elegan. Kesannya profesional dan ramah, tapi aku tidak bisa menahan rasa gugupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Punya Hormon Cewek
Genç KurguPERINGATAN: Cerita ini mengandung tema dewasa seperti eksplorasi seksualitas dan perubahan gender. Hanya untuk pembaca berusia 21+ . Harap bijak dalam membaca dan menghormati batasan pribadi masing-masing. Cerita ini tidak dimaksudkan untuk konsums...