Chapter 7

65 8 1
                                    

Catatan Penulis:

Kata guru diubah jadi tuan.

Juga, kalau kalian tertarik kalian bisa coba baca novel yang saya buat satu lagi judulnya, "Menjadi Penjahat Wanita Dalam Novel Romansa"

Terima kasih, selamat membaca.

_______

“Sial! Padahal aku sudah senang buah yang kubawa berhasil terjual sepuluh buah, bahkan aku dapat uang koin berjumlah 2 silver 50 bronze berkat penjualan itu. Setidaknya uang ini tadinya mau aku gunakan untuk membeli pakaian RuanRuan. Namun, apa-apaan! ternyata harga pakaian yang murahpun berharga 5 koin silver. Itu benar-benar memalukan saat aku dengan bangga masuk ke toko itu, dan ternyata malah terdiam dengan harga pakaian yang dijual.”

"Apa barang-barang yang kujual terlalu murah? Kulihat penjual buah di kota ini yang saat aku menguping setidaknya mereka juga menjual 50 koin bronze. Maafkan tuanmu yang tidak berguna ini RuanRuan, aku tidak bisa membelikan pakaian yang pantas untukmu."

Saat sedang berjalan dijalan setapak hutan kematian, Vheena mengeluh ketika dia ingin membeli pakaian untuk muridnya. Memalukan baginya saat memasuki toko pakaian, ternyata tidak ada satupun yang bisa dia beli.
Padahal rencana dia adalah, akan menggunakan uang itu untuk membeli pakaian muridnya. Walaupun dia sudah membuat pakaian untuk muridnya, kenyataanya pakaian itu sangat buruk. Mengingat dia tidak pernah membuat pakaian di dunia lamanya.

‘Huuuh… seharusnya dulu di dunia lamaku, lebih baik jika aku lebih banyak belajar hal-hal bermanfaat daripada cuma sering bermalas-malasan. Aku sangat malu datang ke dunia ini tanpa adanya sedikitpun keahlian.’ Pikirnya.

‘Tadi, wanita yang membeli buahku apakah dia mungkin seorang kultivator? Aku curiga melihat auranya yang berbeda dari orang biasa, apalagi dia juga sangat cantik. Cuma, kenapa dia membeli buah yang kujual ya? Padahal seingatku seorang kultivator tidak memerlukan makanan biasa karena biasanya makanan itu hanya jadi kotoran pada tubuh mereka, aneh sekali memikirkannya.’

Sambil berjalan pulang dirimbunnya pepohonan, pikiran Vheena hanya dipenuhi hal-hal acak akan semua kejadian yang dia alami hari ini.

____

‘Akhirnya sampai juga di rumah, untung saja aku tidak terlambat pulang. Kalau tidak bisa-bisa nantinya aku kesulitan pulang karena hari yang sudah gelap. Melihat setiap hari halaman depanku yang selalu bersih, tampaknya RuanRuan benar-benar rajin dengan tugas yang kuberikan. Yah, walaupun dia agak merepotkan karena menjadi muridku, setidaknya dia rajin mengikuti apa yang kusuruh.’

Melihat halaman depan rumahnya yang selalu bersih membuat Vheena senang dengan muridnya. Meskipun sisi negatifnya, dia harus selalu berpura-pura didepan muridnya. Setidaknya sisi positifnya, dia memiliki seorang murid yang patuh mengikuti kata-katanya.

Sambil membuka pintu dan menggantung jubahnya di belakang pintu, ia melihat muridnya mendatanginya sambil berbicara,

“Selamat datang tuan! Biar RuanRuan saja yang membawa barangnya ke gudang!”

“Wah..wah, seperti biasa kamu selalu bersemangat ya. Saat tuan pergi kamu tidak mengendur saat berlatih, bukan?” balas Vheena tersenyum melihat muridnya.

“Tentu tidak tuan!! Tidak sekalipun RuanRuan mengendur! Bahkan setelah menyelesaikan push-up, sit-up, squad jump, dan lari. RuanRuan terus menerus memukul batu besar itu sampai sore!” Serunya menyangkal perkataan tuannya dengan wajah memerah.

“O-ou… maaf, maaf, tuan cuma bercanda.” Balas Vheena agak malu melihat muridnya tidak bisa diajak bercanda.

‘Dia gak marahkan? Apa tadi perkataanku menyinggung muridku? Melihat wajahnya masih memerah sepertinya dia masih marah, apa yang harus kulakukan dengannya?’

Menjadi Guru Terkuat Dengan Murid Yang Jenius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang