Chapter 25

40 10 4
                                    

Catatan penulis:

Aku cuma ingin tau, apakah kesalahpahaman dalam cerita ini terlalu banyak sehingga mengganggu, atau tidak.

Jika iya, aku akan mengurangi kesalahpahamannya.

Jika tidak, ceritanya tetap seperti ini.

Terima kasih sudah membaca.

________

“Xianxiu, …buku ini kenapa kamu memberikannya kepada tuan?”

“Eh? Oh, maaf tuan, Xianxiu salah mengambil buku. Ini dia buku teknik kultivasi keluarga Xianxiu yang akan tuan perbaiki. Dengan kebaikan tuan karena akan memperbaiki teknik kultivasi keluarga Xianxiu, Xianxiu jamin keluarga Xianxiu akan sangat berhutang kepada tuan!”

‘Ini memalukan, bisa-bisanya aku salah mengambil buku saat memberikannya kepada tuan. Tu-tuan kenapa kamu pergi begitu saja? Apakah karena tuan tau kalau aku sedang merasa  malu sehingga tuan pergi meninggalkanku begitu saja? L-lalu, bagaimana dengan perkataanku tadi, apa tuan tidak akan memikirkannya? Apakah mungkin bagi tuan harta dan hutang budi keluargaku tampak konyol baginya. Pasti seperti itu, lagipula tuan sudah memiliki segalanya jadi tuan tidak akan terlalu memikirkan perkataanku tadi, apalagi dia sedang menyamar menjadi orang biasa.’

Bingung dengan alasan kepergian tuannya, Luo Xianxiu merenung mencari-cari apa alasannya. Setelah mendapatkan kesimpulan alasan kepergian tuannya, dia hanya bisa kagum dengan tuannya dan tanpa sengaja mengeluarkan perkataan yang untungnya tuannya tidak mendengarnya.

“Tuan memang seorang abadi yang sangat hebat, dia bahkan pergi begitu saja untuk memperbaiki buku teknik kultivasi keluargaku tanpa peduli dengan perkataanku tadi. Seperti yang diharapkan dari seorang abadi yang sedang menyamar, mereka bahkan tidak bergeming dengan harta dan hutang budi.”

Karena tuannya meninggalkannya tanpa perintah apapun, Luo Xianxiu hanya bisa menunggu tuannya mendatanginya. Beberapa jam menunggu namun tuannya tidak datang, dia hanya bisa bermeditasi menunggu tuannya mendatanginya.

________

Pagi hari besoknya, Luo Xianxiu yang masih bermeditasi mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Karena penasaran siapa yang mendatanginya, dia membuka matanya dan melihat orang yang mendatanginya adalah tuannya. Melihat itu adalah tuan yang dia tunggu, Luo Xianxiu bangkit dari meditasinya untuk memberi hormat kepada tuannya.

“Selamat pagi tuan.”

“Selamat pagi Xianxiu, apakah kamu baru saja selesai meditasi? Maaf karena tuan sudah mengganggu meditasimu.”

“Tidak apa-apa tuan, lagipula aku bermeditasi dari kemarin setelah tuan pergi meninggalkanku.”

“O-ou, uhum, ini buku teknik kultivasi keluargamu, untung saja tuan sudah membeli kertas, tinta dan kuas saat kita di kota perbatasan. Sehingga tuan bisa mengkoreksi teknik kultivasi keluargamu, ...mengenai buku itu lebih bai kamu simpan saja, karena sudah saatnya tuan memberimu teknik kultivasi yang tuan ciptakan untukmu.”

“Baik tuan.”

‘Tuan benar-benar sangat hebat, hanya dalam sehari tuan dapat memperbaiki semua kelemahan dalam teknik kultivasi keluargaku. Padahal ayahku pernah bilang kalau kakek buyutku saat menciptakan teknik kultivasi ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Seperti yang diharapkan dari tuanku yang seorang abadi.’

Menyimpan buku teknik kultivasi keluarganya yang telah diperbaiki oleh tuannya ke dalam cincin penyimpanan, Luo Xianxiu dengan wajah kagum buru-buru mengikuti tuannya yang telah pergi duluan meninggalkannya.

Pergi berjalan ke atas bukit hutan kematian dan melihat banyaknya pecahan-pecahan batu kecil dan besar serta pohon-pohon yang tumbang. Tuannya menyuruhnya berhenti setelah sampai disana.

Menjadi Guru Terkuat Dengan Murid Yang Jenius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang