BAGIAN 2. THE FIRST FOLIO

1.1K 256 31
                                    

👑 BAGIAN 2 👑


Teman-teman semua, selamat membaca 🤍

*

"Dokter Tari, pasien di bangsal Lavender no 2 mengamuk, Dok."

Derap langkah yang berubah arah. Bestari menerima papan jalan berisi salinan catatan medis pasien yang dimaksud dan membacanya ulang sambil melangkah panjang. Mereka berpacu dengan waktu dan lorong panjang yang sunyi membuat segalanya terasa sangat lama.

Bangsal Lavender berada di gedung lain berbatas lorong panjang. Bestari masuk ke bangsal itu diikuti oleh perawat yang nampak sangat berhati-hati.

"AC nya kurang dingin, Sus."

Ketegangan mereda seketika saat masalah ditemukan dengan cepat. Bestari meminta perawat mengatur ulang suhu ruangan.

"Mas Waluyo, tidur yang nyenyak ya."

"Nggih, sayang."

Bestari menoleh ke belakang. Di sana, perawat yang sejak tadi mengekornya menutup mulut menahan tawa. Bestari menghampiri perawat itu dan mencubit lengannya pelan. Dan nyatanya perawat jaga yang lain juga melakukan hal yang sama.

"Kalian ini, panikan."

"Maaf, Dok." Para perawat jaga menjawab serempak.

Pintu bangsal kembali ditutup. Setelah derit panjang pintu besi itu, kesunyian segera menyergap. Bestari melambai ke arah perawat jaga yang kembali duduk di meja mereka. Dia berjalan menuju ruangannya dengan melintasi taman di depan bangsal. Langkahnya terhenti di bangku taman dan dia duduk di sana. Mengabaikan suasana sekitar yang remang karena lampu taman ada beberapa yang mati, Bestari meregangkan tubuhnya.

 Mengabaikan suasana sekitar yang remang karena lampu taman ada beberapa yang mati, Bestari meregangkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shift malam selalu seperti ini. Apa aku sudah jompo?" Bestari tertawa pelan dan menggerakkan jemarinya ritmis. "Jiwa muda raga jompo. Hedew..."

Bestari mendongak dan menatap bulan oranye yang nampak besar walaupun bukan bulan penuh. Dia menikmatinya dan selalu menyukai suasana dengan rembulan bersinar seperti itu. Aura mistis memenuhi malam dan dia suka membayangkan peri-peri tak kasat mata tengah bermain di bawah sinar bulan seperti itu.

"Aaah..." Bestari beranjak ketika dia justru merasakan kantuk mendera. Dia melangkah ke arah bangsal Cattleya dan menyusuri sepanjang selasarnya. Di setiap pintu, dia melongok ke dalam melalui kaca kecil di tengah pintu. Pasien di setiap kamar dalam satu bangsal memiliki keunikan tersendiri. Ada yang menyukai tidur dalam gelap dan ada yang menyukai tidur dengan lampu yang tetap menyala.

CEO SANG ARUTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang