Bagian 28. RAHASIA

906 252 12
                                    

Selamat membaca teman-teman 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca teman-teman 🤍

*

Menumpu tangan dan mengusap bibirnya pelan untuk menyembunyikan kegelisahan, Bestari berdiri agak jauh dari Jade. Jade tengah berbicara serius dengan Jack yang masuk ke unit apartemen itu. Sesaat kemudian Jack dan beberapa orang yang berada di luar, menerima perintah yang sama dengan Will. Lalu semua terlihat bergerak cekatan.

"Ini sepertinya bukan kali pertama. Kau hidup seperti ini?"

Bestari menghampiri Jade yang baru saja menutup pintu.

"Sampai semua ini jelas. Tapi, kadang situasi seperti ini adalah keisengan anak-anak muda yang sok-sokan tergabung dalam sebuah gangster."

"Ini adalah situasi serba salah ketika senjata menjadi legal. Kau harus jujur padaku."

Jade menatap Bestari yang nampak keras kepala. Dia akhirnya mengangguk-angguk karena merasa percuma saja menyembunyikan segalanya dari Bestari.

"Apa? Heh?"

Jade bertanya ketika Bestari tiba-tiba menarik lengannya dan menyeretnya ke ruang keluarga. Dia menunjuk bekas peluru yang tidak ada artinya karena jendela yang anti peluru.

"Bukan berarti kau hidup dalam dunia gangster kan? Jangan mentang-mentang ayah tirimu adalah pemimpin Los Mecetheros."

"Begini Bestari. Tidak ada satupun keluarga Leandro tidak terhubung dengan gangster. Kami mengakuinya. Dunia bisnis terkadang seperti itu. Kami membutuhkan orang-orang seperti itu. Mafia? Ayah tiriku benar berada dalam lingkaran bahkan ketika beliau mengatakan bahwa beliau mengundurkan diri untuk pensiun. Itu tidak bisa sepenuhnya dilakukan karena banyak alasan."

"Bagaimana dengan bisnis itu?"

"Aku selalu melakukan yang legal."

"Lalu yang terjadi sekarang?"

"Banyak kemungkinan. Aku tidak akan memungkiri. Satu, anak-anak iseng. Dua, sesuatu yang lebih serius tapi tidak ada hubungannya denganku. Tiga, ini bagian dari dosa-dosa ayahku yang harus aku bereskan."

"Huum?"

"Brad Paisley meninggalkan dosa sebagai warisan. Aku tidak akan bohong padamu. Kekacauan yang dia buat seperti kotak Pandora yang ketika dibuka akan muncul kotak lagi seakan tidak ada habisnya. Tidak cukup waktu yang sedikit ini untuk menyelesaikan itu semua. Aku melakukan yang terbaik dan semua jauh dari kata selesai. Apa yang diperbuat oleh ayahku menjadi semacam efek domino yang menyakiti banyak pihak."

Bestari termenung. Dia merasa tidak bisa memberi tanggapan apapun. Apa yang Jade katakan adalah sesuatu yang besar. Bestari mendengar kesakitan dari nada bicara Jade seakan memang tidak ada kenangan yang baik atas ayahnya.

"Aku tidak bisa menunggu hingga semua selesai untuk bisa bersamamu. Aku tidak mau melakukannya. Ini terkesan aku akan menempatkan mu dalam bahaya. Tapi, aku benar-benar tidak bisa melakukannya. Apa kau akan memikirkan ulang semuanya? Aku sudah menunggu sangat lama." Jade menggerakkan jari tangannya seolah dia tengah berhitung.

CEO SANG ARUTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang