27. Pulang

360 50 18
                                    

Sudah hampir dua hari Rosa berada di rumah sakit, pagi tadi Rosa sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Kali ini yang menjemput Rosa gak rombongan ya, cuma Jafrian, Lizia sama Minggu saja, yang lainnya menunggu di rumah.

"Bener udah sembuh belum lo?" tanya Lizia khawatir.

"Kalo udah dibolehin pulang ya udah sembuh lah kocak" jawab Rosa malas.

"Ya siapa tau masih kerasa sakit"

"YA MASIH LAH LO PIKIR NI LUKA BISA SEMBUH SEHARI?" sewot Rosa.

"Lagi sakit juga marah-marah mulu lo" ujar Lizia.

"Lo bikin emosi"

"Bisa jalan gak lo?" tanya Jafrian.

"Bisa lah, tapi pelan-pelan" jawab Rosa yang sudah berdiri di sebelah Jafrian.

"Kira-kira kalo gue bawa lo lari, lo marah gak?" pertanyaan Jafrian ini membuat Rosa kembali emosi.

"Lu pikir aja sendiri lah tapir"

"Gimana di kos gak ada gue? Pasti sepi ya, gue se berpengaruh itu ya sama suasana kos, pasti kalian selama dua hari ini kangen banget sama gu-" perkataan Rosa dipotong oleh Minggu yang langsung mengapit kepala Rosa di ketiaknya.

"Diem atau gue lakban mulut lo" ancam Minggu.

"BAU BANGSAT KETEK LO" sewot Rosa sambil menutup hidungnya.

"Gue baru mandi ya babi"

"Ketek gue wangi Ros" ujar Jafrian tiba-tiba.

"Masa sih ganteng, mau nyium dong" ujar Rosa dengan nada genit nya.

"Gak usah genit lo bajingan" sewot Lizia.

"Iri ya lo sama gue"

"Males banget iri sama lo" ujar Lizia melirik malas kearah Rosa.

Saat Rosa sampai di kost, Rosa tidak disambut dengan meriah, tetapi malah melihat semua anak kost yang sedang tidur seperti putri duyung.

"Babi masa gue pulang pemandangannya kaya gini" sewot Rosa tak percaya.

"Lah lu mau pemandangan kaya gimana? Orang sehari-hari begini" ujar Lizia.

"Sambut gue please gue mau disambut dengan meriah" ujar Rosa dengan mata yang berbinar.

"Ogah males" Lizia melirik malas Rosa.

"Emang gak ada yang sayang sama gue" ujar Rosa sedih dia berjalan kearah teman kos nya yang sedang tidur, dan dengan sengaja menginjak kaki Juna.

"ADUH ANJENG SAKIT" teriak Juna kesakitan, padahal dia lagi mimpi indah malah kebangun gara-gara Rosa.

"Ngalangin jalan lo babi" sewot Rosa.

"ITU JALAN MASIH LEGA YA KOCAK" teriak Juna emosi.

"Ya orang gue mau jalan sini"

"PUNYA MASALAH APA LO SAMA GUE, MAJU SINI BERTARUNG KITA" ujar Juna yang langsung berdiri dan sudah dengan gaya khas orang ingin bertarung.

"Gak mood ah males"

"Si bangsat"

"Eh Aming ada makanan gak? Laper nih gue" tanya Rosa pada Minggu.

"Allahuakbar makanan mulu yang lo tanyain" ujar Minggu heran.

"Eh kocak, lo belah nih dada gue ada apaan? MAKANAN BOS MAKANAN, HIDUP DAN MATI GUE CUMA MAKANAN" ujar Rosa dramatis.

"Biarin aja biarin selagi gak ganggu ternak warga" ujar Mattheo yang datang dari lantai dua.

"Justru kalo di biarin malah ganggu ternak warga" saut Jafrian.

"Kenapa sih lisannya jahat banget sama gue, dzikir perbanyak baca al-quran biar tutur katanya baik"

"Lo pikir lisan lo itu baik hah?" sewot Jafrian.

"Ya Allah kamu gak percaya sama aku?" tanya Rosa dramatis.

"Najis pencitraan"

"Awas ah lapar gue mau masak mie" ujar Rosa kembali menginjak kaki Juna.

"WOY BANGSAT"

Juna berteriak tidak terima, sedangkan Rosa terlihat mengabaikan teriakan temannya dan dengan santai melangkah ke arah dapur tanpa berbalik menanyakan keadaan Juna.

"Dia semenjak di begal kelakuannya makin sengklek anjir" ujar Minggu menatap punggung Rosa yang mulai menjauh.

Ketika Minggu sedang menatap dengan serius punggung Rosa, gadis itu tiba-tiba saja terdiam tidak melangkah, membuat Minggu khawatir.

"Kenapa Ros?" tanya Minggu khawatir.

Rosa berbalik dan menatap Minggu dan juga yang lainnya dengan tatapan yang serius, setelah menatap temannya satu persatu Rosa berlari menghampiri mereka.

"Apasih anjeng kenapa? Serem banget" sewot Juna.

"Sepatu gue mana?"

Pertanyaan Rosa itu membuat teman-temannya benar-benar emosi, bisa-bisanya disaat kelaparan dia masih ingat tentang sepatunya.

"BAJINGAN GUE BAKAR YA SEPATU LO" amuk Jafrian.

"Sepatu baru Jaf" ujar Rosa santai.

"Sepatu lo udah gue simpen tapir" ujar Lizia memukul pelan pundak Rosa.

"Mending sekarang lo bikin mie deh dari pada gue bakar badan lo" geram Minggu.

"Kenapa sih pada jahat sama gue, gak ada yang sayang sama gue, gue jadi korban begal juga gak-"

Juna yang mendengar temannya itu sudah mulai dramatis langsung saja memotong perkataan Rosa. "Lo pilih bikin mie atau gue buang sepatu lo"

"Iya gue masak mie"

Rosa pun akhirnya berbalik badan melangkah kearah dapur dengan sangat tidak bersemangat, perkataannya barusan bukan candaan seperti biasanya, dia serius berbicara seperti itu, tapi mungkin karena dia sering berkata seperti itu teman-temannya jadi tidak percaya.

Jafrian sadar ada sesuatu yang beda dari Rosa ketika gadis itu melangkah dengan tidak semangat, dia terus memperhatikan Rosa yang mulai memasak mie tanpa berkedip.

"Gak usah diliatin terus kali Jaf, gak bakal ilang juga anaknya" ujar Juna menyadarkan Jafrian. 

sorry kalo ada typo ya pren..

vote sama komen jangan lupa, vote sama komen kalian semangatku pren🙆🏻‍♀

love u all🦕

SAWALA 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang