Chapter 3

170 15 6
                                    

Catatan penulis:

Kalau kalian sudah membaca bab 1 dan 2. Lebih baik membacanya kembali, karena kurang puas dengan tulisannya terpaksa saya merombak ulang ceritanya.
Entah tulisan yang dulu atau yang sekarang yang lebih baik saya tidak tau kalau bisa beri komentar..

Ini babnya nikmatilah..

_________

  Wilayah yang cukup dalam di Hutan Kematian bagian utara, terdapat sebuah rumah biasa yang ukurannya kecil. Rumah itu sangat tersembunyi dari pandangan yang dihalangi oleh rimbunnya pepohonan disekitarnya seolah-olah alam sendiri yang menyembunyikannya.

Walaupun terlihat biasa, anehnya sekitaran rumah itu sangat dipenuhi dengan energi qi yang murni dan padat, bahkan rumah tersebut juga mengeluarkan aura misterius yang berbeda dari sekitarnya. Jika seorang kultivator melihat rumah itu pastilah ia seperti sedang melihat suatu hal rahasia tersembunyi yang dapat memudahkan pemahaman serta kenaikan tingkat kultivator tersebut.

Pagi harinya, terdengar suara ayam berkokok di halaman belakang rumah biasa itu yang membangunkan  pemilik rumah tersebut. Pemilik rumah itu tampak linglung karena baru bangun dari tidurnya, beberapa detik kemudian pemilik itu sadar dan melihat keluar jendelanya yang cerah.

Terkejut dengan kecerahan pagi itu membuat pemilik itu lari tergesa-gesa dari kamarnya untuk membuat sarapan pagi. Setengah jam kemudian, bangun seorang gadis kecil di salah satu kamar lain rumah itu karena mendengar suara keributan di rumah tersebut.

Keluar dari kamarnya, gadis kecil itu pergi ke tempat suara itu berasal dan mendapati gurunya sedang mempersiapkan makanan di meja.

Berjalan mendekati gurunya untuk membantu menyiapkan makanan, gurunya menolak bantuannya dan menyuruhnya untuk duduk saja. Setelah semua makanan berada di meja, guru itu mempersilahkan muridnya untuk makan bersamanya.

“Terima kasih makanannya guru, maaf karena tidak membantumu untuk membuat makanan itu.”

“Tidak apa-apa, lagipula kamu pasti lelah karena perjalanan semalam.”

Melihat dan mendengar perkataan muridnya dengan nada dan ekspresi sedih, Vheena tidak mempermasalahkannya, agar membuat muridnya pulih dari penyesalan itu dia menyuruh muridnya untuk mencuci piring saja.

Setelah muridnya mencuci piring, dia langsung menyuruhnya untuk mandi dan membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian muridnya mendatangi Vheena yang sedang bersantai memakan buah.

Menatap muridnya yang masih menggunakan pakaian buruk itu, membuatnya ingat bahwa dia lupa memberi muridnya pakaian. Mengajak muridnya pergi ke kamarnya untuk mengambil pakaian dia jadi berpikir.

‘Mengingat aku dari dulu tinggal sendirian, tidak mungkin aku memiliki pakaian yang cocok untuknya. Kalau aku pergi ke desa itu lagi untuk meminta pakaian pasti akan mengurangi imageku di mata penduduk desa. Lagipula aku cukup malu sering meminta bantuan mereka sedangkan aku tidak ada memberi mereka apapun.’

‘Untuk saat ini lebih baik jika RuanRuan memakai pakaianku saja, dan nanti aku bisa membuatkannya pakaian dari jarum dan benang yang kuminta dari penduduk desa.’

Berpikir sebentar melihat semua pakaiannya, Vheena langsung memilih dan memberi pakaiannya yang cukup kecil kepada muridnya untuk dia pakai. Melihat muridnya mengganti pakaian di depannya dan memakai pakaian yang pastinya lebih lebar dari tubuhnya, membuatnya membangkitkan hasrat tersembunyi di dalam dirinya.

‘Ugh, gadis kecil ini terlalu polos, dia tidak malu ganti pakaian didepanku apakah karena sekarang aku adalah wanita yang membuat dia tidak curiga kepadaku? Jika begini terus lama-lama bisa membuatku menjadi seorang lolicon.’

Menjadi Guru Terkuat Dengan Murid Yang Jenius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang