Minggu sedang bersantai sambil menonton tv malam ini, tidak hanya Minggu tapi juga terdapat anak Sawala yang lainnya, meskipun tidak semua karena masih ada yang diluar contohnya Jara dan juga Rosa.
"Si Jara sama Rosa mana dah belum pulang tuh anak dua" ujar Lizia sambil memakan cemilannya.
"Emang mereka pergi kemana Lis?" tanya Mira.
"Si Jara katanya ada kumpulan gitu, gak tau kalo si Rosa pamit ke gue sih mau nyari sepatu" jawab Lizia santai.
"Lah tumben si Rosa gak minta di temenin, biasanya tuh anak harus ada temennya terus" ujar Jafrian heran.
"Lagi mau me time kali anaknya" saut Bama.
"Gue mau masak mie ah" ujar Juna tiba-tiba.
"Gue mau Jun" ujar Jihan ketika melihat Juna sudah berdiri.
"Ayo masak berdua, gak mau gue masakin lo" ujar Juna menarik baju Jihan agar ikut dengannya.
"Ah bangsat"
Ketika sedang asik bercengkrama datang Jara dengan wajah kesal nya seperti ingin membunuh seseorang.
"Eh buset datang tuh salam, bukannya kaya mau bunuh orang" celetuk Yoga ketika Jara langsung saja mendudukkan dirinya di sebelah Yoga dengan sangat tidak santai.
"SEBEL BANGET GUE BANGSAT" amuk Jara tiba-tiba.
"Kenapa sih?" tanya Cheryl penasaran.
"Lu tau kan gue tadi kum-" perkataan Jara terpotong ketika dari arah dapur Juna dan Juga Jihan berlari membawa mie mereka sambil berteriak.
"TUNGGUIN GUE, GUE JUGA MAU DENGER CERITANYA" teriak Juna yang langsung duduk di lantai.
"Jadi gimana ceritanya?" tanya Jihan ketika sudah siap sekali mendengarkan keluh kesah Jara.
"Gini, gue kan tadi tuh kumpulan di cafe gitu kan, ceweknya tuh dikitan banget cuma ada tiga orang selebihnya cowok pokoknya udah lah beres tuh kan kumpulan, temen-temen gue yang cewek udah pada pulang duluan, gue doang tuh yang masih nungguin ojek"
"terus?" ujar Dika meminta lanjutan dari cerita temannya.
"Nah pas gue nunggu ojek tuh ada temen gue laki-laki nyamperin gue, gue kira apa kan, dia nawarin gue pulang bareng, gue gak mau karena udah keburu pesen ojek online terus dia maksa-maksa gue gitu, megang tangan gue kenceng banget, sakit lah anjir terus-" Jara menghentikan sejenak ceritanya untuk mengambil nafas.
"Apa kenapa?" tanya Mira.
"Terus dia mulai megang badan gue yang lainnya, ih anjing pengen nangis banget gue disitu, gue tonjok lah mukanya untungnya juga ada polisi disana" Jara mengakhiri ceritanya dengan sedikit air mata yang akan jatuh.
"BANGSAT, DIMANA COWONYA ANJENG KASIH TAU GUE JAR" amuk Yoga ketika mendengar cerita temannya.
"BAJINGAN BISA-BISANYA, UNTUNG LO TONJOK JAR" Lizia juga ikut emosi ketika temannya diperlakukan seperti itu.
"Gue sedih banget bajingan" ujar Jara yang sudah menangis.
"Nangis aja Jar gapapa" ujar Ella memeluk temannya.
Jara membalas pelukan Ella dengan erat, selama beberapa menit mengeluarkan tangisannya di pundak Ella, setelah merasa puas Jara pun melepaskan pelukannya.
"Udah ah, udah diurus sama polisi juga anaknya, bagi dong mie nya Ji" ujar Jara yang tiba-tiba saja meminta mie Jihan.
"Yeu si bangsat beres nangis langsung minta mie" sewot Jihan, meskipun Jihan terlihat tidak suka dia tetap memberikan mie nya pada Jara karena melihat mata Jara yang sembab Jihan jadi kasihan dengan temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAWALA | 97L
Fiksi RemajaKost yang teletak di pinggir kota itu terdapat penghuni yang tidak biasa, yang diberikan nama "Kost Sawala" yang berarti perdebatan atau diskusi, yang lebih sering diberi julukan "Kost Gila" karena tingkah laku penghuninya yang bikin geleng-geleng k...