Tujuh jam Luo Xianxiu terbang tanpa henti, akhirnya dia sampai di tempat hutan yang menyembunyikan rumah tuannya. Namun saat dia masih melayang di langit dan ingin terbang turun ke rumah tuannya, dia terkejut ketika pandangannya menyaksikan hutan pepohonan disekitar rumah tuannya tumbang dan hancur seperti bekas pertarungan.
“Hah! Apa yang sebenarnya terjadi disini? Kenapa hutan disekitar rumah tuan tumbang dan hancur? Apa baru saja terjadi pertarungan disini? Di pohon yang runtuh itu apakah ada seseorang? Kulihat baik-baik di pohon yang banyak tumbang itu tampaknya memang ada dua orang anak kecil sedang jongkok, …bukannya itu kakak senior dan Long Linglu? Apa yang sedang mereka berdua lakukan? Kenapa mereka sedang jongkok disana?”
Penasaran dengan penyebab hutan pepohonan disekitar rumah tuannya hancur dan apa yang sedang dilakukan oleh Ruan Xiaoyue serta Long Linglu, Luo Xianxiu terbang turun kearah mereka berdua untuk menanyakannya.
“Kakak senior, apa yang sedang kamu dan nona Linglu lakukan saat jongkok disini?”
“Huh, adik junior? Darimana saja kamu? Dari semalam aku tidak melihatmu ada di rumah tuan.”
“Aku pergi pulang ke kerajaan karena ada urusan. Sedangkan kakak senior apa yang sedang kamu lakukan dengan nona Linglu saat jongkok disini?”
“Oh begitu. Seperti yang kau lihat, aku dan Long Linglu sedang menanam bibit pohon.”
“Hah? Menanam bibit pohon? Apa kakak senior melakukan itu karena untuk mengganti semua pohon yang tumbang dan hancur ini? Memangnya apa yang sebenarnya terjadi, sampai bisa membuat hutan di sekitar rumah tuan rusak seperti ini?"
Mendengar Luo Xianxiu yang berkata ingin mengetahui pennyebab pepohonan yang hancur, Ruan Xiaoyue dengan malu-malu membalas perkataannya namun dipotong sebelum dia bisa menjelaskan.
“Yah… sebenarnya semua ini terjadi karena-“
“Ruan Xiaoyue! Cepatlah tanam bibit pohon yang kuberikan kepadamu! Kita harus sudah menanam semuanya sebelum tuan datang dan memarahi kita karena telah menghancurkan hutan disekitar rumahnya!”
“Oi! Kenapa pula kau berbicara kepadaku dengan marah-marah seperti itu! Lagipula semua ini terjadi karena kau yang mengajakku untuk tanding ulang!”
“Kenapa pula kau malah menyalahkanku! Lagipula semua ini terjadi karena kau yang dengan bodohnya kabur dari seranganku ke arah rumah tuan!”
“Sialan kau! Bagaimana pula aku tidak kabur saat kau menyerangku dengan perubahan nagamu, apalagi kau menggunakan teknik hujan sinar cahaya itu! Aku pasti akan mati jika tidak kabur ke rumah tuan saat kau menyerangku dengan teknik itu, kau benar-benar tidak punya hati saat bertarung denganku menggunakan seluruh kekuatanmu naga sialan!”
“Mana aku tau kalau kau bisa mati terkena serangan pamungkasku, lagipula aku menggunakan seluruh kekuatanku karena kupikir kau akan mencoba curang menggunakan jubah milik tuan yang kau kenakan untuk mengalahkanku!”
“Sialan! Mana mungkin aku akan bersikap curang seperti itu! Lagipula jubah yang tuan berikan efeknya tidak akan aktif sebelum aku hampir mati! Aku tau kau menggunakan seluruh kekuatanmu karena dendam denganku!”
“Jangan memfitnahku! Mana mungkin aku tau efek jubahmu baru akan aktif disaat kau hampir mati! Kau saja tidak ada sekalipun memberitahu aku saat kita bertarung tadi!”
“Sudah cukup! Kenapa kalian berdua selalu saja bertengkar! Hentikan saja pertarung kalian! Apa kalian masih ingin menghancurkan hutan disekitar rumah tuan lebih jauh?”
“Ugh, lagipula ini terjadi karena naga ini menggunakan teknik yang serangannya memiliki cakupan sangat luas saat dia menyerangku!”
“Guh, ini semua terjadi karena pengecut ini kabur ke arah rumah tuan saat aku menyerangnya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Guru Terkuat Dengan Murid Yang Jenius
FantasyDahulu kala, ada sebuah legenda tentang seorang Kultivator terkuat yang berasal dari kerajaan Fallen Rainbow. Kultivator tersebut mengangkat tujuh orang murid yang hanya dengan namanya saja mampu menggetarkan semua alam.Namun, banyak ahli yang menel...