Chapter 10.5

114 13 5
                                    

Catatan penulis:

Karena sudah sampai chapter 10, mungkin lebih baik jika diberi Side Story.

______

”Kepala desa Li! n-nona abadi itu datang kesini lagi!”

“A-apa kau bilang? Nona abadi datang lagi kesini! Dimana dia?!”

“D-dia ada di depan tempat masuk desa.”

Setelah mendengar dari salah satu warga desanya kalau nona abadi, orang yang telah mengubah desa datang. Kepala desa Li langsung pergi menuju tempat masuk desa untuk menemui nona abadi itu.

Sampai disana, dia melihat banyak penduduk desa mengerumuni nona abadi itu. Kepala desa Li mendekati tempat itu dan melihat nona abadi yang sudah lama tidak berkunjung ke desa. Dia dan penduduk desa juga terpana melihat tidak ada sekalipun perubahan dari wajah nona abadi itu walaupun sudah satu setengah tahun terlewat. Mendekati nona abadi, kepala desa Li ingin tau apa alasan kunjungan kedatangannya kemari.

“Yang mulia nona abadi, b-bolehkah saya tahu apa alasan anda datang kesini?”

“K-kamu tidak perlu memberiku gelar yang terlalu berlebihan seperti itu, anda kepala desa disini, bukan?”

“Benar, saya memang kepala desa dari desa batu ini nona abadi. Bisakah saya tahu kunjungan anda kesini karena apa?”

“Tidak ada alasan, aku cuma mau memberi kalian semua buah, dan sayuran yang telah kubawa dari rumah. Maaf kalau yang kubawa tidak cukup untuk kalian semua, dan aku juga minta maaf jika pemberianku tidak berharga seperti yang kalian pikirkan. Aku juga mau berterima kasih, karena dulu kalian telah membantuku membuatkan rumah untukku dan bahkan memberikanku barang-barang rumah tangga.”

“Terima kasih sekali dengan hadiah ini nona abadi! Saya dan semua penduduk desa tidak akan pernah sekalipun menganggap pemberian anda tidak berharga, kami pasti akan menerimanya dengan sepenuh hati! Sedangkan saat membantu membuat rumah anda, itu memang keinginan kami sendiri, jadi anda tidak perlu merasa tidak enak hati nona abadi.”

‘Ini Cuma basa-basi nona abadi bukan? Lagipula jika dia mau, dia bahkan bisa membuat rumah hanya dengan lambaian tangan. Melihat buah dan sayuran yang diberi nona abadi, aku sebagai kepala desa tidak pernah sekalipun tau jika ada buah dan sayuran ini di Hutan Kematian, mungkinkah buah ini berasal dari dunia abadi yang sering diceritakan dalam dongeng yang sangat terkenal di kalangan rakyat biasa?’ Pikir kepala desa sambil melihat buah dan sayuran yang dibawa nona abadi ke desa ini.

Mengambil keranjang yang dibawa nona abadi di punggungnya, kepala desa Li langsung menyuruh penduduk desa terdekat untuk membawa buah dan sayuran yang dibawa oleh nona abadi untuk disimpan.

“Yah, kalau begitu aku akan pergi.”

“T-tunggu nona abadi! Jika tidak mengganggu maukah anda makan disini? Kami tidak bisa cuma sekedar menerima hadiah ini begitu saja.” Balas kepala desa dengan cepat saat melihat nona abadi itu ingin pergi.

‘Nona abadi tidak akan marah jika aku menghentikannya, bukan? Aku sebagai kepala desa batu benar-benar tidak ada niat apapun saat mengundangnya. Sebagai perwakilan desa ini aku benar-benar ingin berterima kasih kepada nona abadi karena setelah kunjungannya kesini semua tanaman dan binatang yang diternakkan di desa menjadi lebih sehat dan bergizi, Hutan Kematian di dekat desa jadi lebih aman, dan bahkan anak-anak di desa ini menjadi lebih berisi dan kuat setelah kedatangan nona abadi kesini.’

‘Setelah tahu itu karena nona abadi, kami semua pergi mengunjungi rumah nona abadi untuk berterima kasih, tapi anehnya lokasi rumah yang kami tau tidak ada sekalipun terlihat rumah nona abadi. Selagi nona abadi disini tentu saja aku sebagai perwakilan desa ingin berterima kasih kepada nona abadi.’

Kepala desa Li cukup takut dengan betapa beraninya dia menghentikan nona abadi itu, sambil memikirkan alasan dia berani melakukan itu dan melihat nona abadi menatapnya dari balik jubahnya. Setelah beberapa saat, nona abadi itu mengangguk mendengar perkataannya seperti nona abadi itu sudah tau alasannya dari mendengar pikirannya.

“Yah, baiklah akan kuterima, lagipula baru dua kali aku berkunjung ke desa ini jadinya aku juga sedikit tertarik untuk melihat apa saja yang ada di desa ini.”

“Terima kasih sekali nona abadi karena sudah menerima tawaran tidak sopan dari saya yang rendah ini.”

Setelah melihat nona abadi mengangguk ringan mendengar dia berterima kasih, kepala desa Li langsung membawa nona abadi untuk melihat-lihat semua yang ada di desa ini.

“Nona abadi! Kamu sangat cantik sekali! Tolong peluk aku!”

“O-oi! Kalian anak-anak pergi! Jangan mengganggu nona abadi!”

“Eh? Kalian ingin kupeluk? Yah, tidak apa-apa. Anak-anak semuanya datanglah kesini.”

Panik melihat betapa tidak terhormatnya anak-anak desa mendekati nona abadi dengan pakaian kotor mereka, kepala desa Li langsung mendekati mereka semua untuk mengusir mereka. Mendengar nona abadi mengabaikan kemarahan kepala desa Li dan bahkan bermain dengan anak-anak desa. Kepala desa Li hanya bisa menghela napas senang melihat kebaikan nona abadi.

“Kepala desa, anak kecil yang menyendiri itu siapa? Kenapa dia seperti terisolasi? Apa penduduk desa membencinya?”

“Tentu saja tidak nona abadi! Anak kecil itu bernama Liang San, dia anak tukang penempa di desa ini. Saya tidak tau pasti alasan dia menyendiri, mungkin saja alasannya karena dia hampir mati  tenggelam di dekat sungai desa ini. setelah selamat dia jadi agak pendiam dan jarang bergaul dari yang saya ketahui.”

“Oh..”

Saat sedang bermain dengan anak-anak, nona abadi itu melihat seorang anak kecil menyendiri yang cukup jauh menatapnya. Karena penasaran nona abadi itu bertanya kepada kepala desa Li, setelah mendengar penjelasan kepala desa Li, nona abadi itu hanya mengangguk acuh setelah tau alasannya.

Tidak jauh dari situ, anak kecil yang sedang dibicarakan itu mendekati nona abadi seperti dia tahu kalau dia sedang dibicarakan oleh nona abadi. Mendekati nona abadi, anak kecil itu langsung saja berbicara kepadanya dengan mengatakan,

“Nona abadi, tolong jadikan aku muridmu! Kau pasti tidak akan menyesal menjadikan aku muridmu, kalau kau menjadikan aku muridmu, setelah aku menjadi kuat. Akan ku pastikan kalau aku akan menguasai dunia ini dan akan kuberikan semuanya kepadamu.”

“Eh?”

“K-kau! Berani sekali kau meminta nona abadi untuk menjadikanmu sebagai muridnya! Kau sudah melewati batas! Kalian panggil ayahnya si penempa! Anaknya sudah melewati batas!”

Tidak bergeming mendengar kemarahan besar kepala desa Li kepadanya. Anak kecil itu hanya diam menatap nona abadi untuk mendengar apa jawabannya.

Setelah mendengar perkataan anak kecil itu, nona abadi hanya mengerutkan kening seperti tidak senang mendengar perkataan sombongnya. Dan menyembunyikan ekspresi itu dengan cepat tanpa disadari semua penduduk desa kecuali anak kecil itu sendiri.

Setelah beberapa saat nona abadi itu menjawab perkataan anak kecil itu dengan ekspresi ramah,

“Anak kecil tidak Liang San, bukan? Mendengar sikap seriusmu saat ingin menjadikanku gurumu, aku cukup senang mendengarnya… tapi, maaf, aku sedang tidak ingin menerima murid.”

Setelah mengatakan kalimat itu, nona abadi langsung pergi dari sana yang dikejar oleh kepala desa Li tanpa melihat ekspresi anak kecil tersebut.

Mendengar jawaban nona abadi itu dan ditinggal sendirian disana, ekspresi polos anak kecil itu langsung menghilang dan digantikan dengan ekspresi kemarahan yang tidak seperti ekspresi seorang anak-anak.

“Bajingan! Berani sekali kau menolak aku yang terhormat ini! aku yang terhormat ini setelah terlahir kembali dari alam lain, tidak bisa menerima perkataanmu! Lihat saja, setelah aku menjadi abadi dengan teknik tersembunyi tingkat Mystic dari sekte Liang. Akan ku pastikan sifat sombong mu itu akan hancur setelah ku buat kau menjadi budakku!” Ungkapnya dengan nada penuh kemarahan.

Nona abadi yang dimaksud tentu saja tidak tau tentang kemarahan anak kecil itu, dia dengan mudah melupakan hal remeh itu karena tidak mau repot-repot menerima murid. Nona abadi itu benar-benar melupakannya setelah makan di rumah kepala desa dan kembali ke rumah dengan ekspresi senang karena telah membawa jarum, ikan, sayuran, serta alat-alat rumah tangga yang dia minta dari kepala desa.

Menjadi Guru Terkuat Dengan Murid Yang Jenius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang