28. Sisi Lain

352 47 12
                                    

Ditemani dengan secangkir teh hangat kini Rosa sedang duduk dengan wajah sedih di halaman kost, tanpa berniat meminum tehnya, Rosa hanya mengaduk teh nya dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan.

Jafrian yang hendak melangkah ke dapur, melihat Rosa yang sepertinya sedang tidak mood itu langsung saja menghampiri temannya.

"Woy ngelamun aja kenapa lo?" tanya Jafrian yang sudah duduk di hadapan Rosa.

Bukannya menjawab pertanyaan Jafrian, Rosa hanya memandangi Jafrian dengan lesu.

"Kenapa?" kali ini nada Jafrian lebih lembut.

"Gue akhir-akhir ini kayanya lagi sensi banget deh" jawab Rosa.

Jafrian tidak menjawab dia menunggu perkataan Rosa selanjutnya.

"Jaf apa gue gak boleh ya ngungkapin apa yang gue rasa?" tanya Rosa.

"Boleh lah, kata siapa gak boleh?"

"Lagian tiap gue ngomong, selalu dianggap bercanda padahal kan gak setiap menit gue bercanda" jelas Rosa.

"Mereka kayak gitu karena mereka tau lo anaknya kuat dan bodoamat sama semua hal"

"Tapi kan enggak juga, gue juga manusia yang punya perasaan yang bisa sakit hati, yang bisa cape"

Jafrian memandangi Rosa sebelum ia berucap kembali.

"Ros kalo menurut lo mereka gak ngertiin lo, lo bisa cerita sama gue ungkapin semua yang lo rasa, sakit, sedih, kecewa pokoknya semua lo bisa datang ke gue, gue siap buat dengerin semua itu, tapi satu hal yang lo perlu tau, kita semua tau lo anak yang kuat Ros anak yang ceria, makanya ketika lo ngomong mungkin selalu dianggap bercanda"

"Lo bisa bilang 'gue mau cerita' ke siapapun itu kalo misal lo kurang enak cerita sama gue, misal sama si Lilis lo bisa bilang kaya gitu dulu, kalo lo bilang kaya gitu kemungkinan mereka akan ngerti kondisi lo Ros, coba kalo lo gak bilang ya pasti respon mereka kaya gitu"

"HUWAAA JAFF" Rosa berteriak memanggil nama Jafrian dengan sedikit air mata yang menetes.

"Eh jangan nangis anjir" panik Jafrian.

"Makasih udah ngasih gue kata-kata mutiara lo itu, makasih untuk kata-kata hari ini kak Jaf" ujar Rosa diselingi candaan.

"Yeu kocak"

Jafrian melihat Rosa yang sudah kembali tersenyum, walau belum seperti biasanya tapi dia bersyukur Rosa kembali sedikit lebih ceria.

"Datang ke gue kapan pun lo butuh buat di denger Ros, gue bakal selalu ada tiap lo butuh" perkataan Jafrian membuat Rosa memandangi Jafrian dengan perasaan terharu, baru kali ini dia mendapatkan teman se pengertian Jafrian, temannya yang lain memang perhatian, tapi Jafrian adalah orang pertama yang selalu sadar jika Rosa sedang tidak baik-baik saja.

"Jaf kalo lo butuh tempat buat nampung semua cerita lo, lo juga bisa datang ke gue" ujar Rosa.

"Santai aja gue mah"

"Elah Jaf cowok biasanya lebih mendem semuanya sendiri, jangan di pendem gak baik"

"Hahaha iya iya Ros gue kalo kenapa-kenapa cerita sama lo" ujar Jafrian melirik Rosa sekilas.

"WOY BERDUAAN AJA" ketika Rosa dan Jafrian sedang mengobrol tiba-tiba saja datang Minggu yang entah dari mana.

"MONYET KAGET GUE" teriak Rosa.

"Jangan sedih-sedihan terus ah senyum lagi dong cantik" ujar Minggu.

"Apasih kata siapa gue sedih" sewot Rosa.

"Halah gak usah bohong orang gue nguping dari tadi" ujar Minggu santai sambil meminum teh Rosa.

"Si monyet"

"Lo masak gak Ming?" tanya Jafrian.

"Enggak males banget gue masak, si Jara juga lagi males masak, beli aja dah" jawab Minggu.

"Yaudah kalo gitu ayo kita beli makanan bertiga" usul Rosa.

"Males lah" ujar Minggu.

"Lo apasih yang gak males monyet?" tanya Rosa heran lagian dari tadi jawabnya males mulu.

"Tidur"

"Ayolah kita beli makan bertiga hibur gue yang lagi sedih ini pren" bujuk Rosa pada Minggu.

"Males"

"Njeng"

"Bercanda ayok dah beli sekalian beliin yang lain juga" ujar Minggu yang akhirnya mau untuk membeli makanan bersama.

"Pake apa?" tanya Jafrian.

"Mobil lo lah apalagi, ayok ganteng kamu yang nyetir ya" jawab Minggu mengikuti gaya bicara Rosa.

"WOY KAN HARUSNYA GUE YANG NGOMONG GITU" ujar Rosa tidak terima.

"Bodoamat"

Rosa, Minggu dan juga Jafrian sedang berada di salah satu rumah makan, sedang menunggu pesanan mereka jadi karena mereka sudah memesan untuk dibungkus saja, biar makannya bareng sama anak Sawala lainnya juga.

"Lu kebayang gak beli usus tapi ususnya lurus" ujar Rosa asal.

"Gak ada ya usus lurus monyet" sewot Minggu.

"Lah ada aja, kalo ususnya di catok kan jadi lurus" ujar Rosa santai.

"Beneran keganggu pola pikirnya" celetuk Jafrian.

"Coba kalian pikirin deh kalo gue tiba-tiba diundang di lapor pak"

"Gak usah lah malu-maluin yang ada" ujar Minggu pada Rosa.

"Eh monyet kenapa tiba-tiba ke lapor pak" sewot Jafrian.

"Kenapa sih kaya gak suka banget sama pendapat gue, kenapa gue selalu di bungkam di pertemanan ini, sakit hati gue, kalo udah gak sayang ngomong aja, gapapa kok" ujar Rosa kembali dengan sifat dramatisnya.

"Terusin aja sebelum gue jait mulut lo" ancam Minggu.

"Emang beneran udah gak ada yang sayang sama gue"

"Eh jangan sampe gue siram lo sama minyak panas ya" sewot Jafrian.

"Ya gini lah hidup gue selalu di bully" ujar Rosa menghela napas dan langsung menunduk.

"Eh stop drama deh ah ambil tuh makanannya udah jadi" ujar Minggu yang membuat Rosa langsung bangkit dengan semangat.

"Sini sayang datang ke mamah" ujar Rosa ketika melangkah untuk mengambil makanannya.

"Stok banyak makanan dah di kost, jaga-jaga dia galau cekokin aja makanan biar mood nya aman" ujar Jafrian yang disetujui oleh Minggu.

"Iya anjir mood nya emang cuma di makanan"

sorry kalo ada typo ya pren...

jangan lupa vote sama komennya pls pren🙆🏻‍♀

rawr🦕

SAWALA 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang